“Gue hanya gak mau lo terjebak dengan masa lalu lo itu.”
HappyReading🍁🍁Dimas dan Bagas saat ini sedang berjalan menuju arah Rooftop. Karena mereka sudah tau kebiasaan Andra. Jika sedang banyak pikiran pasti Andra akan pergi ke Rooftop sekolahnya.
Tiba di sana mereka melihat Andra sedang duduk di pembatas Rooftop. Sedang melamun. Bagas dan Dimas pun menghampiri Andra. Lalu Dimas menepuk pundak Andra.
“Lo lagi ada masalah ya?” tanya Dimas. yang dibalas gelengan kepala oleh Andra.
“Terus kenapa?” Sekarang Bagas yang bertanya.
“Gak papa,” jawab Andra singkat.
“Lo keinget sama Lia?” tanya Dimas. Andra pun mengangguk.
Andra menerawang jauh mengingat pertemuanya dengan gadis kecil bernama Lia. Gadis yang dia cintai? mungkin. Karena setelah Amel selalu mengusik hari-harinya membuat dia agak lupa dengan sosok Lia. Teman kecilnya.
Flashback on
Disebuah danau yang begitu luas. Di kota dengan icon gedung sate. Yaitu Bandung. Terlihat seorang gadis kecil yang usianya kisaran 4 tahun. Dia Sedang duduk ditepi sungai. Dan sepertinya gadis kecil tersebut sedang menangis. Karena terdengar suara isakan dari arahnya.
Lalu ada laki-laki berusia 5 tahun datang menghampirinya. Dia mencoba bertanya kepada gadis kecil tersebut.
“Hai Nama kamu siapa?” tanya laki-laki tadi.
Gadis kecil itupun menengok ke sumber suara. Dia melihat seorang anak lelaki yang lebih tinggi darinya.
“Lia,” jawab gadis kecil tersebut.
“Nama aku Andra.” Yah lelaki tersebut. Dia adalah Andra Danendra. Sewaktu kecil
“Kak Andla?” tanya Lia dengan suara cadelnya.
“Iya.”
“Lia panggilnya kak An aja ya. Bial gak susah. Boleh?”
Andra kecil pun tertawa lalu menjawab, “Boleh kok.”
Lia pun hanya manggut-manggut.
“Oh iya Lia kenapa nangis?” tanya Andra kecil. Setelah mengingat tujuannya menghampiri Lia.
“Lia tadi kesininya sama Abang. Tadi abangnya beli gulali dulu. Kata abang Lia tunggu dulu. Telus kalena penasalan Lia jalan-jalan. Pas mau ke abang lagi, abangnya udah gak ada. Telus Lia kesini deh!” jelas Lia.
“Jadi Lia itu kesasar di sini?” tanya Andra kecil, yang dibalas anggukan kepala oleh Lia.
“Gimana dong Kak An. Lia mau pulang.” jelas Lia dengan muka ditekuk.
“Emang rumahnya dima---“ belum selesai Andra kecil berbicara. Datang seorang lelaki yang usianya mungkin 9 tahun. Dari Arah belakang mereka berdua.
“Lia!!” ucap anak lelaki tersebut. Dia pun memeluk Lia.
“Abang.”
“Ya ampun kamu kemana aja? Ayok pulang Bunda udah cariin Lia,” ucap anak lelaki tersebut.
“Tadi Lia jalan-jalan sebental. Pas Lia mau nyamperin abang. Abangnya udah gak ada di situ,” jelas Lia kepada Abangnya.
“Yaudah yuk pulang Bunda udah nyariin kita.”
“Ayo,” balasLia riang.
Lia pun kembali Menghampiri Andra kecil.
“Kak An. Makacih ya Lia pelgi dulu.dadah.” Lia pun pergi bersama Abangnya. Sembari melambaikan tangan ke arah Andra kecil, yang dibalas lambaian tangan juga oleh Andra.
“Lia,” guman Andra kecil. Dia pun pergi melangkahkan kakinya kearah rumahnya.
Keesokan Harinya.
Andra pun kembali ke danau tersebut. Siapa tau dia bisa bertemu Lia. Tetapi setelah dia cari-cari Lia tidak pernah ke danau itu lagi.
Setiap Hari Andra kecil selalu pergi ke danau tersebut. Dengan tujuan yang sama. Hingga berbulan-bulan. Lia pun tak pernah berkunjung ke danau itu lagi.
Saat usianya 7 tahun dia harus pindah rumah bersama orang tua nya. Karena perusahaan papanya yang berada di Jakarta sedang mengalami kendala. Dia pun terpaksa ikut bersama kedua orang tua nya. Setiap setahun sekali dia selalu berkunjung ke danau ini.
Flashback off.
Dan sudah lima tahun lamanya Andra tidak pernah pergi ke danau itu lagi, karena kesibukannya.
Dimas pun berceletuk, memberi saran. Yang membuat emosi Andra naik ke permukaan.
“Mendingan lo Lupain si Lia. Teman kecil lo itu.”
“Maksud lo apa hah?” tanya Andra. Menarik kerah seragam yang Dimas kenakan. Siap membogem Dimas. Tetapi dihalangi oleh Bagas.
“Inget dude dia sahabat lo!” Bagas mengingatkan Andra. Yang sedang kalap itu.
“Gue cuma mau yang terbaik buat lo," ucap Dimas lagi dengan nada yang tenang. Dia tau Andra hanya sedang emosi saja.
“don't interfere with my business, just take care of your own business, " balas Andra memperingati.
“Ya kan kita itu sahabat. we don't want you to be constrained by your past,” Dimas berucap lagi dengan nada yang tenang. Tanpa ada emosi sedikitpun. Bagas pun menyetujui ucapan Dimas. Dengan menganggukan kepala nya.
Andra pun tersadar apa yang dilakukannya tadi salah. Dia pun meminta maaf kepada Dimas.
“Sorry Dim,” ucap Andra.
“It’s Okay, Gue hanya gak mau lo terjebak dalam masa lalu lo itu.”
“Alah so inggris lo pada,” Bagas berceletuk dengan sewot
“Diem lo jelek. Ganggu aja,” ucap Dimas.
“Gue ganteng gini dibilang jelek. Lo kali yang jelek,” balas Bagas penuh percaya diri.
“Ganteng darimana nya coba. Kalo diliat dari lobang sedotan sih mungkin,” ucap Dimas lagi.
“Sekate-kate lo. Gini-gini banyak yang ngantri ya cewek-cewek ke gue,” balas Bagas.
“Dasar Fakboi,” Andra berceletuk.
“Biarin. I want to be a Fakboi!” ucap Bagas. Menyanyikan sepenggal lagu Fakboi, yang sempat viral dijagat maya. Yang dipopulerkan oleh penyanyi Ocan Siagian.
_________________________
To Be Continue.Jangan Lupa Voment gaess
SARANGHAE♥♥♥
TERIMA KASIH.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMELIANDRA [COMPLETED]
Ficção Adolescente[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tidak Ada Deskripsi. Penasaran? Kuy Mampir. WARNING!! Belum revisi, typo bertebaran, ada kata kasar. Don't Copy My Story ©delindanae, 2020