Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku tidak ingin bangun. Aku merasa jauh lebih baik saat tidur, dan itu sangat menyedihkan."
*****
Vraka memasuki kelas dengan kresek hitam besar ditangannya, yang megundang tatapan heran sekaligus penasaran oleh semua murid, termasuk sahabat-sahabatnya yang berada dipojok kelas. Vraka tersenyum penuh arti, bersiul-siul pelan. Mengabaikan tatapan memuja dari kaum hawa di kelasnya, sudah biasa!
"Apa, tuh?" tanya Gibran.
"Gue punya hadiah buat lo, pada. Terkhusus buat Aaron."
Aaron yang tadi berwajah masam karena masih mengantuk, kini berubah sumrigah. "Wah! Apaan, tuh? Tumben lo baik?"
"Baik salah, jahat salah. Dasar Human!" sarkas Vraka.
Aaron berbinar, "Wah, gede banget tuh, kresek. Apa isinya?" tanya Aaron penasaran.
Vraka menahan tawa, dan membuka kresek itu menghamburkan isinya di atas meja. Gumpalan dan kain berwarna biru berceceran diatas meja dan lantai.
"Ini hadiah nya, selamat bersenang-senang!" ujar Vraka tertawa kecil karena melihat wajah bingung teman-temannya itu.
Aaron menyentuh gumpalan kapas dan kain berwarna biru itu, serasa tidak asing. Aaron berpikir sebentar.
Loading.
Masih Loading.
Aaron memekik, "YETI!"
Gibran terpanjat karena teriakan yang berada tidak jauh dari telingannya itu, karena posisi Aaron yang duduk disebelahnya.
"LO APAIN YETI GUE? VRAKA BANGSAT LO!"
Aaron memegang gumpalan kapas itu dan memandangnya nanar, HUA! YETI NYA DI SEMBELIH, VRAKA.
Vraka sendiri sudah tergelak keras, sedang kan Dylan berdecak heran. Ini Vraka kurang kerjaan, banget. Motong-motong boneka kek, gitu. Kan sayang duitnya, pikir, manusia yang mata duitan seperti Dylan.
