Matahari belum menampakkan sinarnya tapi langit sudah bangun dari tidurnya. Tiba-tiba saja Langit ingin sskali berolahraga di hari minggu yang cerah ini bersama Bulan. langsung saja Langit mengambil hpnya dan menelpon Bulan.
Berdering...
"Halo Sayang.""Ternyata udah bangun nih."
"Tumben jam segini telpon kenapa?."
"Aku pengen joging, mau nemenin gak?."
"Boleh, tapi kok tumben pengen joging?."
"Ya gpp, masa joging sama pacarnya gak boleh."
"Iya-iya Langit"
"Ya udah, aku mau siap siap dulu, abis itu aku langsung ke rumah."
"Iya."
"Ya udah, babay baby"
Tut.. tutt..
Langit langsung beranjak dari kasur dan menuju kamar mandi untuk siap siap menjemput Bulan.
***
Bulan yang dari tadi sudah bangun dan sudah mandi ia tinggal mengganti pakaian saja, tak lupa ia menuju dapur untuk membuatkan sarapan untuk Langit.
Smoothie dan roti panggang adalah pilihan sarapan yang mengenyangkan dan juga cepat.
"Akhirnya selesai juga." ucap Bulan sambil tersenyum.
Langit mulai menghubungi bulan agar ia siap siap dan tentunya dandan yang cantik juga. emang dasar cowok pikirannya dandan terus (maaf ya author jadi emosi😅, tapi emang bener sih wkwk)
***
Suara klakson mobil terdengar dari arah luar, akhirnya Bulan mengecek siapa itu. tertegunnya Bulan saat melihat Langit datang ke rumah membawa mobil."Ayo berangkat." Ucap Langit.
"Katanya joging."
"Iya kita kan mau joging."
"Ngapain bawa mobil Langit!."
"Kan kita jogingnya di lapangan, ke lapangannya naik mobil."
"Ampun aku sama kamu." Bulan menggelengkan kepalanya.
"Udah ayo naik."
"Mobilnya taruh di sini kita joging."
"Tapi bulan."
"Sayang katanya joging."
Langit akhirnya memarkirkan mobilnya.
Baru setengah Jalan mereka berlari, Langit sudah merasa kelelahan dengan nafas yang ngos-ngosan, dan membuat mereka berhenti sejenak.
"Capek juga ya." ucap Langit sambil meminum air putih.
"Cowok kok lemah."
"Sorry aku gak lemah, cuma butuh asupan." Langit mengelak.
"Belum sarapan berarti? Nih aku bawain ini."
"Buat aku?."
Bulan menganggukan kepalanya.
"Kamu udah sarapan?."
"Udah kok tadi."
"Aku suapin deh biar kita sama sama sarapannya."
Perkataan Langit membuat pipi Bulan bersemu merah.
"Buka mulutnya." ucap bintang kepada bulan.
Mereka menjadi sorotan para pasangan yang lewat di area itu, gimana gak iri karna pagi pagi sudah saling suap suapan.
"Abis ini pulang ya."
"Ini belum sampai lapangan lo Lang." Ucap Bulan.
"Capek." Ucap Langit lirih.
"Terus, tadi ngapain pakai acara ngajakin joging segala."
"Kan aku pengen ketemu kamu, oh iya seneng gak kemaren ketemu mama?." Tanya Langit.
"Mama kamu cantik."
"Iya dong, mangkanya anaknya jadinganteng gini." Ucap Langit dengan pede.
"Pede amat masnya."
"Udah deh, gak usah iri ya, nanti aku cabut hidung kamu."
"...."
Setelah menghabiskan makannnya dan perut sudah kenyang, Langit mengajak Bulan untuk pulang, karna tubuh Langit merasa sangat pegal.
***
Pulang dari joging ternyata mereka memilih jalan yang salah, mereka memilih jalan yang menuju ke rumah Langit, walaupun bisa tapi jarak tempuh ke rumah Bulan jadi sedikit agak jauh.
Tiba tiba saja di depan rumah Langit ada tamu seorang gadis cantik, dan berpakaian seksi yang sedang berdiri di luar pagar sambil memencet bel rumah. Langit yang tau itu siapa ia langsung menggenggam tangan Bulan agar larinya di percepat. Tapi naas justru perempuan itu sudah melihat keberadaan Langit.
"Langitt." teriak Della
Della buru buru menghampiri Langit
"Kamu abis dari mana?."
"Kenapa?."
"Ya gpp sih cuma tanya aja."
Della melihat tangan Langit yang sedang menggenggam tangan perempuan yang ada di sebelahnya.
"Mbak maaf, kamu siapa ya kok megang tangannya Langit?."
Baru saja Bulan ingin jawab tapi justru di selat oleh Langit.
"Bukan urusanmu!, ayo sayang kita pergi."
Langit langsung menarik tangan Bulan untuk meninggalkan cewek itu.
"Sayang?, oh jadi kamu udah punya pacar, liat aja seberapa lama kamu bertahan sama pacar kamu!." Ucap della dengan sinis.
Sesampai di rumah Bulan, Langit mampir sebentar untuk duduk beristirahat.
"Ini minum dulu." Bulan memberikan air mineral.
"Makasih ya."
Sebenarnya ada sesuatu yang ingin bulan tanya kepada langit, tentang gadis tadi.
"Lang."
"Kenapa sayang?."
"Aku boleh tanya?."
"Tanya aja gpp."
"Gadis tadi siapa."
Langit langsung diam dan menatap mata Bulan.
"Emang kenapa?."
"Ya gpp sih cuma tanya aja."
"Itu cuma temenku aja."
"Temen apa?."
"Temen biasa lah."
"Hemm."
"Kamu cemburu ya."
Bulan langsung diam dan menatap Langit.
"Udah gak usah cemburu, aku gak ada apa-apa sama dia, aku cuma sayangnya sama kamu." ucap langit lembut.
Ada firasat aneh yang menghantui pikirannya, bulan merasa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Langit.
"Ya udah ya aku pulang dulu."
Bulan mengantarkan langit sampai ke pagar rumah.
"Apa langit bohong ya sama aku."
"Apa langit udah ada yang baru?."
"Ah... aku benci pikiranku!!."
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan aku yang pergi
Teen FictionLangit yang gelap juga membutuhkan sedikit cahaya, untuk membuat semua menjadi sempurna, tetapi cahaya yang semakin lama semakin redup karna cahaya bulan tak bisa membuat langit yang hitam menjadi benderang