"Hei! Dari mana saja kau?!" Seru Hoseok setelah melihat eksistensi Sora dimatanya.
Mereka berjanji bertemu di kedai kopi milik mereka. Sebelum Sora benar-benar tidak melanjutkan usaha kopinya, Hoseok meminta pada Sora agar tetap dibuka dan pria itu yang bertanggung jawab untuk semuanya, Sora sangat setuju, akhirnya kedai kopi itu tetap buka walaupun Sora tidak disana.
"Aku butuh teman berbagi cerita." Balas Sora dengan nada dilebih-lebihkan.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Sembari membuka pintu masuk.
"Tidak ada. Aku rindu padamu." Wajahnya tampak mengejek.
"Kau--"
Suara gemerincing ketika pintu terbuka menandakan ada pelanggan yang masuk.
"Selamat datang!!" Seru Hoseok bahagia.
Sora yang awalnya tidak peduli sedikit melirik pelanggan itu, kebetulan Sora membelakangi pintu masuk jadi dia melirik pada saat pria itu melewati meja miliknya. Memperhatikan cara pria itu berjalan, sesekali tangannya mengibaskan rambut yang ingin sekali Sora ikat, memakai kacamata hitam dan memiliki bibir tebal merah tak luput dari usapan jarinya seakan tahu disanalah titik pesonanya.
Sora merasa tidak asing dengan pria itu sampai dia mendengar suaranya saat memesan minuman.
"Park Jimin?" Ucapnya dengan nada pelan namun cukup terdengar karena toko baru saja buka dan hanya dia satu-satunya pelanggan disana.
Pria itu menoleh saat mendengar namanya dipanggil, mencari sumber suara dan mendapati seorang gadis sedang menutup mulutnya dengan mata membulat lucu, tak lama dia segera menghambur keluar dari kopi.
Jimin segera menangkap Sora sebelum mencapai pintu, memperhatikan wajah gadisnya meyakinkan diri jika itu adalah Sora yang pernah dia cintai, tidak, saling mencintai. Yakin gadisnya Jimin segera memeluk Sora tanpa basa-basi.
"Aku merindukanmu." Bisiknya dengan suara menggoda, bulu halus Sora meremang seketika.
Sora membeku, dia juga sangat merindukan pria yang senang sekali mengganti warna rambutnya. Sudah lama Sora tidak mendapatkan sentuhan dari Jimin. Sewaktu masih menjalin kasih Jimin sangat menyukai skinship, memeluk, bergandengan tangan, apapun itu selagi masih dalam sentuhan. Jimin juga sangat menghargai Sora, pernah satu waktu pria itu bertanya tentang 'melakukan' hubungan lebih, Sora menolaknya dengan alasan sebaiknya dilakukan setelah menikah.
Jimin tidak masalah, justru dia bangga dengan Sora yang tetap menjaga kehormatannya.
"Apa kabar?" Tanyanya dengan senyuman penuh pesona sembari mengurai pelukannya dari Sora.
"Baik." Balas Sora malu jantungnya berdegup tak karuan.
"Ah, kita harus duduk dulu, ayo!" Tangannya tak lepas merangkul bahu Sora membawanya ke tempat duduk terdekat.
Hoseok hanya memandang bingung melihat dua orang itu.
"Bagaimana kabarmu?" Tangannya menggenggam erat tangan Sora.
"Aku baik. Jimin, kita tidak seharusnya menyapa lagi, jika Appa melihat atau suruhannya, kita bisa mati."
Jimin tersenyum senang, jelas Sora masih memperhatikannya juga mengkhawatirkannya.
"Jangan salah paham." Menangkap sinyal senyuman penuh arti Jimin. "Aku akan menikah, jadi tidak ada harapan lagi untukmu."
Jimin menaikkan kedua alisnya, aneh rasanya ketika Sora langsung tiba-tiba mengatakan jika dia akan menikah, jika diingat kembali wajar kalau Sora terlihat panik saat bersamanya kisah cinta mereka dulu memang sangat menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King & The Boss
RomanceMin Yoongi atau biasa di panggil 'D' mempunyai satu tujuan dalam hidupnya, menjatuhkan Raja Kang dari tahta kerajaan. Suatu hari dia terpaksa mengganti rencana karena pertahanan kerajaan terlalu kuat, dia terpaksa memakai 'perasaan' agar bisa mengha...