EPILOG

253 16 9
                                    

HappyReading🍁🍁

Delapan Tahun Kemudian

Disalah satu hotel ternama di kota Jakarta. Terlihat begitu ramai. Banyak orang-orang berhilir mudik kesana kemari. Ada juga yang berbincang, bercanda dan lain-lain.

Disebuah kamar hotel, terlihat seseorang yang sedang dilanda gelisah. Kalian pasti sudah ada yang bisa menebak dia siapa?

Dia adalah Amel. Yup Amelia Prasetya. Ternyata, Amel masih diberikan kesempatan oleh Allah. Dan sekarang adalah hari yang sangat sakral bagi Amel dan Andra.

Hari ini adalah hari pernikahan Andra dan Amel setelah delapan tahun lamanya mereka berpacaran, bukan pacaran sih ini lebih ke tunangan karena saat di RS beberapa hari setelah Amel sadar Andra langsung melamar Amel.

Flashback delapan tahun lalu

Flashback on.

"Kenapa engkau mengambil dia lebih cepat, Ya Allah."

Tiba-tiba keluar suster dari ruangan Amel berteriak memanggil dokter. Tidak lama kemudian dokter pun masuk ke ruangan tersebut.

Andra langsung berdiri dan menghampiri suster tadi.

"Kenapa sus?"

"Detak jantung pasien kembali."

"Alhamdulillah."
Andra dan semuanya langsung mengucap syukur setelah mendengar penjelasan sang suster.

"Yasudah. Kalau begitu saya permisi masuk ke dalam Pak, Bu, Dek."

Bagas menjawab, "Iya sus terimakasih."

Andra langsung memeluk sang mama.
"Andra tau Amel kuat Mah."

"Iya Mama tahu kok."

Dokter pun keluar dari ruangan tersebut. Papa Amel menghampiri sang dokter.

"Gimana dok keadaan putri saya?"

"Alhamdulillah putri Bapak masih diberikan kesempatan oleh Allah, untuk melanjutkan kembali hidupnya, untuk saat ini kondisi nya masih sangat lemah. Membutuhkan dua atau empat hari, mungkin bisa lebih dari itu agar pasien bisa kembali sadar."

"Tapi kami boleh kan masuk ke dalam dok?"

"Oh ya silahkan tapi jangan berisik!"

"Terimakasih dok."

"Sama-sama. Kalau begitu saya permisi."

Guntur mengangguk.

Mereka semua pun memasuki ruangan tersebut. Bau khas obat-obatan langsung tercium di indra penciuman mereka.

Dibsana terlihat Amel yang masih terbaring lemah dengan alat bantu pernafasan di hidung. Guntur, Galen dan Andra langsung menghampiri bangsal yang ditempati Amel. Oh ya yang bertanya ke mana Bunda Amel, dia masih pingsan dan sekarang sedang ditemani oleh Mika dan Dirga. Pipi, tangan dan kaki Amel dipenuhi oleh kain kasa.

Guntur mengusap pipi sang anak dengan pelan. Dia tau anaknya kuat. Lalu mencium kening anaknya dengan durasi yang cukup lama. Lalu dia pun mundur ke belakang, mempersilahkan Galen untuk sedikit berbicara atau apalah dengan Amel. Guntur mengobrol dengan papa Andra.

Kembali ke Galen saat ini dia hanya memandangi adiknya tanpa mau bersuara. Sebenarnya dia merasa bersalah karena tidak bisa menjaga adiknya dengan baik. Tapi dia juga bersyukur karena Allah masih memberikan kesempatan untuk sang adik.

AMELIANDRA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang