1.Perpisahan sekolah

331 23 0
                                    


Yang sangat menyedihkan adalah perpisahan didepan mata namun belum ada kenangan yang diabadikan.

Hari ini adalah hari dimana aku dan teman-temanku berpisah. Ini membuatku sedih, tapi kami berpisah bukan untuk tidak pernah bertemu, namun mendamba ilmu ke jenjang yang lebih tinggi.

Nama ku Nadya Arina, aku adalah salah satu siswi Sekolah Menengah Pertama di kota bogor. Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga dan Ayahku seorang petani dan juga suka berkebun. Aku adalah anak ke-7 dari 8 bersaudara, mempunyai 3 kaka laki-kali dan 3 kaka perempuan, juga adik laki-laki ku yang sangat menyebalkan tapi jujur aku sangat menyayangi nya.

Hari ini adalah hari Kelulusan ku di Sekolah Menengah Pertama, yang membuatku sedih adalah berpisahnya aku dan teman-temanku. Pasalnya belum ada kenangan yang aku abadikan. emm,entahlah ini yang namanya takdir mungkin.

Pukul 08:30
Aku tampak merenung dihalaman sekolahku, tiba-tiba seseorang menjabak kerudung putihku. Hemm, siapa lagi kalau temanku yang paling julid ini.

"Diyyahh"panggilku dengan suara keras.

"Upss, yang lagi kessel nih"balasnya dengan cengiran tanpa dosa.

Kemudian dia terlihat duduk disamping, tanpa aku menjawab dia kembali berbicara "Nad, kenpa si kamu, murung mulu "tanyanya padaku.
"kamu ngerasain gak apa yang aku rasain bahkan sampai kepikiran"sambil memalingkan wajah untuk melihat wajahnya.
"Apaan? "balasnya.
"aku sebenarnya sedih, bukankah hari ini adalah hari perpisahan kita, sedangkan kamu dan aku udah beda sekolah".jawabku.
"Aduh, Nad kamu gimna sih, kita hanya beda sekolah walaupun aku nantinya tinggal dipesantren, bukankah nanti akan ada saatnya libur dan kita bertemu? "Yakinnya padaku.
"Aku tahu diyyah, tapi ini sangat menyedihkan, kamu sudah pasti sekolah dan pesantren kemana sedangkan aku, masih bingung aja"curhatku.

"Ya udah deh Nad, aku hanya bisa do'ain kamu, aku udah nawarin sama kamu buat sekolah plus mesantren bareng aku tapi kamu gak mau, benerkan?. Jawab Diyyah dengan penuh kesal juga terlihat sedih.

"Bukan seperti itu Diyyah aku si mau banget bereng kamu lagi, tapi kalo nanti kita bareng lagi bukan kah tidak ada pengalaman yang berbeda antara aku sama kamu. "jawabku panjang lebar.
"Kamu bener juga Nad, ya udah deh".balasnya dengan lesu.

Percakapan itu membuatku sedikit lega, pasalnya unek-unek yang ada dalam hatiku sedikit melonggar.

Senin, 22 juni 2019
Aku berbaring di kamarku, meratapi nasib yang entah kemana tujuannya.

Tiba-tiba adzan magrib membuyarkan hayalan serta lamunan ku, langsunh aku segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan tugasku sebagai seorang muslim.

Allahu akbar...


Assalamualaikum warohmatullah..
Assalamualaikum warohamatullah..

"Ya Allah ya rohman ya rohim, sesungguhnya aku dilanda kebingungan, sebenarnya kemana tujuan ku, apakah kau akan menakdirkan aku hidup Dipesantren, sesungguhnya kau mengetahui isi hatiku ya Allah, Aamiin ya robbal Alamin..... "

Aku kembali mengambil al-qur'an yang berada diatas nakas pinggir tempat tidurku, Aku membaca ayat-ayat Allah, dengan penuh khidmat, sambil menghafal juz 30 juga disambung dengan tadarus al-qur'an.

Waktu menunjukan pukul 19:20 aku pun kembali melaksanakan tugasku,untuk menunaikan shalat isya, setelah nya aku pun tidur. Karena sebenarnya aku tak kuat untuk gadang. Hehee

##

Assalamualaikum temen-temen ini cerita pertamaku, memang hancur kalo hambar udah pasti si, mohon dukungan dan sarannya ya.

*Jangan Lupa Vote*

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.











[SAA 1] IKHLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang