Bulan yang dari tadi memeriksa hpnya barangkali Langit menghubunginya, ternyata malah tidak sama sekali. Bulan menaruh lagi hpnya di atas meja dan kembali termenung di dalam kamar.
Flasbck on
"Kita muncak gimana?, kan di gunung suasananya romantis, apalagi kalau liat sunset " Ucap Langit yang sedang makan siomay.
"Muncak? Dimana?" Tanya Bulan.
"Ya di gununglah sayang, kamu mah tanyanya aneh."
"Maksudku gunung mana?"
"Nyari gunung yang pendek aja dulu, kan kamu juga baru pemula."
"Oke, terserah sih aku." ucap Bulan sambil menganggukan kepalanya.
"Kalau misal kamu capek bilang ya, nanti aku gendong."
"Modus gak ini"
"Enggklah, kan aku cowok anti modus." Ucap Langit sambil nyengir.
"Dasar buaya."
"Kamu buaya cewek ya."
Bulan diam tak menanggapi ucapan Langit yang mengatakan bahwa dirinya adalah buaya.
"Muncaknya sabtu ya sayang terus minggu sorenya kita pulang."
"Iya."
"Ya udah cepetan di habisin makanannya nanti keburu hujan soalnya udah mendung gini."
Setelah sudah di diskusikan mereka akhirnya memilih gunung merbabu untuk di daki, semua persiapan sudah selesai.
"Akhirnya kita muncak juga." Ucap Langit sambil membuat mie instan.
Bulan yang duduk di sebelah Langit hanya tersenyum.
"Kamu capek gak tadi jalannya?" Tanya Langit.
"Enggak kok."
"Kalau capek bilang ya."
"Iya sayang, oh iya ayo foto dulu." Bulan menghidupkan hpnya.
"Nih mienya udah jadi." Ucap Langit sambil menyodorkan ke Bulan.
"Makasih sayang."
"Aku hari ini senang, makasih ya udah mau nerima aku, udah selalu ada buat aku."
"Kamu gak usah ngomong kayak gitu, kita di pertemukan untuk saling melengkapi, bukan untuk menghakimi."
Setelah acara makan selesai waktulah untuk tidur agar mereka tidak bangun kesiangan dan tidak terlambat untuk melihat sunset di puncak gunung.
Akhirnya yang Langit dan Bulan tunggu dateng juga, sang fajar perlahan demi perlahan muncul dari persembunyiannya, suasana sangat indah tak lupa mereka mengabadikan momen romantis tersebut.
Flashback of
Bulan menaruh kembali album foto yang penuh kenangan bersama Langit.
Walaupun cinta sudah di bina lebih dari setahun, tapi rasanya seperti sedang memulai cinta dari nol, rasa ketakutan akan kehilangan semakin besar, rasa khawatir saat tak berkabar membuat gelisah, dan rasa rindu yang tak bisa di ajak berkompromi sangat menguras batin. Itulah yang di rasakan Bulan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan aku yang pergi
Teen FictionLangit yang gelap juga membutuhkan sedikit cahaya, untuk membuat semua menjadi sempurna, tetapi cahaya yang semakin lama semakin redup karna cahaya bulan tak bisa membuat langit yang hitam menjadi benderang