“Mungkin Kak Andra udah mulai suka sama Amel.”
HappyReading🍁🍁
Bagaikan selebritis terkenal. Berita tadi pun sudah menyebar kemana-mana. Salah satunya kelas 10 Mipa 1. Yap kelas Amel. Setibanya Amel dikelas dia sudah di tanya-tanya oleh teman sekelasnya.
“Lo tadi berangkat bareng Kak Andra?"
“Mau dong berangkat bareng.”
“Amel kesenengan nih.”
“Gimana rasanya?"
Celetukan terakhir teman sekelasnya, begitu ambigu. Rasa apa coba.“Gimana rasanya apa?” tanya Amel polos plus bingung.
“Itu di bonceng Kak Andra,” jawab temannya yang tadi bertanya.
“Seneng. Deg-deg an,” ucap Amel polos. Sembari membayangkan tadi dirinya di bonceng oleh Andra.
“Terus-terus?” tanya teman-temannya semakin antusias, mendengar jawaban Amel.
“Udah-udah. Amel nya mau duduk. Sana ke tempat duduk masing-masing,” Perintah Dirga, yang menahan tawa karena melihat Amel yang masih Lola ( Loading lama ).
“Apaan sih lo Dirga. Ganggu aja,” ucap Dita, teman sekelas Amel.
‘Hooo'
Sorak perempuan yang berada di kelas. Kecuali Amel dan Mika. Malah Mika sedang sibuk dengan ponselnya. Tak menghiraukan apa yang sedang terjadi.
“Mika fokus amat. Lagi ngapain?” tanya Amel. Setelah mendudukan diri disebelah Mika.
“Lagi gak mood gue,” jawab Mika pelan.
“Pms kah?” tanya Amel polos.
“You know lah.” Amel pun langsung terdiam. Tak berniat membuat Mika semakin badmood.
Dia memikirkan ucapan Andra tadi. Kepada Galen Didepan pagar rumahnya.
“Mungkin Kak Andra udah mulai suka sama Amel.” Begitulah isi pemikiran Amel.
Skipp
Saat ini Amel, Mika dan Dirga tengah berada di kantin. Dirga bertanya kepada Amel.
“Gue baru ngeh. Kaki lo kenapa mel?”
“ jatoh di kasur,” jawab Amel.
Dirga mengangguk. Sedangkan Mika, dia malah menertawakan Amel. Amel yang kesal pun menjitak kening Mika.“Sakit bego.”
“Ya habisnya Mika malah ngetawain,” Amel berbicara dengan sedikit kesal, dengan bibir dimonyongkan.
“Udah-udah,” lerai Dirga.
“Kalian mau pesen apa? Biar gue pesenin.” lanjutnya.
“Gue mie ayam, sama jus orange.”
“Kalo Amel bakso. sama es teh manis anget.”
“ Hah.” Mika dan Dirga melongo. Dirga pun tersadar.
“Dimana-mana. Es teh manis ya DINGIN. Gak ada yang anget.”
“Gitu ya,” Amel berucap dengan polosnya.
Kampret Mika membatin.
“Dah ah gue kesana dulu.”
Dirga pun pergi ke stand untuk memesan pesanan mereka. Hingga datanglah Andra dkk. Mereka duduk di bangku yang diisi Amel. Amel diapit oleh Bagas dan Dimas. Sedangkan Andra duduk didepan Amel, mereka hanya terhalang bangku saja.“Hai BoMel,” sapa Bagas.
“Apaan sih Kak Bagas. Kak Dimas. Geseran dikit dong sempit nih!” protes Amel.
Bagas dan Dimas pun menuruti kemauan Amel. Mereka bergeser sedikit dari posisinya. Tak lama datanglah Dirga membawa pesanan Amel dan Mika.
“Silahkan,” ucap Dirga.
“Makasih Dirga.”
“Iya. Dah makan.”
Amel pun mengikuti perintah Dirga. Dia begitu lahap memakan makanannya. Amel itu tidak seperti kebanyakan perempuan jika ada lelaki yang ditaksir maka makannya akan sangat pelan. Bisa dibilang menjaga image agar terlihat baik. Dia bodo amatan walaupun ada Andra di depannya ‘yang penting kenyang dulu.’ Begitulah pemikiran Amel. Sampai-sampai tidak menyadari bahwa Andra sedang memperhatikannya. Karena terlalu terburu-buru Amel tersedak.“pelan-pelan kalo makan!! Gak ada yang mau juga,” peringat Andra. Memberikan es teh yang berada di hadapannya.
“Makasih Kak,” ucap Amel pelan. Menahan malu.
“Hm.”
Amel pun melanjutkan makannya. Tak berapa lama Amel pun sudah selesai dari acara makannya. Mika sudah dari tadi, dia tengah memainkan ponselnya. Sama seperti ke empat lelaki yang duduk di kursi tersebut. Sudah menebak kan sedang apa? Yap bermain game.Bagas : Sok tau lo thor.
Author : Ye kan gue yang nulis. Terserah gue dong Huuuu fakboi
Abaikan.
‘Huakk'
Amel pun bersendawa tanpa rasa malu. Membuat yang ada dimeja tersebut memberhentikan aktivitasnya.“Eh buset. Gak malu lo?” tanya Bagas.
“Engga," jawab Amel polos, menampilkan watadosnya. (Wajah tanpa dosa)
“Dasar Bocah," Kali ini Dimas yang berceletuk.
“Biarin wlee.” Amel menjulurkan lidahnya kepada Dimas. Dengan mata di julingkan.
“Ih gemes gue.” Dirga mencubit kedua pipi cubby Amel.
“Sakit Dirga," keluh Amel.
“Iya maaf.” Dirga mengelus bekas cubitannya tadi. Tak menghiraukan jika ada mata yang sedang menatapnya tajam. Andra pun mengalihkan pembicaraan.
“Kaki lo udah gak sakit?” tanya Andra kepada Amel.
“Udah mendingan kok."
“Syukur.”
“Kenapa lo BoMel?” tanya Dimas.
“Jatoh dari kasur,” jawab Amel.
“Kok bisa? Lo ena-ena ya?” celetuk Bagas tanpa sopan, yang di hadiahi pelototan tajam dari Andra, Dirga, Dimas, dan Mika. Kecuali Amel yang mengerjapkan matanya tidak mengerti. Dia pun bertanya.
“Ena-ena apa?”
“Itu loh ma....Hehe canda bos,” Bagas tidak melanjutkan ucapannya. Dia malah melesetkannya sembari cengengesan, karena Andra menatapnya tajam. Dengan tatapan membunuh.
“Bukan apa-apa. Lo masih kecil," jawab Andra.
“Ish.” Amel mengerucutkan bibirnya. Tanda kesal.
“Udah sekarang yuk Ke kelas,” Dirga mengalihkan pembicaraan.
“Yuk," jawab Amel riang.
“Kita duluan Kak,” pamit Mika, yang di beri anggukan kepala oleh Andra dkk.
Setelah Amel dkk pergi. Bagas berceletuk.
“Lo harus bergerak cepat Ndra. Takut keduluan si Dirga," saran Bagas.“Hmm.”
___________________________
To Be Continue.Jangan Lupa Voment.
❤❤❤
TERIMA KASIH.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMELIANDRA [COMPLETED]
Novela Juvenil[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tidak Ada Deskripsi. Penasaran? Kuy Mampir. WARNING!! Belum revisi, typo bertebaran, ada kata kasar. Don't Copy My Story ©delindanae, 2020