🍂 Blank [20]

13.4K 1.4K 86
                                    

.
.
.

"Hubby?"

"Hm? Kenapa?" sahut Taehyung pada Jungkook yang kini memeluknya dari belakang.

Taehyung sedang mengerjakan pekerjaan kantornya di laptop, dan posisinya kini sedang duduk di sofa ruang tengah.

"Apa kau ingin punya anak?" tanya Jungkook pelan.

"Tentu saja, Sayang. Kenapa bertanya seperti itu?"

"Anak dari darah dagingmu sendiri?" tanya Jungkook lagi.

"Jika bukan dari darah dagingku sendiri itu berarti bukan anakku, By." kekeh Taehyung dengan meremas pelan punggung tangan Jungkook.

"Eum, kau benar." lirih Jungkook, kemudian melepaskan diri dari punggung Taehyung.

Taehyung menoleh, ia merasa ada yang aneh pada Jungkook.

"Ada apa? Kenapa bertanya seperti itu?" heran Taehyung saat melihat wajah Jungkook yang murung.

"Tidak apa-apa. Aku hanya bertanya."

"Ada sesuatu yang kau pikirkan?" Taehyung menarik lengan sang pujaan yang berada dibelakangnya untuk duduk disampingnya.

Jungkook menggeleng.

"Sejak kemarin aku perhatikan kau terlihat murung. Tidak ingin bercerita padaku?" Taehyung mengelus pipi gembil Jungkook lembut.

"Masih terbayang adegan sedih di serial drama yang aku tonton." jawab Jungkook asal. Rasanya ia berbohong untuk terlihat baik-baik saja pun percuma. Taehyung pasti tidak akan mudah percaya. Mimik wajahnya sangat mudah ditebak oleh Taehyung walaupun ia mencoba untuk menutupi kesedihannya sebaik mungkin.

"Aku kan sudah bilang padamu untuk menonton film kartun saja. Pororo, spongebob, doraemon, dragon ball, pikachu, dora the explorer, upin-ipin, boboiboy, masha and the bear, tom and jer─"

"Hei, Stab it!" potong Jungkook membungkam bibir suaminya menggunakan jari telunjuk.

"Jangan disebutkan semua begitu. Iya, iya, aku hanya akan menonton serial kartun saja mulai sekarang. Tapi tidak janji." lanjut Jungkook.

"Kau boleh menonton apa saja asalkan itu tidak membuatmu sedih, ya?"

Jungkook mengangguk paham.

"By, Jihoon orangnya sangat baik, ya?" tanya Jungkook yang kini bersender dibahu Taehyung yang kembali fokus dengan laptop dipangkuannya.

"Iya dia baik." jawab Taehyung.

"Jika seandainya Jihoon suka padamu, kau mau tidak padanya?" tanya Jungkook lagi.

"Maksudmu?"

"Iya ... kalau kau suka padanya dan ingin menikah lagi tidak apa-apa. Aku bersungguh-sungguh. Tapi jangan meminta pisah denganku. Aku tidak sanggup jika harus hidup sendirian."

Taehyung menghentikan kegiatannya. Mimik wajahnya berubah serius.
"Apa maksudmu, Kim Jungkook?"

"Menikahlah dengan Jihoon. Sepertinya dia mampu membuatmu merasa lebih bahagia, dan tentunya membuat kehidupanmu jauh lebih sempurna." ujar Jungkook terdengar tulus, tetapi jauh didalam lubuk hatinya ia pun merasa sakit saat mengatakannya.

"Tidak mau. Kau pikir aku pria bajingan yang akan menduakan dan menyakiti perasaan pasangannya sendiri?"

"B-bukan begitu maksudku, Tae. Aku hanya bilang jika aku membebaskanmu untuk menikah lagi. Jika bukan dengan Jihoon juga tidak apa-apa, kau bisa mencari orang lain lagi untuk kau cintai dan kau jadikan pasangan hidupmu." ujar Jungkook sedikit gelagapan saat Taehyung menatapnya tanpa ekspresi.

Blank「✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang