Chapter 09: Night Together

2.8K 230 37
                                    

Jeon Jungkook

Sifra menatapku, lalu dia tertawa. Lho, dia kenapa tiba-tiba tertawa seperti ini? Pasti ini semua karena likuor yang diminumnya.

Aku pun mendekat padanya hingga mulut kami hampir menyentuh satu sama lain dan itu membuat tawa Sifra berhenti seketika. Aku mencium bau alkohol dari mulutnya. “Kau benar-benar mabuk. Tentu saja, karena kau meminum scotch.”

“Memang kenapa?”

“Tidak.” Ujarku. “Jadi, bagaimana? Kau menerima tawaranku?”

“Kau punya kekasih, Jungkook.”

“Oh, jadi kalau aku tidak punya, kau mau melakukan seks denganku?”

Sifra mendecak, “bukan itu maksudku. Ugh, why are we even talking about this, huh? Lupakan saja. Kau tahu bahwa aku benci percakapan mengenai seks.” Katanya. “Omong-omong, kenapa kau tidak memberitahuku bahwa Papamu itu kanselir di Oxford? Bahkan title nya panjang sekali. Aku lupa apa.”

“The Rt. Hon. Lord Jeon Jungmin, CH, PC?”

“Ah, ya, itu.” Dia menghela nafas. “Aku terkejut saat tahu.”

Aku membasahi bibirku. “Ya, kupikir kau sudah tahu mengenai hal itu. Lagipula, persoalan aku anak siapa itu tidak penting, jadi untuk apa kubahas?”

“Tidak penting? Bloody hell, Jungkook, that bloody chancellor is your father.”

“Lalu, kenapa?”

“Itu berarti Oxford itu seperti milikmu. Kampus pribadimu. Papamu mengurusnya sejak tahun 2003. Pantas saja kau mudah masuk Oxford,”

“Kau pikir aku masuk Oxford karena Papaku seorang kanselir di sana? Tidak, Sifra. Aku berjuang sendirian. Tanpa bantuan Papa. Asal kau tahu saja.”

Sifra menarik nafas dan perlahan dia mendekat padaku. Tangannya menggenggam tanganku, “oh, oke, baiklah. Maaf karena sudah salah prasangka.”

Lalu, dia menaruh kepalanya di bahuku.

Jantungku berdegup kencang dan rasanya seluruh darah mengalir menuju ke pusat tubuhku. Fuck, I’m horny.

“Saint Andrew, aku horny. Kalau kau tidak menyingkir, maka aku tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi selanjutnya.”

“Jungkook?”

“Apa?”

“Kepalaku pusing.”

Aku mendecak. “Siapa yang menyuruhmu meminum scotch seperti itu, huh?” kemudian, aku mulai memijat kepalanya. “Pusing di bagian mana?”

Sifra memberitahuku letak rasa pusing yang dirasakannya.

“Um, ya, di situ.” Katanya.

Kupijat lagi kepalanya.

Lalu, Sifra mengatakan, “mataku juga berat. Aku tidak akan pernah meminum alkohol lagi seumur hidupku. Ternyata dampaknya seperti ini.”

“Kalau begitu, jangan.” Kemudian, aku bertanya, “kau datang ke frat party dengan siapa? Dan kenapa kau tiba-tiba bisa ada di sini?”

“Aku bersama dengan temanku.”

“Pria?”

“Wanita. Megan.” Sifra menghela nafas, “aku sedang berbincang dengan teman-teman Megan. Tapi tiba-tiba aku ingin ke kamar mandi. Aku tidak tahu di mana kamar mandi nya, jadi aku sembarang masuk saja. Tak tahunya, aku masuk ke dalam kamar ini. Dan betapa tidak beruntungnya, kau ada di sini.”

PORNOPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang