Keadaan gadis itu jauh dari kata baik, dia sudah terkulai lemas meletakkan kepalanya diatas meja di kedai kopi miliknya sendiri. Kepalanya masih berkutat dengan dirinya yang kini sudah berbadan dua, hidupnya terasa hancur saat mengetahui keadaannya.
Tidak ada yang mengetahui hal ini, bahkan Yoongi sekalipun. Pria penyebab kehamilannya itu mendadak menghilang, sulit sekali dihubungi sampai Sora jengah sendiri menghadapinya. Jika saja pernikahannya dengan Namjoon tidak didepan mata, mungkin Sora akan biasa saja berusaha mencari solusi terbaik, namun, wajah sang ayah muncul dikepalanya.
Jika dia mengatakan secara gamblang kepada ayahnya, maka umurnya tinggal hitungan hari lagi.
Semua terasa rumit untuk dilalui.
Hari ini cukup ramai namun semua terasa sunyi bagi Sora, ingin sekali rasanya menghilang sejenak dari dunia melupakan segala sesuatu yang menimpa dirinya, Sora ingin sekali itu terjadi.
Sekian banyaknya suara orang-orang yang tengah menikmati kopi, satu suara membuatnya mengerutkan alis agar suara itu terdengar jelas. Dia mendengar suara Jessi mengobrol dengan beberapa orang, penasaran, dia mencari eksistensi wanita yang menyukai Yoongi itu.
Sora melihat Jessi sedang tertawa ringan dengan teman-temannya memakai baju seperti dokter, ternyata jika dia seorang dokter itu benar adanya. Tiba-tiba Sora teringat sesuatu, sebaiknya dia menanyakan hal ini pada Jessi.
Jessi menoleh saat namanya dipanggil dan mendapati Sora sedang berlari kecil kearahnya, wajahnya tidak terlihat bergairah seperti biasanya, lalu tiba-tiba saja Sora jatuh dihadapannya, beruntung Jessi segera menangkapnya.
"Maaf, aku tiba-tiba pusing." Ujar Sora sembari memegang kepalanya.
Jessi tidak merespon kalimat Sora, dia fokus memandangi Sora yang lebih pucat dari biasanya. Berpamitan dengan temannya yang lain lalu membawa Sora duduk disalah satu bangku. Sebenarnya Jessi masih tidak suka dengan Sora karena sudah terlalu dekat dengan Yoongi, tapi mengingat kejadian waktu itu Sora menghadang Yoongi agar tidak menembaknya membuatnya berpikir lagi, Sora bukan orang jahat.
"Kau hamil?" Jessi menebak asal tapi akurat.
"Hah?" Balas Sora bingung kenapa Jessi bisa menebaknya.
"Jujur saja, aku tidak akan mengatakan pada siapapun."
"Bagaimana kau bisa menebak seperti itu?" Sora masih belum yakin untuk mengatakannya.
"Aku hanya menebak saja, apalagi kau sering melakukan seks dengannya, dia tidak suka memakai pengaman jadi wajar kalau kau hamil." Ujar Jessi dengan wajah santai.
Sora tidak menyangka jawaban sederhana seperti itu yang keluar dari mulut Jessi, sedangkan Sora sudah berpikir terlalu jauh tentang gejala yang dia alami seperti dokter memeriksa pasiennya. Dia merasa konyol didepan Jessi.
"Bagaimana kau tahu dia tidak suka pakai pengaman?" Rasa ingin tahu Sora sudah tidak bisa dikendalikan lagi, sampai dia tidak bisa membedakan mana privasi dan mana konsumsi publik.
"Sebelum dia mengenalmu, akulah pelampiasan seksnya."
Bagai dihimpit tembok besar Sora merasakan dadanya sesak, Jessi mengatakannya seolah semua itu bukan hal besar untuk disampaikan.
"Kau belum menjawab pertanyaanku." Lanjut Jessi dengan melipat kedua tangannya.
Sora menunduk malu jari-jari tangannya saling meremas satu sama lain.
"Apa menurutmu dia akan bertanggung jawab?" Sora merasa sedih.
"Aku rasa tidak." Jessi menegaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King & The Boss
RomanceMin Yoongi atau biasa di panggil 'D' mempunyai satu tujuan dalam hidupnya, menjatuhkan Raja Kang dari tahta kerajaan. Suatu hari dia terpaksa mengganti rencana karena pertahanan kerajaan terlalu kuat, dia terpaksa memakai 'perasaan' agar bisa mengha...