“Bangsat.”
HappyReading🍁🍁
Dan saat pintu terbuka mereka dibuat terkejut karena melihat Amel yang sudah terkapar. Dengan kondisi yang bisa dibilang cukup buruk. muka pucat, Basah kuyup, baju tidak layak. Amel terlihat begitu mengenaskan. Andra sudah mengeraskan rahangnya melihat kondisi Amel. Dia memiliki firasat, ada orang yang sudah membully gadis polos tersebut.
“Bagas liat cctv!!” perintah Andra. Yang langsung dilaksanakan Bagas. Sebenarnya dia sudah marah sedari tadi melihat kondisi Amel. Dia pun pergi keruangan yang dikhususkan untuk merekam aktivitas warga sekolah. Tidak banyak yang tahu bahwa sekolah ini memiliki cctv, karena Andra yang meminta kepada kepala sekolah, agar merahasiakannya.
Semuanya pun menghampiri Amel. Mika langsung memangku kepala Amel. Dia memanggil nama Amel sambil terisak.
“Mel please bangun. Hiks.hiks.”
“Gue janji kalo lo bangun. Gue traktir es krim kesukaan lo. Sepuasnya.” Mika meracau lagi.
Andra pun langsung membopong Amel ala bridal Style. Dia berlari menuju parkiran diikuti oleh Mika, Dirga, dan Dimas. Andra berniat menuju rumah sakit.
Kebetulan sekali bel pulang telah berbunyi. Mengakibatkan banyak warga sekolah yang penasaran melihat Amel yang dibopong Andra.
“Eh itu si Amel kan?”
“Yaampun itu kenapa?”
“Kasian banget,”
“Mau di gendong kak Andra.”
Begitulah celetukan para siswa-siswi yang penasaran dengan keadaan Amel.Skipp
Kini Andra dan semuanya telah sampai di Rumah Sakit keluarga Andra. Dia sengaja membawa Amel ke RS tersebut agar Amel bisa segera ditangani.
“Susterrrr," teriak Andra.
Lalu datang lah tiga perawat dengan membawa bangsal kosong. Andra pun meletakan Amel di bangsal tersebut dengan hati-hati. Lalu mendorong bangsalnya ke ruangan yang telah disiapkan.
Setelah sampai di ruangan UGD. Andra, Mika beserta yang lainnya disuruh untuk menunggu. Mika sudah terduduk sambil menangis terisak, disebelahnya ada Dirga yang mencoba menenangkan Mika, dengan memeluk Mika. Dimas yang berdiri sambil sambil menyender ke tembok. Dan Andra yang mondar-mandir tak jelas.
“Duduk lah Ndra!" perintah Dimas. Andra menuruti ucapan Dimas. Dia duduk di kursi tunggu paling ujung, dan menyandarkan badannya pada tembok. Andra menjambak rambutnya merasa frustasi, kesal, marah,dan sedih. Kesal dan marah terhadap orang yang membully Amel. Sedih karena melihat Amel tadi.
Tak lama datanglah Bagas. Dia berjalan dengan tergesa ke arah semuanya. Ditangannya ada ponsel yang dia genggam.
Andra langsung berdiri. Dan bertanya.
“Siapa pelakunya?”
Bagas menjawab, “Nasya, sama gengnya.”
“Bangsat,” maki Andra.
Sialan loh Nasya. Itu Dimas yang membatin.Dokter pun keluar dari ruangan Amel. Membuat semuanya menghampiri dokter tersebut. Andra yang paling pertama maju.
“Gimana keadaannya dok?” tanya Andra tenang.
“Kalo boleh tau kalian siapa ya?”
“Kita semua teman dekatnya dok,” jawab Mika.
“Keadaan teman kalian tidak apa-apa dia hanya perlu beristirahat dan kemungkinan harus dirawat di sini selama beberapa hari.” jelas sang dokter.
Andra pun kembali bertanya, “ Bener gak ada yang serius?”
“Tidak ada tuan.”
