8.

1.5K 236 28
                                    

Jungkook POV

"Jangan sakiti Lisa ya? Kumohon. Ia sahabatku."

Aku tidak mengerti mengapa ia tiba-tiba berkata seperti itu, wajahnya tampak sedih seakan tahu aku akan membunuh sahabatnya. Apa Rosé tahu siapa aku sebenarnya? Ini sedikit menyeramkan hingga membuatku merinding.

Perkataan Rosé membuatku kepikiran hingga tidak fokus dengan makanan di depan wajahku sekarang, apa maksud perkataannya itu. Arggh! Aku butuh jawaban! Ini lebih sulit daripada membunuh korbanku. Dan juga apa yang di bicarakan wanita di depanku ini, aku tidak terlalu mendengarkan apa yang ia bicarakan. Ia tidak ada bedanya dengan Kim Yerim, sama-sama menyebalkan.

"Jungkook-ssi, kenapa kau bersikap begitu dingin padaku?"

Heh? Memangnya aku harus bersikap seperti apa? Ini memang sudah sikap 'ku seperti ini, ia membuatku kesal saja. Makan malam selesai dengan begitu saja. Lalisa dengan wajah cemberut masuk ke dalam mobil akibat aku mengabaikannya, ini kesempatanku. Ku pakai topeng kelinci pemberian V hyung untuk ku membunuh, padahal biasanya aku tidak menggunakan topeng ini tapi terpaksa karena korbanku orang yang dekat dengan nona Rosé.

Apakah efek obat tidur yang ku berikan pada wanita itu bekerja? Ini sudah lima menit lamanya,  wanita itu sudah tertidur. Aku memindahkan tubuhnya ke kursi penumpang dan mengambil alih kemudinya, ku bawa ia ke tempat yang sunyi. Huh, harusnya kau memiliki pengawal lalisa kau membuatku mudah membunuhmu begitu saja, tidak seru tahu?.

Ku parkirkan mobilnya dan ku angkat tubuhnya membawanya ke rumah, setelah sampai ku ikat agar ia tidak bisa pergi kemana-mana. Pisau-pisau tajamku mengkilat seakan minta dipilih ku ambil pisau yang bisa memotong tangan manusia.

"Tolong lepaskan aku!!" teriak Lalisa, ah sial. Ia sudah bangun, kenapa juga aku lupa memperban mulutnya.

"Diamlah!." Plak, aku menampar wajahnya begitu keras hingga membuatnya terdiam.

Kemudian ia menangis terisak, aku berbisik pelan disamping telinganya.

"Tenanglah, kau pasti akan menikmatinya. Cantik." Bisikku nakal kemudian menyeringai melihat Lalisa semakin menangis. "Kau beruntung mendapat perlakuan spesial dariku. Aku ingin ini ... ini ... dan ini darimu," gumamku menunjuk mata, telinga, dan jari-jari dengan pisau tajamku.

"Jangan bunuh aku, tolong," lirihnya.

"Aku akan mempersingkatnya," gumam 'ku, aku mendekatkan ujung pisau pada lengan Lalisa lalu menekannya ke dalam, teriakan Lalisa melengking di sekitar tempat ini membuatku menyeringai puas. Ini sebagai pembalasan ia berani menyentuh lenganku sembarang.

Jangan sakiti Lisa ya? Kumohon. Ia sahabatku.

Kata-kata itu terus terngiang di kepalaku seperti mantra tak berujung membuatku berhenti melakukan aktivitas ku sekarang, aku mencabut pisau itu dan melepasnya membuat wanita di depanku kembali berteriak.

Lengannya banyak sekali mengeluarkan darah akibat ku tusuk. Tepat di saat itu j-hope bicara melalui earphone yang di telingaku bahwa jangan membunuh Lalisa, misi yang diberikan di batalkan.

"Misi dibatalkan, jangan bunuh Lalisa Manoban."

Aku meninggalkan Lalisa sendiri dan berjalan ke ruangan tempat lain agar aku bisa berteriak marah.

"Apaan maksudmu!? Aku hampir membunuh Lalisa Bangsat!!" umpatku.

"Masih hampir bukan? Ia belum mati, jangan panggil aku bangsat oke? Boss yang meminta dibatalkan bukan aku. Lepaskan Lalisa."

"Arggh!!!"

Aku menghentakkan kaki ku kesal ke lantai, kenapa RM tiba-tiba membatalkan misi ini!? Ku hampiri Lalisa dan melepas ikatan tangannya.

Help Me, Kill Me [Rosekook]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang