Jeon Jungkook
Di kampus, Fiona tidak ada hentinya mengejarku dan terus meminta maaf padaku dengan mengatakan bahwa dia menyesal telah melakukan hal itu padaku. Dia juga telah mengakhiri hubungannya dengan Jeremy dan berjanji padaku untuk setia.
Aku muak mendengarnya mengatakan itu. Tapi Sifra bilang bahwa aku harus memaafkannya. Bagaimana pun juga, aku pernah mencintainya. Dia pernah memiliki bagian spesial di hatiku, meski dia menyakitiku.
“Fiona.”
“Ya, Jungkook?”
Kutatap matanya. Aku tidak akan bohong. Matanya memang indah dan hal itu yang membuatku jatuh cinta padanya.
Jeez, seberapa dulu aku mencintai wanita ini dan hampir gila karenanya. Tapi dia memilih untuk menyakitiku.
“Aku memaafkanmu. Tapi aku tidak bisa kembali denganmu. Kita sudah tidak memiliki koneksi dengan satu sama lain lagi. It’s like, we are back to being strangers. We want different things.”
“But I still love you—”
“But I don’t.”
Fiona menghela nafas. “Apa ini semua karena Sifra? Kau mulai menyukainya, kan? Aku melihat caramu menatapnya, Jungkook. Are you in love with her?”
“That’s none of your business.”
“Tapi Jungkook—”
Aku menggelengkan kepalaku. “Kumohon, Fiona, aku ingin ketenangan. Kau tahu bahwa aku benci disakiti apalagi diselingkuhi. Selama ini, memangnya aku pernah menyakitimu atau menyelingkuhimu? No, I did no such things. Bahkan aku tidak melihat ke arah wanita lain. Because I loved you so much, Fiona.”
“Aku minta maaf. Dan ini maksudku dengan menemuimu. Aku ingin kesempatan kedua. Mungkin kita bisa memulainya lagi dari awal. Kita bisa membangun kepercayaan pada satu sama lain.”
“No.”
“Everyone deserves second chances, Jungkook.”
“You are not everyone. And you definitely don’t deserve a second chance, especially from me.” Ujarku. “Jika kau bosan denganku atau bosan dengan hubungan kita, seharusnya kau katakan itu padaku. Bukan justru menyelingkuhiku. Aku sangat mencintaimu, Fiona, tapi kau menyakitiku. Kau menyelingkuhiku. Dengan musuhku. Jeremy. Seperti tidak ada pria lain saja?”
Fiona membasahi bibirnya. “Aku tahu aku salah. Tapi memang keadaannya saat itu aku sedang bersama dengan Jeremy dan dia membuatku nyaman.”
“You love him?”
“Jungkook—”
“Jawab.”
Fiona mengangguk. “Aku mencintainya, tapi hanya sementara saja. Kini perasaanku hanya untukmu dan aku memilihmu, Jeon Jungkook.”
“Jika kau cinta padaku dan kau memilihku, maka kau tidak akan pernah jatuh cinta pada Jeremy. I don’t want to be your second choice. Please, leave me alone.”
Aku meninggalkan Fiona sendiri di depan perpustakaan.
Tiba-tiba saja, aku teringat Sifra. Aku pun menghubunginya.
Di dering ketiga, dia mengangkat panggilanku. “Halo, Saint Andrew.”
“Ada apa?”
“I miss you. Kau di mana?”
“Sedang menyelesaikan laporan di ruang auditorium.” Katanya. “By the way, I miss you too.”
Sungguh, aku ingin memukul dinding setelah dia mengatakan hal itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
PORNOPHOBIA
Fiksi Penggemar[SELF-PUBLISHING & TERSEDIA VERSI EBOOK] Pornophobia. Apakah kalian pernah mendengar kata tersebut sebelumnya? I guess you've never heard of it before. Dan mungkin juga, kalian tidak tahu bahwa hal tersebut benar-benar ada di dunia ini. Aku, sebagai...