Author POV
"Jika kau mencintaiku ...aku hanya ragu, kau mungkin tidak bisa membunuhku karena cinta, JK."
Seakan serangan jantung Jungkook rasakan ketika mendengar ucapan Rosé barusan, bagaimana Rosé bisa tahu tentang inisial nama dan bagaimana gadis itu tahu Jungkook akan membunuhnya. Jungkook sedang tidak bermimpi bukan? Rosé terkekeh melihat wajah bingung Jungkook.
"Aku mengetahui semuanya," ucap Rosé kemudian.
"Sejak kapan kau tahu? Dan sampai mana kau tahu aku adalah pembunuh 'mu?"
Rosé terlihat berpikir berusaha mengingat.
"Sejak pertemuan kita bertemu mungkin? aku memintamu untuk segera membunuhku tapi, kau malah pergi saat itu. Jangka waktumu adalah dua bulan untuk membunuhku tetapi, ini sudah lewat satu bulan, aku pun tahu siapa yang menyuruhmu ... Bibi Hae keluarga sendiri. Miris memang, mereka memang ingin aku mati sedari dulu hanya karena warisan." Rosé tertawa pahit.
Jungkook mencerna satu persatu perkataan Rosé, jantungnya berdegup hebat. Sebanyak itukah Rosé tahu?.
"Jadi, apakah kau akan segera membunuhku JK? Kau telah ketahuan, aku akan berterimakasih padamu dan aku ingin kau memperlakukanku seperti Paman Hae Jin dan korban-korban yang kau bunuh."
Membunuh Rosé? Memperlakukan Rosé seperti korbannya?? Jungkook tak sanggup membayangkan bahkan melakukannya.
"Tidak, aku tidak bisa." Air mata Jungkook keluar, ia menangis, pria itu menangis. Untuk pertama kalinya untuk Jeon Jungkook menangis.. "Aku masih ingin melihatmu ... aku ingin kau juga mencintaiku aku ingin melihat wajah bahagiamu ketika bersamaku."
"You must kill this love JK, Yeah it's sad but true before it kills you too. Kau yang akan mati jika tak membunuhku, aku memohon. Tolong bunuh aku."
"Kalau begitu maumu ...bolehkah kau memberiku waktu sampai hari mendekati ulang tahun 'mu?"
"Aku harus menunggu selama 3 minggu lagi? Baiklah tak apa."
*.*.*
Jungkook terduduk lesu duduk di kasur apartemen miliknya, sebuah plot twist tak terbayangkan. Ia pikir Rosé tidak akan pernah tahu identitas aslinya sebagai pembunuh berantai. Jungkook pergi ke apartemennya tanpa sepengetahuan Rosé, ia ingin waktu sendiri dan ah. Ia kembali menangis, hatinya sakit, sangat sakit sampai Jungkook memukul dadanya sesak. Ia begitu mencintai gadis itu. Ia tak sanggup membunuhnya, ia akan kehilangan sosok Rosé.
"Jungkook? Kau menangis? Ada apa??." Tanya V ketika mendapati Jungkook menangis, ia menghapus air mata pria itu tetapi Jungkook malah semakin menangis. V segera saja memeluk Jungkook. "Ada apa hmm? Bilang padaku, bunny."
"Rosé tahu ... Rosé tahu siapa aku hyung ... aku tak sanggup untuk membunuhnya, aku akan kehilangannya, aku akan kehilangan dia hyung." Jungkook menangis terisak dipelukan V.
Jungkook merasa mendingan setelah menangis, V memberi Jungkook sekaleng bir kemudian ia duduk disampingnya.
"Sejak kapan ia tahu atas hal ini semua?"
"Sejak pertama aku ingin membunuhnya pertama kali, ia tahu siapa yang menyuruhku untuk membunuhnya, ia tahu bagaimana aslinya perusahaan KimNa bahkan ia tahu soal jaminan jika kita gagal dalam sebuah misi tetapi dia diam saja."
"Apa yang akan kau lakukan sekarang? Kau harus tetap hidup dengan membunuh Rosé, Jungkook. Kau ingin kita menikah kan?"
"Aku memintanya waktu sampai hari mendekati ulang tahunnya. Ia menyetujui hal itu. Hah ... aku bingung harus melakukan apa." Jungkook mengacak rambutnya frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me, Kill Me [Rosekook]✔
Fanfiction[Roséanne Park] Tolong aku, bunuhlah aku. Dunia ini kejam, aku tidak mau lagi tinggal di dalamnya. Setidaknya memejamkan mata dalam waktu yang lama dan sangat lama itu dapat membantuku mengatasi luka yang aku sama sekali tidak tahu kapan berakhir. [...