Semua yang di sana menghela nafas lega mendengar penjelasan dokter tersebut.“Kami boleh masuk kan?” tanya Dirga.
“Silahkan, kalo begitu saya permisi.” Mereka hanya mengangguk mempersilahkan dokter tersebut. Semuanya pun masuk. Di sana terlihat Amel yang sepertinya masih pingsan.
“Kabarin dulu orangtuanya!” perintah Andra. Yang dilaksanakan oleh Mika. Dia pun keluar ruangan. Dia menelepon orangtua Amel, beserta kakaknya. Setelahnya masuk kembali. Dan dia melihat Amel masih belum siuman. Mika pun menghampiri Bangsal yang ditempati Amel. Dia duduk di kursi yang disediakan. Andra dan yang lainnya sudah duduk di kursi belakang. Kondisi Amel terlihat lebih membaik walaupun ada biru di pipi. Sepertinya bekas tamparan.
“Bangun Mel.”
“Lama banget lo pingsan.”
“Ada kak Andra tuh. Katanya suka seneng kalo liat kak Andra.”
“Ada kak Bagas, kak Dimas, sama Dirga juga. Bangun lo entar gue teraktir es krim deh.”
Mika terus berbicara tanpa henti. Hingga mata Amel mulai terbuka perlahan-lahan.
“Yaampun Mel lo udah sadar? gue khawatir tau sama lo," Mika berteriak heboh sambil memeluk Amel dengan erat. Mendengar Amel sudah sadar, Andra dan lainnya pun segera menghampiri Amel.
“Ih Mika sesak tau,” protes Amel. Karena Mika memeluknya kekencegan.
“Hehe, sorry, gue terlalu exited liat lo sadar.” Mika meminta maaf, sembari menampilkan cengirannya.
“Ini Amel di mana?”
“Di rumah sakit.”
“Kok bisa ada di rumah sakit?"
“Lo kan tadi pingsan, sama memar gitu mukanya.”
“Oh iya, kak Nasya nyeremin ih,” Amel berujar polos. Dengan bergidik ngeri, membayangkan tadi Nasya membully dia.
“Kok lo bisa dibully gitu sih?” Bagas penasaran.
“Katanya kak Nasya. Amel harus jauhin kak Andra,” Jawab Amel. Andra yang mendengar pun mengepalkan kedua tangannya.
“Gak usah didengerin,” ucap Dimas.
“Tapi takut tau,” jawab Amel polos.
“Tenang aja kan ada kita.” Dirga pun berucap menenangkan Amel.
‘Ceklek'
Pintu tiba-tiba terbuka dan munculah orangtua Amel dan Galen. Bunda Amel pun menghampiri Amel dan memeluknya.
“Yaampun, Adek gak papa kan sayang?” Bundanya bertanya dengan panik.
“Gak papa kok bunda.”
Sekarang giliran sang Ayah bersama Abangnya, menghampiri Amel.
“Ayah, BangLen.” ucap Amel girang. Dan memeluk keduanya sekaligus.
“Adek Kok bisa kayak gini?” tanya Galen Khawatir.
“Ya bisalah," jawab Amel polos.
“Adek ih ditanya serius juga.” ucap Galen lagi. Sedikit kesal.
“Kan Amel juga serius.” jawab Amel tak mau kalah.
Semuanya hanya terkekeh melihat interaksi kedua kakak beradik tersebut. Kecuali Andra yang masih saja menampilkan muka datarnya.
___________________________
To Be Continue.Jangan Lupa Voment guys.
A/N
Hai semua. Apa kabar? Maaf ya AMELIANDRA baru bisa up lagi setelah hampir sebulan saya gak up. Semoga suka ya. Kalau ada typo coment saja oke. Soalnya saya up nya dadakan😂❤❤❤
TERIMA KASIH.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMELIANDRA [COMPLETED]
Roman pour Adolescents[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tidak Ada Deskripsi. Penasaran? Kuy Mampir. WARNING!! Belum revisi, typo bertebaran, ada kata kasar. Don't Copy My Story ©delindanae, 2020