Kemarin aku membicarakan dengan Adrian tentang memberikan ASI pada Razan. Jadilah kami berada di rumah sakit hari ini. Aku sudah mendaftar tinggal menunggu di panggilan saja. Banyak ibu-ibu hamil yang memperhatikan suamiku. Padahal ada aku istrinya duduk di sampingnya. Adrian tidak mengetahuinya atau pura-pura tidak tahu. Ia justru menggoda Razan yang mengempeng. Razan di gendong olehku.
"Ibu Yesa Andini Utami." Namaku di panggil suster. Aku segera berdiri di ikuti Adrian. Saat melewati ibu-ibu mataku mendelik. Mereka sedang hamil saja jelalatan apa lagi yang masih single melihat suamiku seperti ingin melahapnya saja. Resiko memiliki suami tampan.
Adrian membukakan pintu ruangan Dokter. Aku masuk di sambut oleh senyuman sang Dokter. Aku duduk di depan meja kerjanya. Adrian di sebelahku.
"Ibu Yesa?" tanya Dokternya.
"Dini aja, Dokter," ucapku.
"Baiklah, Ibu Dini. Ada yang mau di konsultasi kan apa ya?" tanyanya.
"Ini Dok, saya mau nanya. Apa ibu sambung bisa ngasih ASI?" tanyaku tanpa basa-basi. Kening Dokter tersebut mengerut lalu melihat pada Razan. Dia sedang berpikir jika bayi yang aku bawa bukanlah anak kandungku. "Ini anak dari keluarga saya Dok." Aku memberitahunya supaya tidak bingung.
"Oh, begitu." Kepalanya mengangguk-angguk. "Itu namanya induksi laktasi. Induksi laktasi adalah suatu usaha untuk membuat ibu yang nggak pernah hamil dan menyusui menjadi bisa menyusui."
"Itu artinya saya bisa, Dok?" tanyaku excited.
"Tentu Bu, walau pun prosesnya itu nggak mudah. Tergantung bagaimana perkembangannya. Maaf sebelumnya, berapa lama kalian menikah?"
"Mungkin sekitar tujuh bulan," sahutku sambil berpikir melihat ke arah Adrian.
"Jadi alasan mengadopsi anak kenapa? Apa maaf, ada yang kurang subur?"
Aku lantas terdiam. Subur? Mencobanya saja belum. Aku tersenyum hambar.
"Bukan itu, Dok. Bayi ini kami rawat karena masih ada kekerabatan. Dia nggak bisa ngurus jadi kami yang rawat. Sekalian nanti belajar kalau punya anak," ucap Adrian.
"Oh, gitu. Berarti dua-duanya baik-baik aja ya. Gini Bu, saya kurang setuju kalau Ibu mau melakukan induksi laktasi. Ibu masih muda dan bisa punya anak sendiri. Ada kekhawatiran kalau ibu melakukannya. Soalnya Induksi Laktasi itu ada beberapa tahap. Untuk melakukan induksi laktasi, ada tiga tahap yang perlu dilakukan oleh ibu Dini. Pertama, memicu keluarnya ASI dengan cara mengkonsumsi pil kontrasepsi dengan kandungan progestreon dan estrogen dosis tinggi tanpa menyertakan placebo pil tersebut. Langkah ini dimaksudkan untuk mengondisikan tubuh ibu seperti kondisi hamil di mana payudara dipersiapkan untuk memproduksi ASI."
"Konsumsi pil KB?" tanyaku. Aku pernah mendengar menggunakan kontrasepsi itu akan lama mempunyai anak.
"Iya, betul Bu. Pil ini diminum 1 sesi saja, atau boleh 2-3 sesi. Selanjutnya ibu akan diberikan obat galatogogue untuk menambah produksi ASI, dan perlu diminum jangka panjang. Akupuntur juga dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI. Obat galactogogue perlu diminum selama ibu ingin menyusui kemudian diturunkan bertahap bila bayi akan disapih. Tahap kedua adalah mengenalkan ibu dan bayi dengan cara melakukan kontak kulit selama 24 jam sampai bayi mau menyusu ke payudara ibu. Lamanya bervariasi, tergantung usia bayi. Semakin cukup usia bayi, semakin mudah bayi untuk menyusu ke payudara. Kontak kulit ke kulit seperti ini akan membantu bayi adopsi untuk mengenali ibu angkatnya dan mau menyusu ke payudara ibu angkat. Proses kontak kulit ke kulit sama seperti perawatan metode kanguru. Bayi melekat kulit ke kulit di dada ibu, kemudian di gendong. Dan tahap ketiga adalah tahap memenuhi kebutuhan nutrisi bayi adopsi. Selama proses menyusui ibu perlu menggunakan alat bantu laktasi yang ditempelkan di payudara, yang berisi ASI donor atau susu formula, gunanya untuk menambah jumlah susu yang dibutuhkan bayi. Itulah beberapa tahapnya. Yang saya khawatirkan Ibu belum pernah hamil. Tapi di induksi laktasi harus mengkonsumsi pil KB. Takutnya kalau mau punya anak itu sulit."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Marriage (GOOGLE PLAY BOOK)
Storie d'amoreSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK & KARYAKARSA. Aku harus mengorbankan masa depanku demi adikku. Lia, adikku yang masih sekolah. Di jebak hingga hamil oleh temannya. Aku dipaksa menikah, demi menjadi orang tua dari anak yang dilahirkannya nanti. K...