HappyReading🍁🍁
“APAA??” Bagas dan Dimas berteriak setelah mendengar cerita Andra, bahwa Amel adalah Lia, orang yang Andra cintai.
“Ya bagus dong, berarti lo cinta sama orang yang memang bener-bener lo cinta dari kecil.” Dimas berucap, setelah tadi berteriak.
Btw nih ya mereka tuh ada di Rooftop sekolah. Mereka membolos. Bukan membolos sih karena kelas mereka sedang jamkos. Dan sepertinya sampai pulang, karena guru sedang rapat.
Andra berdiri. “Gue mau ke kelas Amel dulu.”
Andra langsung beranjak pergi, menuju kelas sang pujaan hati. Azekk.
“Ketemu doi dia, haha, Gue ikut ah.”
“Kuylah.”
Bagas dan Dimas pun mengikuti Andra. Mereka langsung mensejajarkan langkah kakinya dengan Andra. Dan langsung merangkul Andra.
Kelas Amel pun sama, mereka sedang jamkos, terbukti dari kelasnya yang ramai seperti pasar.
Andra masuk ke kelas Amel. Anehnya, Dia tidak melihat Amel, Andra menghampiri Mika yang sedang mengobrol dengan Dirga.
“Amel mana?” Andra langsung bertanya.
Mika menjawab dengan muka heran. “Lah gue kira sama lo Kak. Amel dari tadi belum ke sini, tuh tasnya aja gak ada.” Mika menjelaskan, sambil menunjuk ke arah bangku Amel.
“Tadi dia berangkat bareng gue, pas gue mau nganterin dia ke kelas dia bilang gak usah. Yaudah gue ke kelas gue.”
“Kok perasaan gue gak enak yah.” Bagas berceletuk.
Tiba-tiba.
'Drtt drtt drtt'
Ponsel Andra berbunyi. Dan nomor tidak dikenal lah yang meneleponnya. Andra langsung mengangkatnya.
“Hallo.”
“......”
“Ini siapa?”
“.........”
‘Deg'
Muka Andra langsung memerah, dengan rahang mengetat menahan Amarah.“Awas lo kalo apa-apain Amel.”
“...........”
“Anjing, Bagsat lo.”
“............”
“A...”
'Tut'
Belum selesai Andra berbicara, sambungan sudah terputus karena si penelepon mematikannya.
“Kenapa Kak? Kok bawa-bawa nama Amel?” Mika bertanya dengan Panik.
“Amel diculik sama Nasya.”
Bagas, Dimas dan Dirga langsung terdiam kaku, terkejut.
Setelah memberi tahu mereka. Andra langsung berlari ke arah parkiran. Mukanya terlihat masih menahan marah.
###
Amel mengerjapkan matanya, Dia meringis merasakan pusing di kepalanya. Amel mengedarkan pandangan ke segala penjuru tempat ini. Sepertinya tempat ini adalah rumah yang sudah lama tidak terpakai, terlihat dari temboknya yang penuh lumut, dan sarang laba-laba terlihat di mana-mana.
“Amel di mana?" Amel bermonolog.
“Kok Amel diiket gini sih, terus ini tempatnya serem banget ihh.” Amel bergidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMELIANDRA [COMPLETED]
Ficção Adolescente[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tidak Ada Deskripsi. Penasaran? Kuy Mampir. WARNING!! Belum revisi, typo bertebaran, ada kata kasar. Don't Copy My Story ©delindanae, 2020