AZ Part 17

68 5 0
                                    

..

Jakarta, 31 April

Pukul 15.30, pintu gerbang Sekolah Menengah Atas itu terbuka lebar menampakkan bangunannya yang cukup tua berdiri dengan megahnya. Terjajar banyak kendaraan di halaman parkir sekolah yang didominasi dengan banyak mobil mewah sore itu. Banyak murid yang berlalu lalang ditemani dengan orang tua tercinta mereka untuk masuk ke aula sekolah.

8 bulan berlalu, dan sekarang saatnya seluruh murid XII SMA Phytopia wisuda mengakhiri pendidikan menengah atas mereka di sekolah itu. Sekolah yang terkenal dengan murid bandel nya tetapi memiliki segudang prestasi dan kejuaraan.
Aula gedung saat itu benar-benar mewah, simple dan elegant, tetapi classy. Tak lupa sesi Red Carpet bersama sang photographer yang disediakan oleh Osis dan guru BK mereka. Tidak dipungkiri lagi bila Osis Phytopia selalu menyediakan hal-hal yang berbau mewah setiap acara sekolah.

" I know Red Carpet, seumur hidup gue kayaknya baru nginjak Red Carpet deh " ucap Rafael yang berjalan bersama Azalea dan Grixen yang kompak mengenakan jas SMA Phytopia.

" Bocah ndeso " ejek Dean diselingi tawa kecilnya.

" Your face is like a monkey in the alley next door " ( Wajahmu seperti monyet di gang sebelah )

" Are you crazy ? " ( Apa kamu gila ? )

" Oh jelas iya "

" Tuhkan aura-aura jamet nya mulai beraksi"

" Diem bule. Gaya cepetan dah mau di jepret ni" kata Gela yang menghadap ke arah sang photographer diikuti yang lainnya.

Crekk

" Gak ada niatan gitu pajang foto kita di aula sekolah ? " tanya Egin.

" Dih faedah nye apa bor ? Yang ada malah menuh-menuhin dinding " jawab Walna.

" Foto kita terlalu bersejarah jadi tidak layak dipajang di sembarang tempat. Mending pajang di rumah lo " sambung Rea.

" Yaudah nanti gue pajang di puncak patung Liberty aja, gantiin obornya. Nanti obornya gue bawa pulang buat bakar ikan lumayan " ucap Galang sambil merangkul Gela.

" Ada-ada aja lo, yaudah ayo masuk gue pengen nyobain Odading mang oleh " ajak Jessica sambil berjalan meninggalkan mereka.

" Sejak kapan kita pesen Odading mang oleh ? Terakhir gue makan kemarin lusa " tanya Daniel.

" Bukan Odading, lebih tepatnya roti panggang " jawab Mavendra.

" Gimana rasanya jadi ironmen ? "

" Gak tu gak jadi apa-apa. Gue masih normal jadi manusia tampan. Gue juga gak bisa terbang, ya tapi emang en-- "

" Oiya, kalian duluan aja deh. Gue sama Gela mau keliling sekolah bentar " ucap Galang dan diangguki oleh yang lainnya.

" Sama Gela terus, lo gak ada niatan ajak gue nge date gitu Lang sekali aja " protes Rafael kepada Galang.

" GAK!! Syirik ae lu, makanye jangan tinggalin cewek teros "

" Tobat Raf tobat " ejek Gela sambil meninggalkan Rafael yang masih berdiri di tempatnya.

" Ck, EH WOY TUNGGUIN GUE!! " teriak Rafael sambil mengejar yang lainnya masuk ke dalam aula.

" Makanya gak usah jadi nyamuk anying " protes Egin.

" Gue ganteng gue ga denger "

" Tuhkan mulai "

Mereka menginjakkan kaki di aula tersebut, banyak pasang mata menuju ke arah mereka. Entah apa yang murid lain lihat dari mereka, mungkin penampilan ? Dean, Rafa, Daniel, dan Walna berlari menghampiri stan ice cream meninggalkan yang lainnya. Sore itu, semua murid dan juga tamu yang menghampiri acara tersebut diberikan waktu bebas untuk melakukan apa saja. Kecuali orang tua mereka yang berkumpul di aula utama, entah apa yang ingin kepala sekolah dan guru-guru sampaikan. Semoga saja bukan kenakalan yang mereka buat yang disampaikan kepada para wali murid mereka saat itu.

AZALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang