Chapter 10: Stay Away From Me

2.2K 238 34
                                    

Sifra Maree

Aku tidak tahu bagaimana cara membuat Jungkook tidak marah lagi padaku. Jujur, aku panik saat melihat dia tidur di sebelahku tadi pagi. Tentunya kalian akan panik seperti aku, bukan? Terlebih lagi aku memiliki phobia terhadap hal-hal tentang seks seperti itu.

Sedari pagi, aku di kamar dan mengerjakan tugas kuliah.

Tapi karena aku belum makan sejak pagi, jadi aku keluar kamar. Di ruang tamu ada Jungkook sedang menonton televisi. Oh, atau lebih tepatnya, dia sedang menyaksikan sesuatu yang sangat tidak kusukai.

Ya, dia menonton film porno di televisi. Desahan wanita yang ada di layar televisi nya membuatku jijik.

Jungkook ikut mendesah pelan.

Aku berusaha untuk tidak marah-marah padanya. Untuk hari ini, kubiarkan dia melakukan yang diingikannya.

Aku ke dapur. Namun, tidak ada bahan makanan. Mungkin aku harus berbelanja atau memesan makanan? Sepertinya lebih baik aku berbelanja dibandingkan memesan makanan, karena jauh lebih hemat.

Aku kembali ke kamar dan mengganti pakaianku, lalu aku berjalan menuju pintu keluar. Sebelum itu, aku bertanya pada Jungkook, “aku ingin membeli bahan makanan. Apa ada sesuatu yang sekiranya ingin kau beli?”

Jungkook menoleh sekilas, lalu membuang pandangannya dan tidak menjawab pertanyaanku. Dia masih marah rupanya. Tentu saja. Aku sudah menuduhnya seperti itu. Pasti dia sakit hati.

Aku menarik nafas. “Oke, kalau tidak ada, aku akan pergi, ya.”

Masih tidak ada balasan. Matanya sibuk menatap layar televisi. Jujur, aku benci film porno. Bagaimana bisa Jungkook menikmati itu semua dan tidak merasa jijik? Maksudku, dia sering melakukan seks, jadi untuk apa menonton film porno?

Karena Asda jaraknya cukup dekat dari flat, jadi aku berjalan kaki saja.

Aku membeli beberapa bahan makanan seperti daging dan sayur-sayuran, juga telur dan susu.

Seusai berbelanja, aku ke Starbucks sebentar untuk membeli minuman untukku dan Jungkook. Semoga saja dia mau memaafkanku setelah kubelikan Starbucks.

Ketika aku sedang mengantre, mataku melihat dua orang tengah menggenggam tangan satu sama lain sembari tertawa bahagia.

Itu Fiona.

Lho, kenapa dia bersama pria lain? Bukankah seharusnya dia dengan Jungkook?

Aku terus memperhatikan dua pasangan itu yang kini berhenti di depan sebuah mobil Chevrolet. Sebelum masuk ke dalam mobil, mereka berciuman terlebih dahulu. Oh my Gosh! Is this real? Jadi Fiona menyelingkuhi Jungkook?

Kenapa jahat sekali, sih? Padahal Jungkook setia padanya.

Seusai membeli semuanya, aku kembali ke flat dengan perasaan gelisah. Haruskah kuberitahu tentang Fiona padanya? Atau tidak? Itu bukan urusanku, sih. Tapi kasihan Jungkook. Tapi memang itu bukan urusanku.

Apakah kubiarkan saja?

Atau kuberitahu?

Yang mana yang harus kulakukan?

Pada akhirnya, aku memilih untuk tidak mengatakan apa-apa pada Jungkook. Tapi, aku menghampirinya dan memberikannya Starbucks yang sudah kubeli untuknya. “Ini untukmu.”

Jungkook menatapku dengan tajam. “Aku sedang tidak ingin meminum kopi.”

“Jungkook, oh, ayolah, maafkan aku. A-aku terkejut dan panik tadi pagi. Aku tidak bermaksud untuk menuduhmu seperti itu.”

PORNOPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang