Rosé POV
Akh, mengapa kepalaku sakit sekali dan juga kenapa tanganku sakit seperti barusan di suntik? Jadinya terlihat bengkak. Aku bangun dari tempat tidur dan masuk ke dalam mandi mencuci wajah dan menyikat gigiku, setelah mencuci wajah ku ambil handuk kecil untuk mengeringkan wajah di dekat shower, tirai shower terbuka dan menampilkan sesosok pria yang telanjang bulat. Ya ampun! Pengawal Jeon, ini bukan kamarku?.
Tak sengaja mataku melihat ke arah bawah aku berteriak sambil melempar handuk kecil pada pengawal dan segera pergi keluar dari kamar mandi. Pengawal pun juga berteriak akibat kaget dan segera mengambil handuk menutupi bagian bawahnya.
Dari tadi aku mengontrol jantungku yang dari tadi berdetak tidak karuan, Hiks. mataku sudah tidak suci lagi. Aku kembali teringat bentuk tubuh pria itu, bagus sih tap i... aku kembali berteriak ketika pria yang ku pikirkan keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang melilit dipinggangnya menampakkan perut berototnya.
"Kenapa kau masuk ke kamar mandi? Tidak mendengar ada suara orang mandi?" ucapnya bingung.
"Pakai baju dulu sana!!" perintahku, aku melempar bantal ke arahnya, handuk yang melilit dipinggangnya terlepas. Tentu saja kami berteriak lagi.
*.*.*
Sarapan pagi berlangsung cukup canggung, kami berdua menikmati menu sarapan dalam hening, tenggelam dalam pikiran masing-masing.
"Tuan pengawal," panggilku untuk membuka percakapan. "Bagaimana bisa aku tidur dikamarmu kemarin?"
Pengawal Jeon berhenti menyuap, ia meletakkan sendok ke piring.
"Uhh, Nona kemarin bilang tidak bisa tidur dan akhirnya nona tidur dikamarku."
Benarkah aku berkata seperti itu tetapi mengapa aku mengingat hal yang lain ya? Tetapi tidak begitu jelas, aku sangat penasaran apa itu.
"Jungkook, aku merindukanmu."
Seorang wanita asing tiba-tiba saja memeluk leher pengawal Jeon dari belakang.
"Apa yang kau lakukan disini Kim Yerim?" Tanya pengawal Jeon, ia melepaskan pelukan wanita bernama Kim Yerim tersebut secara kasar.
"Aku rindu padamu, makanya aku kesini."
"Permisi," ucapku. "Anda siapanya Tuan Pengawal?"
"Aku? Aku kekasihnya, kau majikan Jungkook ya? Salam kenal, namaku Yerim."
Bukannya Pengawal Jeon pernah bilang bahwa ia tidak punya kekasih ya? Atau itu hanya perasaanku, Omona. Wanita bernama Yerim itu mencium bibir pengawal, segera ku tutup mata ku malu. Wajahku memanas melihat orang berciuman tepat di depanku.
"Berani sekali kau menciumku!"
"Hehe, mau bagaimana lagi aku sangat merindukan bibirmu," ucap Yerim, ia kemudian membisiki telinga pengawal, reaksi pengawal terkejut mulutnya membulat seakan berkata apa. "Kalau begitu, aku pergi. Datang ke kamarku nanti Jeon, ruang 120 ya! Aku akan memimpin permainan." Wanita itu meninggalkan kami berdua.
*Ringtone Handphone*
Huh, ponselku bergetar ada telepon dari seseorang. Lisa?
"Ada apa Lisa?"
"Rosie, hiks ... kemarin ada orang yang hampir membunuhku. Aku takut ... bisakah kau kemari?"
"Apa!?" kagetku. Membuat pengawal Jeon juga ikut kaget. "Kau dimana sekarang?"
"Aku di Apartemenku, jangan bawa pengawalmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me, Kill Me [Rosekook]✔
Fanfiction[Roséanne Park] Tolong aku, bunuhlah aku. Dunia ini kejam, aku tidak mau lagi tinggal di dalamnya. Setidaknya memejamkan mata dalam waktu yang lama dan sangat lama itu dapat membantuku mengatasi luka yang aku sama sekali tidak tahu kapan berakhir. [...