Part 23

38 6 0
                                    

"Adakala kita harus menyelesaikan suatu masalah dengan kepala dingin agar tak berlanjut dengan keributan"

~o0o~

Indonesia-Jakarta
Pagi hari di Mansion Gradella

Sekarang Varo hendak berangkat sekolah walau tak semangat karna jasad Anna tak kunjung ditemukan ntah hidup dan matinya Anna belum jelas, jadi mereka masih dalam keadaan yang sama semuanya terdiam dan menjadi dingin tidak ada salam sapa maupun candaan diantara mereka semuanya hampa

"Varo pamit" ucap Varo dengan dingin kemudian berpamitan dengan sopan kepada kedua orang tua maupun abangnya walau dia dalam keadaan terpuruk tapi dia tidak boleh semena-mena terhadap orang tua

"Anna sayang kembalilah kepada kami, abangmu jadi semakin dingin" batin Luna dengan sedih

"Abang pamit juga" ucap Dirga tak kalah dingin dan melakukan hal yang sama seperti Varo yaitu berpamitan dengan sopan

"Yah! Mereka dingin lagi baru saja kemarin canda tawa mereka kembali sekarang apakah tawa mereka akan kembali hilang" ucap Luna dengan suara parau

"Ak_aku juga merindukan putriku hiks...putri manisku disana..hiks" ucap Luna dengan tangis yang hampir pecah membuat Nathan tak tega

"Bun ayah janji ayah akan berusaha buat nemuin putri kita" ucap Nathan dengan tekad yang kuat

"Kenapaa!...hiks...Kenapaaaa para bodyguard itu tidak tahu Anna dimana!! Tugas mereka kan menjaga Anna tapi kenapa mereka lalai!" Teriak Luna prustasi membuka topeng yang dia pakai saat dihadapan Varo dan Dirga

Tanpa mereka sadari Dirga dan Varo belum sepenuhnya pergi mereka mendengar jeritan terluka dari Luna hal itu membuat hati mereka tersayat sekaligus membuat mereka merasa bersalah karna telah mengabaikan kedua orang tuanya dan menjadi dingin ketiga dirumah

~o0o~

Skip
Suasana hari senin di DHS

Sekarang semua murid DHS sedang menjalankan upacara hari senin seperti biasa, kecuali Varo, Brian dan Zargas yang mengikuti upacara tersebut, sekarang mereka sedang berada di Rooftop sekolah, sepertinya untuk kali ini mereka tidak akan mengikuti pelajaran seperti biasa

Untuk Satya dan Zia? Mereka bukan tak sedih mereka berdua juga sangat sedih tapi jika mereka ikut membolos siapa yang akan mengizinkan mereka semua? Disaat mereka semua terpuruk tapi mereka berdua sadar kalau para sahabatnya lebih terpuruk jadi mereka berdua harus jadi penguat disaat seperti ini

"Var masih gak ada info tentang Anna?" Tanya Zargas membuka suara

"Belum" ucap Varo acuh tanpa sadar

"Lo jangan diem gini dong gue rasa gagal jadi sahabat lo" ucap Zargas mencoba untuk menghibur Varo

"Hmm" deham Varo singkat

"Var gue tau perasaan lo, gue juga ngerasain hal yang sama tapi coba deh lo profesional" ucap Brian mencoba untuk melunakan ego Varo

"Lo gak ngerti Bri" ucap Varo dingin tanpa sengaja

"Justru itu kita gak ngerti coba lo cerita sama kita kali aja beban lo sedikit berkurang" ucap Zargas mewakili Brian agar emosi Brian tak terpancing menghadapi Varo saat ini

Anna's Kindness Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang