10

184 35 5
                                    

Suara dentingan sendok yang beradu dengan gelas menyadarkan Sora dari pikiran yang tengah menganggunya. Dia juga tidak mampu membuka matanya, bukan karena masih mengantuk, dia hanya terlalu takut menghadapi kenyataan di depan mata.

Sora sudah sadar setengah jam yang lalu, dia juga tidak berani bergerak sedikit pun. Alasannya adalah pria yang tengah menyiapkan sesuatu untuk diminum, Sora pun juga tidak tahu seperti apa penampilan pria itu.

Sedangkan Sora masih berbalut selimut putih menutupinya sampai ke leher, dia juga bisa merasakan tubuhnya tidak memakai baju sama sekali. Sora juga masih ingat bagaimana kejadian tadi malam yang dialaminya, hilang akal dia merasakan tubuhnya ingin disentuh oleh Yoongi, tanpa buang kesempatan Yoongi menghabisinya dalam sekejap.

Sora bisa merasakan bagaimana hentakan keras itu menghujam miliknya sampai dia merasakan ngilu sekaligus perih, satu waktu dia puas dan menikmatinya, satu sisi dia membenci dirinya yang tidak bisa menjaga apa yang selama ini dia pertahankan demi keinginan sang ayah.

Tiba-tiba dia teringat dengan Namjoon, apa yang harus dia katakan pada pria jangkung itu, dia bahkan berjanji akan kembali sebelum matahari muncul.

Diliputi rasa bersalah pada Namjoon, Sora berusaha bangkit dari tempat tidur Yoongi untuk membersihkan diri dari sisa-sisa pergulatan mereka semalam. Dengan selimut masih membungkus tubuhnya, dia memungut satu persatu bajunya yang berserakan dilantai sembari menahan perih miliknya, sedikit pun Sora enggan melirik Yoongi yang sudah memperhatikannya terlebih dahulu.

Tidak ada yang berbicara, Sora masuk ke kamar mandi demi menyelesaikan aktivitas pagi.

Setelah selesai, Sora keluar dengan pakaian yang dia gunakan semalam, berjalan menunduk melewati Yoongi begitu saja. Yoongi pun menangkap lengan Sora, meremas pelan tanda peringatan baginya.

"Mau kemana?" Yoongi menatap Sora tajam walaupun gadis itu tidak membalas tatapannya.

"Pulang." Jawabnya singkat dengan suara serak.

"Aku sudah siapkan sarapan untukmu. Makanlah. Aku yang akan mengantarmu pulang." Sebenci apapun Yoongi dengannya, dia tetap tidak tega melihat kondisi Sora saat ini.

Sora terlihat tidak baik dan sangat terpukul, diamnya menyiratkan kesedihan.

"Appa-ku sudah menunggu, aku tidak ingin dia marah." Balasnya lemah.

"Tidak--"

"Aku mohon." Kini Sora berani melihat wajah Yoongi menatapnya sembari menahan air mata yang sebentar lagi akan jatuh.

Yoongi melonggarkan remasan di lengan Sora sampai lengan itu terlepas dengan sendirinya, membiarkan Sora pergi tanpa melihatnya lagi. Sekarang, perasaan Yoongi campur aduk. Dia senang sudah menghancurkan Sora, tapi kenapa rasa bersalah jauh lebih besar.

Yoongi merasa sudah keterlaluan pada gadisnya yang tidak tahu apa-apa menjadi korban keserakahan ayahnya.

Yoongi menendang meja hingga makanan yang sudah dia sediakan untuk Sora hancur berantakan, meremas rambutnya, kesal karena semuanya tidak sesuai dengan yang dia pikirkan. Dia berharap Sora menangis meraung meminta tanggung jawab, yang ternyata Sora hanya diam tanpa mengatakan apapun, rasa bersalah meliputi dirinya.

Lalu sekarang apa? Apa Sora akan hamil? Selanjutnya, apa yang harus dis lakukan?

Pertanyaan itu terus berputar di kepala Yoongi.

***

Sora tidak bisa menghubungi Namjoon karena baterai ponselnya sudah habis, dia berharap besar jika pria itu belum kembali ke Istana. Tubuhnya masih berdiri kaku di depan pintu kamar yang sebelumnya mereka sepakati, Sora juga tidak mau bertanya pada resepsionis apakah Namjoon sudah check out atau belum.

The King & The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang