Happy reading.
"Mencintai bukan hanya tentang memiliki, tetapi juga tentang. Melindungi dari jauh dan memastikannya baik-baik saja."
*****
Dylan memandang Vraka penuh selidik, matanya memicing. Tangannya bersedekap, dagunya terangkat tinggi. Saat ini, Dylan melaksanakan penyelidikan tentang, Vraka yang menginap di rumah Theresa, tanpa memberitahu dirinya terlebih dahulu. Bukan! Dylan bukan cemburu, hanya saja takut. Kalau ada setan gimana? bisa rusak masa depan, calon istrinya itu.
Vraka hanya memasang wajah tanpa dosanya, menatap Dylan mengangkat sebelah alisnya. Sekaligus geli, Dylan sangat tidak cocok memasang muka serius begitu. Malah jatuhnya, kek orang nahan Pup. Ketawa ngakak...
Dylan memegang bahu Vraka dengan kedua tangannya, "Tatap mata saya..."
Vraka berdecak, "Lo mau hipnotis gue, kah?"
Dylan berdecak, dengan posisi masih memegang bahu Vraka. "Jawab jujur, lo tidur dimana tadi malem?"
"Kolong jembatan," jawab Vraka.
Dylan menguncang bahu Vraka, "Jujur! lo tidur dirumah calon istri gue, kan?"
Vraka menepis tangan Dylan, "Iya,"
Dylan membekap mulutnya, mengelengkan kepalanya tidak percaya. Dan menjauh beberapa langkah dari Vraka. Sedangkan Vraka memandang Dylan aneh dan terlalu berdrama.
"Lo nggak apa-apain dia, kan?"
"Nggak! Dia tadi malem demam, jadi gue nggak sempat pulang."
Dylan memicing, "Nggak percaya gue, pasti lo ngambil kesempitan dari kesempatan, kan?"
Ramon melempar segumpal kertas kepada Dylan, "Kebalik, bego?!"
"Diem lo! Gue sedang dalam mode serius sekarang!"
"Serius pale lo! Muka lo kayak nahan Pup!" jujur Vraka.
Gibran tergelak, lalu mengambil bakwan yang terletak diatas meja, "Nggak ada cocok-cocoknya." ledeknya.
Dylan berdecak kembali memandang Vraka serius, "Lo nggak apa-apain dia, kan?"
Vraka memutar bola matanya malas, "Nggak, bangun tidur aja gue ditendang sama dia?!"
"Kok sampai ditendang?" tanya Dylan heran.
Vraka mendengus, "Gimana enggak, gue tidur seranjang sama dia." jujur Vraka yang membuat Dylan melongo terlongo-longo.
Gibran tersedak bakwannya, lalu merebut minuman yang ditangan Ramon. Yang membuat siempu berdecak kesal.
"APA? LO TIDUR SERANJANG SAMA CALON ISTRI GUE? WAH! CARI MATI LO, KA." pekik Dylan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vraka
Teen Fiction- Dan akhirnya, selalu ada batas untuk setiap perjalanan. Selalu ada kata selesai, untuk setiap yang dimulai -