23|Dalam Realita|

9 2 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jumat Mubarak!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jumat Mubarak!

Juliana telah siap dengan pakaian serba indigonya, akhirnya mimpi kecil itu terwujud setelah sekian lama ia menanti. Gadis itu memilih hari jumat sebagai hari warna favoritnya, jadi sebisa mungkin dirinya tak melewatkan satu pun momen yang terjadi, hari itu adalah hari percaya dirinya. Jadi, ia tak ingin mendengar hal buruk apa pun dari orang lain, selama ia melakukan hal benar maka hati kecilnya harus bersinar. Pagi ini ia berangkat ke kampus dengan menumpangi Transpormeter, karena jarak antara apartemen dan kampus tidak begitu jauh, jadi, ia dapat menikmati perjalanan santai itu. Ketika lampu merah di tepi jalan kota berpendar, ia menyaksikan sebuah mobil hijau berhenti di samping depan Transpormeter yang ditumpanginya.

Dari tempatnya ia sudah langsung bisa menebak siapa pemilik mobil itu. Tanpa membuang waktu, Juliana menarik Miniseluler dari saku gaun panjangnya, menyalakannya lalu mengirim pesan.

Assalamualaikum, aku duduk di dalam Transpormeter di samping belakangmu. ACCU2.

Kode Transpormeter, begitu isinya. Namun amat disayangkan karena sejak lampu merah itu berpendar hingga lampu hijau mulai menyala, tak satupun balasan pesan masuk pada Miniseluler miliknya. Tak perlu khawatir, gadis itu amat memahami, jika Green Mila tidak mungkin membalas pesannya ketika sedang berkendara, dan tujuannya mengirimi gadis itu sebuah pesan sebenarnya hanya ingin memberitahu bahwa mereka bertemu di jalur yang sama. Juliana tampak memerhatikan mobil yang melaju jauh lebih cepat di hadapannya, berangsur menjauh kemudian melenyap. Aku tahu pasti kau akan tiba lebih dulu, batinnya. Senyumnya merekah, melesakkan satu tangan ke dalam saku gaun, tak lama menarik sebuah earphone, melesakkan handphone cap ke telinga secara bergantian, setelah itu ia menghubungan ujung kabel ke dalam lubang suara pada Miniseluler,

Lagu Harapan Untuk Bertemu diputar di sepanjang perjalanan itu, dua puluh menit kemudian ia sudah tiba di kampus. Pintu Transpormeter terbuka secara otomatis, ia melangkah keluar dari dalamnya, melapas earphone, lalu kembali memasukkannya ke dalam saku gaunnya, sebenarnya musik itu telah berakhir sejak lima belas menit lalu. Saat ia menapak menuju kelas, seperti yang biasanya ia lihat dan dengar, ada banyak murid yang diam-diam menyorotnya, atau berbisik pada lawan bicaranya. Meski mereka melakukannya secara diam-diam, tetap saja Juliana tahu apa yang mereka bicarakan, begitulah ketika dirinya tak memanipulasi warnanya.

Wonder Colours: Fight in Color WorldWhere stories live. Discover now