35. Sepenggal Surat Untuk Nadya

7 3 0
                                    

"Surat ini akan menjadi awal dari segalanya."

_zidan_

🍁🍁🍁

"Assalamualaikum Nadya." Salam seseorang terlihat begitu nyaring di indera pendengaran ku.

Aku yang sedang berada di area parkir pun membalikkan badan dengan penuh hati-hati.

"Waalaikumsalam." Betapa aku kaget saat melihat pria yang tiga minggu lalu membuat pernyataan membahagiakan dalam hidupku.

Dia Adalah Mohammad Zidan Aiman Naza.

Seseorang yang pernah membuat ku patah.

Seseorang yang membuat diri ku dilema.

Seseorang yang membuat diriku merasa bersalah berkepanjangan.

Seseorang yang aku cintai.

Mungkinkah?

"Ini untukmu."

Dia menyodorkan sepenggal Sura untukku.Entah apa yang di tulisnya untukku.Yang jelas aku dibuat penasaran olehnya.

Aku menerima sebuah kertas darinya dengan perasaan yang membingungkan.

"Jangan pernah di buka sebelum kamu sudah berada di rumah."Katanya sambil tersenyum.

"Ingat ya!."Sekali lagi dia mengingatkan padaku.

Aku mengangguk pasrah karena bingung harus menjawab apa.

"Saya pergi dulu, Assalamualaikum"

Sebelum menunggu jawaban salam dari saya dia terlebih dahulu pergi dengan berlari kecil menuju kelasnya.

Aku termenung terpaku oleh sikapnya .

Sikap Kak Zidan akhir-akhir ini memang membuat banyak perubahan.Aku tak tahu apa maksud nya dan apa tujuannya.Aku selalu berdo'a pada Allah agar menetapkan hatiku tetap di atas agama-Nya.

Setelah sedari tadi aku memikirkan perubahan dari sosok pria itu,akhirnya aku kembali berjalan menuju kelasku tak lupa,sepenggal Surat darinya aku masukan kedalam tas ranselku.

🍁🍁🍁

Flassback on

Sosok Zidan tengah sibuk berkutat dengan pena kertas dan juga tangannya yang sedari tadi sibuk menulis sesuatu namun akhirnya tak jadi juga.

Lihatlah,banyak sekali robekan kertas dari buku yang ia pegang.

"Woy Dan,ente lagi ngapain si."Sungut Andi pada sahabat nya Zidan.Tak lupa teriakan dan muka seremnya ia perlihatkan pada Zidan.

"ANE PUSING TAU DAN,DARI TADI LIHAT ENTE ROBEK ROBEK KERTAS.MUMBAZIR TAHU."sekali lagi ia meneriaki Zidan yang tak henti-hentinya merobek bukunya.

Suara Andi benar-benar memekik masuk ke gendang telinganya.Zidan menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.

"Apasi Ndi,Ente kok sewot banget ane kayak gini."Jawaban dari Zidan tidak membuat Andi memberhentikan ekspresi muka seramnya.

[SAA 1] IKHLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang