Tiga Pemuda

3.6K 230 9
                                    

Mendadak Jadi Istri

Ch. 1 - Tiga Pemuda

Intro

Di tengah pusat kota Seoul, dimana semua kehidupan manusianya seolah tidak pernah berhenti dan selalu berhasil memikat mata tiap orang yang memandangnya. Ketika kota dalam keadaan pagi, hiruk-pikuk akan mengusik pendengaran sebab dipadati oleh gerombolan orang bekerja dan anak sekolah. Sementara hingar-bingar kota saat malam begitu sayang untuk dilewatkan sebab saat malam tiba, dunia seolah berputar dari kenyataan yang diterangi sinar matahari.

Hampir seluruh orang di Seoul merupakan orang terpandang atau bisa dibilang orang-orang punya nama. Mereka mati-matian mengejar target hidup dan ketika tiba di Seoul, mereka akan berlomba untuk dapat bertahan. Begitulah kerasnya hidup di kota super layaknya Seoul. Dimana kamu harus kuat supaya tidak terdepak dari posisimu. Persaingan bermain sangat ketat di sini, bahkan kalau kamu berisitrahat sebentar saja sudah ada yang mendahuluimu.

Banyaknya pesaing yang seprofesi kadang kala membuat orang harus bekerja lebih keras. Mereka dengan berbagai upaya akan memutar otaknya guna menonjolkan perbedaannya, sehingga ia dapat dikatakan berkualitas dari sekian banyaknya talenta yang ada. Sama halnya seperti ketiga pemuda yang mengadu nasib di kota Seoul. Mereka memiliki latar belakang berbeda, tapi mempunyai prinsip yang sama. Jadilah mereka saling mengenal hingga telah menyatakan hubungan yang terjalin lebih dari sekedar teman. Mereka adalah bentuk kompleks dari teman, sahabat, dan keluarga.

Perihal pekerjaan yang diadu di kota Seoul, ketiga pemuda ini bekerja di bidang yang berbeda. Pemuda pertama bekerja sebagai seniman sekaligus menjadi pelukis handal. Dia bukan orang Korea, tapi sudah akrab dengan hal yang berhubungan dengan Korea, sehingga orang menilai dia cukup unik sebab berasal dari luar. Lalu pemuda kedua berprofesi sebagai penyanyi terkenal di industri musik Kpop. Walaupun banyak idol lain yang juga menjadi penyanyi, warna suara penyanyi ini benar-benar khas, sehingga siapapun yang mendengarnya bisa menebak namanya. Sementara pemuda ketiga mencari uang dari hasil mengajar bahasa asing dan sebagai penerjemah. Dia juga bukan orang Korea, tapi cukup lama merantau di Korea. Sebelumnya dia sudah merantau di salah satu negera benua Eropa, oleh karena itu dia cakap dalam berbahasa asing.

Tapi dibalik pesona dan bakat mereka, tidak ada yang tahu kalau pekerjaan itu hanyalah sebagai perkerjaan sampingan, bukan pekerjaan utama.

Begins

Malam ini adalah malam minggu. Malam dimana sebagaian orang memakainya untuk melakukan ritual kramatnya sesuai dengan seleranya masing-masing. Sama seperti ketiga pemuda yang sedang berkumpul di salah satu apartemen ternama di Seoul. Sudah kewajiban mereka jika malam Minggu digunakan untuk menghabiskan waktu bersama. Katakanlah sebagai pelepas penat selama seminggu suntuk mencari uang di kota layaknya lubang hitam tanpa dasar.

"Gila, kemarin mainnya kayak apa sih? Tuh rambut masih ada sisa catnya", kata Haechan yang baru saja duduk di sofa.

Yang diajak bicara, Renjun, hanya bisa membuang nafas. Rambutnya ketumpahan cat minyak karena rekan mainnya tidak hati-hati. "Biasalah kecelakaan. Kutebak kau juga baru selesai kan? Gitu ya pakai baju putih", ledeknya lalu menyetel tv, ingin mencari film yang akan ditonton nanti.

"Gimana lagi. Partnerku ga mau nunggu lama, lumayan loh bayarannya", goda Haechan yang hanya mendapat lirikan Renjun.

Renjun menaruh remote tv. "Kalau kau lupa, dari kita bertiga, Yangyang yang dapat bayaran paling mahal", tutur Renjun malas.

Suara kikikan terdengar dari dapur. Salah satu pemuda lagi datang dengan botol di tangannya. "Hei, sudah jangan bertengkar. Lihat! Aku bawa anggur dari Jerman!", serunya sambil menunjukkan botol anggur merah kepada Haechan dan Renjun.

Mendadak Jadi IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang