Di tengah malam terdengar suara orang sedang mengetuk pintu, bulan yang masih terjaga di depan laptop sedikit kaget karna sudah tengah malam kenapa ada orang bertamu.
"Ayah datang." ucap Farhan dengan senyum.
"Ayahhhh." Bulan langsung memeluk ayahnya.
"Ayah kenapa lama banget dinasnya."
"Ya ini kan ayah lakuin juga buat bulan." ucap ayah sambil memeluk putrinya.
"Nih ayah beliin oleh oleh."
Bulan langsung mengambil hadiah itu.
"Apa ini yah?."
"Buka aja, pasti kamu akan senang."
Ayahnya duduk sambil memainkan hpnya.
"Ayah mau makan apa?."
"Kamu masak kah?."
"Iya dong."
"Terserah anak ayah deh, kan anak ayah sekarang udah pinter masak pasti enak dong masakannya." ucap Farhan sambil memainkan hpnya.
Bulan kesal dengan ayah, ia yang di tinggal selama setengah tahun dan baru pulang sekarang, hanya bisnis aja yang di pikirkan oleh ayahnya.
"Ayah.."
"Apa nak."
"Kerja terus ih yang di pikirin."
"Bentar ya ini lagi chat klien ayah."
Rasanya kesal saat ayahnya pulang tapi masih memikirkan tentang kerja, iya memang itu juga buat Bulan, tapi Bulan juga butuh perhatian sama Ayah.
Bulan langsung pergi menuju dapur untuk memasakkan ayahnya nasi goreng dan jus jambu.
"Ini yah." bulan meletakkan makanannya di meja makan.
"Makasih ya."
"Kamu lagi sibuk apa sekarang nak?."
"Sibuk kuliah ayah, banyak tugas numpuk."
"Ya udah, semangat dong."
"Iya ayah."
"Ayah makan dulu ya."
Bulan menganggukan kepalanya.
"Oh iya yah aku ke kamar dulu ya." ucap bulan sambil membawa bingkisan dari ayahnya.
"Iya nak."
***
Di dalam kamar Bulan langsung membuka oleh oleh yang di berikan oleh ayahnya.
"Baju, celana,tas,sepatu. Banyak amat." ucap Bulan tak percaya.
"Ayah ngapain coba beliin sebanyak ini, aku maunya ayah bisa bagi antara kerja sama quality time sama anaknya!"
Bulan langsung menaruh semua hadiah itu di dalam lemari. Dan Bulan langsung menatap laptopnya kembali untuk menyelesaikan tugasnya.
Beberapa menit Langit menelpon Bulan, bergegas ia segera mengangkat telponnya.
"Belum tidur?." Tanya Langit
"Belum nih."
"Pasti tugas."
"Itu tau hehehe."
"Udah makan belum?, kalau belum aku kirimin makanan biar gak laper waktu ngerjain tugasnya."
"Enggk usah udah malem Langit."
"Oke kamu nolak, tapi kalau yang ini kamu gk boleh nolak."
"Apa?."
"Aku temenin kamu ngerjain tugasnya oke?."
Wajah bulan melontarkan senyum bahagia atas ucapan langit barusan.
"Kamu gak tidur apa? Besok kan ada kelas."
"Kan siang, jadi santai aja."
"Okede oke."
Sepanjang malam langit menemani bulan. Mulai dari vidio call hinggal telpon, dan juga hingga langit ketiduran. Bulan merasa kasihan dengan langit, tapi sifat keras kepalanya membuat bulan tak bisa berkata apa-apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan aku yang pergi
Fiksi RemajaLangit yang gelap juga membutuhkan sedikit cahaya, untuk membuat semua menjadi sempurna, tetapi cahaya yang semakin lama semakin redup karna cahaya bulan tak bisa membuat langit yang hitam menjadi benderang