Bab25||Khitbah Aisyah Ghifar

406 67 6
                                    

Terimakasih telah memberi luka, ku jadikan luka ini sebagai pintu Hijrah ku.

_cahayasalsabilla📝

Bila hanya duduk termenung di taman, kejadian kemarin masih lekat dalam ingatannya.
Yang harusnya moment membahagiakan buat Bila ternyata malah sebaliknya.

"Bil loe sampe kapan sih gini terus? Ayo dong semangat!" Lirih Dahlia yang tiba-tiba duduk di samping ku

"Iya Bil kamu harus kuat!" Lirih Zizah

"Tahu gak Bil kita tuh khawatir lihat loe kaya gini," Lirih Rahma

"Iya Bil kita tuh--" Perkataan Ayu terpotong ketika seseorang mengucap salam

"Assalamu'alaikum?"

Seketika aku yang termenung langsung menoleh ke sumber suara.

"Aisyah?" Lirihku

Teman-teman ku hanya terdiam saat aku menatap lekat Aisyah.

"Kalian kenapa?" Lirihnya

"Eh maaf wa'alaikumsallam," Jawab Zizah spontan

"Maaf kalau aku ganggu," Balasnya

"Enggak kok Syah, ada apa?" Tanya Zizah

"Nanti sore kalian bisa ke rumah aku? Aku mau ngundang kalian ke acara pertunangan ku dan Ghifar," Lirihnya yang berhasil membuat aku dan teman-teman ku terdiam

"Loe mau tunangan sama Ghifar?" Lirih Dahlia

"Insyaallah, kemarin setelah kepulangan Bila aku dan keluarga ku membahas kembali pertunangan ku dan Ghifar yang sempat gagal tahun lalu, dan Alhamdulillah Ghifar mau mengerti semuanya," Jelas Aisyah sambil tersenyum

Tidak tahu kenapa aku tidak suka mendengarnya, hatiku sakit seperti orang yang kehabisan oksigen--sulit untuk bernafas.

"Gimana kalian bisakan hadir nanti sore?"

"Eh-insyaallah ya Syah," Timpal Zizah

"Oh iya ini kartu namaku disana ada alamat rumah ku juga," Lirihnya sambil memberikan kartu namanya

"Iya Syah makasih," Balas Zizah

"Kalau begitu aku duluan ya, Assalamu'alaikum?"

"Wa'alaikumsalam,"

Dari tadi hanya Zizah yang merespon Aisyah, yang lain hanya diam dan aku? Hanya termenung sambil menunduk.
Entahlah jangankan melihat mendengar Aisyah berbicara seperti itupun membuat aku sakit.

Harusnya aku bahagia karena Ghifar memang pantas untuk Aisyah. Tapi, entahlah aku belum mengerti betul cara mengikhlaskan seseorang yang aku sayang.

"Terimakasih telah hadir, meski hanya sesaat," Batinku dibarengi air mata yang menetes dari pelopak mataku

"Bil plis jangan kaya gini," Lirih Dahlia sambil mengelus-ngelus pundak ku

Aku mengusap air mataku, ku tatap teman-temanku yang mulai mengkhawatirkan ku.

Aku tersenyum "Aku gak papa kok, kalian gak perlu khawatir," Lirih ku

"Gimana gak khawatir lihat loe kaya gini, sebelumnya loe itu anak yang kuat gak pernah lemah soal cowo," Lirih Ayu
"Tapi kali ini air mata loe itu tulus, kita tahu gimana rasanya mengikhlaskan seseorang yang kita sayang--itu sulit," Lirihnya lagi sambil tersenyum

"Makasih ya teman-teman, tapi gak papa kok," Balasku sambil tersenyum tipis

"Kamu mau datang nanti sore?" Tanya Zizah

Hijrah Cinta Menuju Cahaya(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang