“Udah ada rasa kali.”
HappyReading🍁🍁Amel sudah diperbolehkan pulang sejak 1 hari yang lalu. Kini dia tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolahnya. Dia sudah berjanji kepada Andra untuk berangkat bersama Andra, Karena Andra yang menyuruh. Amel sempat menolak tawaran Andra, tetapi Andra memaksa. Dia berjalan ke arah pagar rumahnya. Setelah tadi sempat berpamitan kepada kedua orangtuanya, juga kakaknya. Sesampainya dia didepan pagar dia melihat Andra yang sedang duduk. Dia pun menghampiri Andra.
Amel pun menyapa Andra, dengan riang. “Pagi kak Andra.”
Andra menjawab dengan deheman. "hmm.”
“Kak Andra dari tadi?” tanya Amel.
“Gak,” jawab Andra singkat. “Cepetan,” lanjutnya
“Cepetan apa?” tanya Amel polos.
“Naik ke motor.”
“Oh oke.”
Setelah melihat Amel duduk dengan benar di atas motornya, melalui spion. Andra pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Karena masih ada banyak waktu. Keadaan dijalan pun hening. Amel berbicara berniat memecahkan keheningan.“Kak Andra kenapa mau jemput Amel?”
“Emang gak boleh?”
“Boleh sih, malahan Amel seneng.”
“Ya gue mau aja.”
“Emang gak jauh dari rumah kakak?”
“Kita satu komplek.”
“APA?? Kok Amel baru tau ya.” Amel berteriak dengan heboh di atas motor menyebabkan mereka berdua menjadi pusat perhatian para pengendara maupun pejalan kaki.
“Berisik”
“Ya Maaf.” Keadaan pun hening, hingga tiba didepan gerbang sekolah Amel menyuruh Andra untuk menghentikan motornya.
“Kenapa berhenti disini?” tanya Andra.
“Gapapa, risih tau kak banyak yang liatin.” jawab Amel menjelaskan.
“Ckk, terserah.” Andra pun melajukan kembali motornya memasuki area parkiran.
Amel hanya cemberut karena ditinggal Andra. Dia berjalan memasuki area sekolah dan saat melewati Andra, Amel langsung memalingkan wajahnya. Andra yang melihat hanya menggelengkan kepala, sembari tersenyum simpul. Dia pun berjalan ke lantai dua tepatnya ke arah kelasnya berada.
Di dalam kelas terlihat kelas tersebut begitu ramai seperti pasar. Ada yang sedang menggosip, bermain game, berdandan, berselfie, ada juga yang sedang membaca buku, dan lain-lain. Berbeda dengan Bagas dan Dimas. Mereka terlihat begitu kelimpungan mencari contekan sana-sini, tapi tidak di anggap oleh semua penghuni kelas.Saat melihat Andra berdiri di depan kelas, Dimas dan Bagas lantas berdiri, mulai berjalan menghampiri Andra.
“Bagi contekan dong Dra,” celetuk Bagas. To the point. Dasar gak ada akhlak, bukannya disapa dulu, malah langsung minta contekan.
“Mikir,” ucap Andra sarkas.
“Otak gue gak nyampe," balas Bagas.
Andra berdecak sebal. Tetapi tak ayal dia mengambil buku didalam tasnya dan melemparkan buku tersebut ke arah Dimas dan Bagas. Yang langsung dengan sigap Dimas tangkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMELIANDRA [COMPLETED]
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tidak Ada Deskripsi. Penasaran? Kuy Mampir. WARNING!! Belum revisi, typo bertebaran, ada kata kasar. Don't Copy My Story ©delindanae, 2020