Jeon Jungkook
“Hi, selamat pagi.” Sapaku kepada Fiona. Lalu, aku memberinya kecupan singkat. “Sudah lama menungguku?”
Fiona memutar bola matanya. “I’m waiting right here for about one and half hour, thank you very much.” Ujarnya dengan nada sarkastik. “Kau ke mana saja, sih? Kenapa lama sekali datangnya?”
“Oke, maaf. Tadi itu—ada masalah yang terjadi di flat.”
“Apa?”
“Flatmate-ku.”
Fiona menaikkan alisnya. “Flatmate-mu?”
“Ya. Kenapa kau tidak memberitahuku kalau dia wanita?”
“Flatmate-mu wanita?”
“Iya, dan dia mengatakan bahwa kau yang menyetujui kepindahannya untuk tinggal bersama denganku. Kenapa kau tidak memberitahuku mengenai hal itu, Fi?”
Fiona menggelengkan kepalanya. “Aku bahkan tidak tahu bahwa flatmate-mu wanita. Kupikir yang kemarin menghubungi itu adalah orang tuanya.”
“Jadi kau berpikir kalau Sifra itu adalah orang tua dari orang yang akan tinggal di flat denganku?”
“Namanya Saint Andrew, bukan Sifra.”
“Sifra Maree Saint Andrew. Itu nama lengkapnya, Fi. Seharusnya kau meneliti terlebih dahulu. Jangan langsung berasumsi seperti itu. Lihatlah, sekarang aku harus tinggal dengan seorang wanita selama tiga tahun.”
Fiona mendecak. “Kalau begitu, setelah satu bulan, biarkan saja dia pergi dan mencari flat baru.”
“Semua flat sudah terisi. Hanya aku satu-satunya yang masih kosong. Lagipula, harga sewa flat nya mahal, Fi. Aku butuh dia untuk membayar setengah harga sewa.”
“Oh, Jeon Jungkook, yang benar saja. Papamu itu kanselir di Oxford.”
“And yet, he didn’t leave any money for me.” Ujarku. “Aku mencari uang untuk diriku sendiri, Fiona. Oleh karena itu, aku sudah menetapkan bahwa Sifra tinggal denganku di flat. Semua ini terjadi juga karenamu.”
Fiona berdiri. “Kalau begitu, ayo.”
“Ayo . . . ke mana?”
“Ke flat-mu. Aku ingin melihat bagaimana rupa dari wanita bernama Sifra yang akan tinggal denganmu selama tiga tahun ke depan.”
“Dia cantik.”
“Jungkook!” Fiona memukul bisepku.
“Ah, kenapa kau memukulku?”
“Kenapa kau harus memuji wanita lain? Aku kekasihmu,”
Aku memutar bola mataku. “Kau ingin tahu bagaimana rupa dari Sifra. Well, aku bicara kejujurannya. Sifra memang cantik.”
“Tapi—”
“Tapi tetap Fiona nya Jungkook yang paling cantik.”
“Serius?”
“Iya.” Kukecup bibirnya. “I love you. Let’s go to the flat.”
-
Sesampainya di flat, Fiona yang masuk terlebih dahulu sementara aku memarkirkan mobil milikku. Kemudian, aku menaiki lift menuju ke flat-ku yang letaknya ada di lantai lima.
Saat kubuka pintunya, aku melihat Fiona sedang mengamati Sifra.
“Hi, Saint Andrew.” Sapaku.
Sifra segera memutar bola matanya saat mendengarku memanggilnya seperti itu. Haha. Lucu sekali.
Aku duduk di sebelah Fiona. Tanganku merangkul bahunya. Kemudian, aku bertanya, “karena kita gagal sarapan bersama, jadi, apa yang ingin kau lakukan hari ini?”
KAMU SEDANG MEMBACA
PORNOPHOBIA
Fanfiction[SELF-PUBLISHING & TERSEDIA VERSI EBOOK] Pornophobia. Apakah kalian pernah mendengar kata tersebut sebelumnya? I guess you've never heard of it before. Dan mungkin juga, kalian tidak tahu bahwa hal tersebut benar-benar ada di dunia ini. Aku, sebagai...