Sifra Maree
Setelah Jungkook selesai sarapan, dia membersihkan dirinya. Aku pun mencuci alat makan yang telah digunakannya.
Jungkook itu tidak akan pernah mau untuk mencuci alat makannya setelah dia selesai menggunakannya. Oleh karena itu, aku yang selalu mencucinya. Dia selalu meninggalkan alat makannya menumpuk di meja makan.
Sudah malas, jorok, menyebalkan pula. Untungnya dia tampan. Jadi dia termaafkan.
Selesai mencuci alat makan, aku duduk di sofa dengan buku di tanganku. Aku mengerjakan tugasku terlebih dahulu. Sekarang ini hari Sabtu, jadi aku memiliki sedikit kebebasan. Tidak ada rapat juga. Aku hanya perlu menyelesaikan laporan ini untuk dipresentasikan pada hari Rabu.
Tak lama kemudian, Jungkook menghampiriku dan duduk di sebelahku. Wangi tubuhnya membuatku hampir pingsan. Astaga, dia wangi sekali.
Rambutnya dan tubuhnya sangat wangi.
Aku menoleh padanya, dan tahukah kalian? Jungkook tidak pakai baju. Hanya memakai celana pendek bermerk PUMA miliknya itu. Dan dia sedang sibuk mengeringkan rambutnya.
“Tidakkah kau seharusnya memakai bajumu?”
Jungkook menggeleng. “Malas. Lagipula, bukankah aku terlihat lebih seksi saat sedang topless?”
“Ya, ya, terserah. Omong-omong, kau pakai sabun apa? Wangi sekali.”
“Gucci Bloom.”
“Oh, pantas saja.”
Jungkook menaikkan alisnya, “kenapa?”
“Tidak. Tapi kau wangi sekali.”
“Mau mencium lebih dekat?”
“Boleh?”
“Boleh.”
Ketika aku mendekatkan wajahku pada dadanya, di situ aku hampir mati. Wangi sekali. Astaga. Dan dadanya begitu bidang. Seksi sekali Jeon Jungkook ini.
Seperti membaca pikiranku, Jungkook mengatakan, “kalau ingin pegang dadaku juga boleh,” ujarnya. “But I’ll get to touch yours too.”
Aku mendecak dan menjauh.
Jungkook hanya terkekeh pelan.
Dia mendekat. “Bukannya kau libur?” aku mengangguk, “lalu kenapa mengerjakan tugas? For God’s sake, take a rest. Kerjakan saja besok.”
“Tidak bisa. Aku harus segera menyelesaikan laporan ini untuk dipresentasikan.”
“Well, fuck it.”
“Memangnya kau tidak ada tugas?”
“Ada.”
“Kenapa tidak mengerjakan?”
Jungkook menyilangkan tangan di dadanya. “Gunanya memiliki wajah yang tampan ya untuk menarik perhatian semua wanita. Terlebih lagi aku seksi. Jadi, semua tugasku sudah dikerjakan oleh mereka semua yang menyukaiku.”
“Really?”
“Tidak percaya?” Jungkook mengambil ponselnya di kamarnya, kemudian dia kembali lagi ke ruang tamu. Dia menunjukkan sesuatu padaku. “Ini, bukti bahwa tugas-tugasku sudah selesai dikerjakan. Saat di kampus, aku hanya perlu mengambilnya saja.”
“Bukankah itu perbuatan curang?”
“Tidak peduli.” Katanya.
Aku memutar bola mataku. “Ya sudah, terserah.”
Jungkook menemaniku mengerjakan tugas hingga dua jam ke depan.
Seusai mengerjakan tugas, aku istirahat sebentar. Jungkook masih ada di sebelahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PORNOPHOBIA
Fanfiction[SELF-PUBLISHING & TERSEDIA VERSI EBOOK] Pornophobia. Apakah kalian pernah mendengar kata tersebut sebelumnya? I guess you've never heard of it before. Dan mungkin juga, kalian tidak tahu bahwa hal tersebut benar-benar ada di dunia ini. Aku, sebagai...