Della menghempaskan tubuhnya di kursi sofa, dengan raut wajah geram karna ulah tante jihan yang tidak segera menjauhkan Langit dengan bulan.
Sarah langsung menghampiri Della yang dateng ke rumah dengan muka penuh emosi.
"Ada apa nak? Muka di tekuk gitu, jelek tau." ledek Sarah.
"Gak lucu deh ma!"
"Ada apa ada apa?, sini sini cerita sama mama."
Della langsung meluapkan semua emosinya.
"Maa! Kenapa sih Langit gak bisa putus sama pacarnya!!"
"Emang dia udah punya pacar?"
"Iya! Sebel tau!"
"Tapi Jihan ngomong kalau anaknya singgle."
"Mama itu di bohongi!, orang jelas jelas aku liat sendiri dia udah punya cewek kok!"
"Bener bener Jihan itu!"
"Pokoknya aku gak mau tau! Aku pengen mama misahin Langit sama pacarnya itu!"
"Iya sayang mama usahain." ucap sarah sambil mengelus rambut putrinya.
Setelah selesai meluapkan semuanya Della pergi menuju kamar untuk menenangkan keadaan jiwanya dengan berendam di air hangat mewah miliknya.
***
Langit yang hari ini malas masuk kelas, ia bolos jam dan lari menuju kantin."Bu sumi, kopi susunya 1."
"Siap nak langit." jawab bu sumi.
"Bosen banget sendirian di sini gak ada temen ngobrol."
Langit mencoba menghubungi temannya agar mau menyusulnya ke kantin.
"Ada apa lo hubungi gue.?" Ucap Henggi.
"Gak mood masuk kelas!"
"Eh dasar kutu kupret! Pakek alasan gk muud segala!"
Langit sejenak kembali melihat galeri hpnya, ia membuka kembali membuka fotk kenangannya bersama bulan.
"Menurut lo arti perjodohan itu gimana?"
"Tumben nanya gituan?, lo di jodohin?"
Langit diam tak menjawab pertanyaan Henggi.
"Yaelahh broo, kita hidup bukan di eranya siti nurbayah kali!"
"Nyokap gue suruh gue mutusin bulan."
"Eh sumpah?"
"Mangkanya gue tanya arti perjodohan menurut lo itu gimana."
"Gak adil banget buat kitanya, kan nanti bakalan kita yang menjalaninya bukan nyokap lo, jadi lo berhak nolak."
"Terus?"
"Ya tolak aja lah apa susahnya? Apa jangan jangan cewek yang mau di jodohin lo lebih cantikan itu ya dari pada bulan?, mangkanya lo bingung?"
"Gue sawat gelas baru tau rasa lo!"
Henggi tertawa dengan riang.
"Sabar bro, sellow."
"Cantikan Bulan lah!"
"Coba mana sih cewek yang mau di jodohin sama lo."
"Liat aja Ignya dellaningrum."
Henggi langsung gerak cepat untuk segera melihatnya.
"Busett!! Seksi bro."
"Mata lo aja gak bisa diem dikit kalau liat yang seksi seksi."
"Jelas lah!"
Langit menggelengkan kepalanya.
"Lo jam nya siapa nggi?"
"Jamnya pak Robert."
"Gak masuk kelas?"
"Kan lo yang nyuruh gue buat bolos temenin lo!"
"Ohh iya sorry."
Langit melihat jam di tangannya, ia berpamitan untuk segera pulang. Mood langit yang jelek akan segera membaik jika bertemu dengan Bulan. Ia segera mensncapkan gas untuk main ke rumah bulan.
***
Langit duduk di teras rumah Bulan, ia sengaja datang ke rumahnya tanpa menghubunginya terlebih dahulu, biar suprise dikit.Langsung saja ia mengirimkan foto dirinya yang tengah selfi di depan rumahnya.
Bulan yang sedang makan, buru buru membuka pintunya, untuk mengecek apa benar kekasihnya datang ke rumah.
"Halo tuan putri."
"Aku kira bohongan."
"Masak aku bohongin kamu."
"Masuk dulu."
"Kamu lagi apa cantik?"
"Ini lagi makan."
"Ya udah lanjutin dulu."
Langit meminjam laptop bulan yang berada di atas meja kecil.
Ia membuka semua file, dan ternyata ada 1 file yang bertuliskan baby. Langsung saja Langit buka dan ternyata isinya adalah foto mereka berdua.
Bulan yang melihat langit sangat serius menatap layar laptopnya, langsung saja ia menghampiri langit.
"Liat apa sih serius amat." ucap bulan sambil memeluk langit.
"Ngomong ngomong ternyata aku punya fans ya."
"Fans?"
"Iya ini liat aja banyak banget fotoku di laptopmu."
"Plis ya jangen geer."
"Plis ya kamu jujur aja." langit memberantakan rambut bulan.
Bulan tersenyum manis.
"Iya aku fans berat kamu."
Mood Langit kembali membaik, tapi di satu sisi ia masih memikirkan tetang perjodohan dirinya dengan orang lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/238801349-288-k500529.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan aku yang pergi
Teen FictionLangit yang gelap juga membutuhkan sedikit cahaya, untuk membuat semua menjadi sempurna, tetapi cahaya yang semakin lama semakin redup karna cahaya bulan tak bisa membuat langit yang hitam menjadi benderang