Rosé POV
"Rosé, mana obatmu yang diberi Dr. Seokjin? Katanya Jungkook yang mengambilnya bukan?"
Aku menyesap teh kemudian menatap Jimin Oppa.
"Ada di laci meja kamarku Oppa," sahutku.
"Ku ambil dulu ya, aku ingin memeriksa obatnya."
Kemana Jungkook sekarang? Setelah di acara Orkestra ia tak kunjung-kunjung kembali. Hah. Ternyata sulit sekali untuk Taeyong mempercayai omongan Taehyung. Ucapan Taehyung memang benar, orangtua angkatnya ingin mengadopsi mereka berdua, tetapi Taeyong kecil salah paham dan mengira orangtuanya hanya ingin mengambil Taehyung, Taeyong sakit hati dan kabur dari panti asuhan. Semenjak itu aku tidak pernah bertemu dengannya lagi.
"Rosé," panggil Jungkook. Dia sudah pulang.
"Jadi bagaimana?" tanyaku.
"Ia melampiaskan marahnya padaku."
Ku dapati ada bercak ungu kemerahan dilehernya, apakah Taeyong melampiaskan amarahnya dengan melalukan itu?? Waw. Aku harus menulisnya di buku.
"Aku pergi lagi, Rosé."
"Kemana?"
"Membunuh target 'ku."
"Aku? Ayo lakukan sekarang."
"Bukan kau, orang lain."
Kenapa sih ia selalu mengulur waktu untuk membunuhku, padahal sekali tusuk atau tembak aku akan mati juga. Huh, aku ingin ikut dengannya.
"Jungkook, kau baru datang," tegur Jimin Oppa, ia membawakan obatku. "Rosé, minum obat ini tiga kali sehari. Dr. Seokjin baru saja meneleponku."
"Baik, Oppa." Aku mengambil botol obatku, ku ambil air putih dan meminum obat.
Jimin Oppa tersenyum. "Kalau begitu aku pergi ke kantor dulu ya," ucapnya kemudian pergi.
"Hei, hei. Boleh aku ikut denganmu?" tanyaku lagi.
"Ikut? Tidak, ini berbahaya."
"Ayolahhh ... aku ingin melihat caramu membunuh."
"Oh ya kau tahu Kim Jisoo? Ia ingin bertemu denganmu." Cih, ia mengalihkan pembicaraan.
"Wanita yang ku temui ketika di Australia tempo lalu? Kapan??"
"Benar, ia ingin bertemu denganmu besok lusa."
"Baiklah, jadi apa aku boleh ikut."
Jungkook menggeleng.
"Tidak, kau di rumah saja."
Huh, aku mempoutkan bibirku.
"Bercanda, ayo pergi."
*.*.*
Aku memperhatikan Jungkook membawa korbannya masuk ke dalam mobil, ia membiusnya. Kemudian kami pergi ke sebuah rumah yang tampak kumuh banyak sekali alat-alat untuk Jungkook membunuh. Aku menutup hidungku ketika bau busuk menyengat indra penciumanku, bau mayat. Dan ku sadari banyak tubuh-tubuh tanpa kepala tengah menggantung bebas di atas langit-langit rumah, tubuh itu sudah tidak utuh lagi, usus serta organ lainnya dalam lainnya terburai, banyak darah berceceran di lantai bahkan sekarang aku menginjak darah orang entah siapa. Jungkook mengikat tubuh korbannya di sebuah tiang. Tak beberapa lama korbannya yang bernama Park Jung Hee tersadar dari pingsan.
"Dimana aku? Siapa kau!! Lepaskan aku!!" teriak orang tersebut.
Aku terdiam ketika Jungkook mengambil pisau disebuah koper, ia buka dan mengambil salah satu pisau. Ia memperlihatkan pisau tersebut pada korbannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me, Kill Me [Rosekook]✔
Fanfiction[Roséanne Park] Tolong aku, bunuhlah aku. Dunia ini kejam, aku tidak mau lagi tinggal di dalamnya. Setidaknya memejamkan mata dalam waktu yang lama dan sangat lama itu dapat membantuku mengatasi luka yang aku sama sekali tidak tahu kapan berakhir. [...