Chapter 08: Fuck Me

3.1K 242 43
                                    

Sifra Maree

Dua pekan telah berlalu semenjak kejadian di mana Jungkook menggodaku di hari itu. Dan sejak saat itu, aku selalu menghindarinya. Ketika dia sedang sarapan, aku tetap di kamar dan akan keluar setelah dia pergi. Begitu juga ketika dia kembali ke flat, aku segera mengunci diriku di dalam kamar dan tidak akan keluar.

Terlebih lagi sekarang kuliah sudah dimulai. Hari pertamaku berjalan cukup baik. Aku bertemu banyak sekali wajah-wajah baru. Dan mereka semua juga sangat cerdas dan pintar. Aku merasa tersaingi. Jujur.

Di kampus, aku tidak bertemu Jungkook. Mungkin karena aku dan dia tidak berada dalam jurusan yang sama. Lagipula, aku juga tidak ingin bertemu dengannya. Jika bisa, aku ingin menghindarinya hingga aku lulus kuliah.

“Sifra. Hi!” seseorang memanggil namaku. Aku menoleh dan mendapati Megan Katy Pemberton. Kami berada dalam kelas yang sama dan di kampus, kami duduk bersebelahan. Oleh karena itu, kami saling mengenal.

Aku tersenyum padanya. “Hai.”

“Aku sejak tadi memanggilmu, tapi kau tidak mendengar.”

“Oh, ya?”

“Iya,” katanya.

Aku terkekeh. “Oh, maaf kalau begitu. Aku tidak mendengarmu. Ada apa kau memanggilku?”

“Aku ingin memberitahu sesuatu. Jadi, nanti malam, akan ada pesta untuk mahasiswa baru. Kau mau ikut denganku?”

“Pesta?”

“Iya. Diadakan di frat house milik Brandon Macallan. Ayo ikut denganku.”

Sungguh, aku tidak ingin pergi ke pesta. Bahkan aku belum pernah ke pesta, kecuali prom. Itu pun hanya satu kali saja. Jujur, aku bukan tipikal partygoer. Aku lebih suka diam di rumah dan membaca buku. Itu jauh lebih mengasyikkan.

Aku menolak, namun Megan memaksa. Berkali-kali dia memohon padaku untuk menemaninya dan dia berjanji padaku bahwa dia tidak akan meninggalkanku selama pestanya berlangsung.

Megan juga akan meminjamkan dress untukku. Tapi yang terpenting, aku harus setuju untuk ikut dengannya ke pesta penyambutan mahasiswa baru.

Pada akhirnya, aku menyetujui.

Megan pun membawaku ke rumahnya. Dia merias wajah dan rambutku. Serta, dia meminjamkan dress nya padaku untuk kupakai.

Setelah dia selesai denganku, kini dia yang merias wajahnya sendiri.

Pukul 19:00 PM, kami berangkat dengan menaiki Audi milik Megan. Jujur, ini kali pertama aku menaiki mobil mahal. Sebelumnya, aku tidak pernah. Aku terdengar aneh dan sedikit kuno, ya? Kuakui itu benar adanya.

Di frat house begitu ramai. Aku tidak menyangka bahwa akan banyak sekali orang.

Bau likuor memasuki penciuman hidungku. Oh, Jeez, there are lotsa booze here.

Megan menarik tanganku untuk menghampiri perkumpulan orang yang sedang duduk di sofa. “Hi!” sapa Megan kepada semuanya. “Aku membawa seorang teman dari Kelas Matematika. Say hi, this is Sifra.”

Mereka semua menyapaku. “Hi, Sifra.”

“Hi.”

Lalu, salah seorang dari mereka—entah namanya siapa—mengatakan. “Cantik sekali temanmu ini.”

Megan mengangguk. “Tentu. Um, Sifra, aku ingin mengambil minum. Apa kau ingin juga?”

“Semuanya alkohol?”

“Iya.”

Aku menggelengkan kepalaku. “Oh, tidak. Aku tidak meminum alkohol,” ujarku. Megan pun mengangguk dan dia pergi sendiri mengambil minum untuknya.

PORNOPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang