Hari yang Melelahkan

573 57 4
                                    

"Hentikan perkelahian bodoh kalian," teriak Aoi garang.

Ia berhasil menemukan mereka setelah berkeliling sekolah bersama Kanao. Mereka berdua baru saja menyelesaikan tugas penting untuk kejutan di hari esok. Saat pengumuman nilai UTS.

Kanao tersenyum simpul saat Tanjirou menghampirinya, sedangkan Aoi ia sibuk menceramahi kedua pemuda yang doyan berantem itu.

"Aoi kalo udah marah serem ya. Mereka aja sampe diem gitu," gumam Tanjirou yang memperhatikan dari jauh bersama kanao
.
.
.
.
.
.
.

“Ayok  Kanao!!” ajak Aoi setelah puas memarahi kedua pemuda yang selalu bertengkar itu.

“E-eehh tapi aku ingin mengajaknya pulang bersama?!” sahut Tanjirou menahan lengan Kanao yang ditarik oleh Aoi

Kanao bingung sendiri. Posisinya tidak diuntungkan untuk memihak siapapun. Ketiga sahabatnya Tanjirou pun seperti tak ingin ikut campur. Aura yang dikeluarkan Aoi masih menyeramkan. Sepertinya dia sedang PMS dan itu membuat mereka mengurungkan niatnya untuk membela Tanjirou.

“Urus saja sahabat-sahabat bodohmu itu,” ketus Aoi sambil menepis tangan Tanjirou.

“Gomen,” lirih Kanao

“Tak usah meminta maaf Kanao, itu bukan salahmu. Lagipula kenapa kita bertemu mereka di sini. Ck menyebalkan!!” gerutu Aoi

“Padahal kau sendiri yang mengajakku untuk mencari mereka,” batin Kanao

Ia terus menarik Kanao menjauh dari ke empat pemuda yang masih terdiam itu.  Menuruni tangga dan keluar sekolah dengan langkah tergesa. Kanao sampai kesulitan menyamai langkah Aoi yang cepat itu. Hampir saja ia terjatuh,karena Aoi  berhenti secara tiba-tiba.

“Apa kau masih kesal Aoi-chan?” tanya Kanao khawatir

“Tii-tidak,” gumam Aoi gugup

Kanao mencoba memahami situasi yang rumit ini. Ia coba mengingat kembali apa yang dilakukannya barangkali itu membuatnya tersinggung. Tapi selama perjalan tadi, Kanao hanya diam dan menunduk. Fokus pada jalan karena Aoi yang menariknya dengan terburu-buru. Ia sampai tak sadar dengan jalan asing yang sedang dilalui.

“Apa Aoi marah karena aku tidak menanggapi omelannya ya,” batin Kanao

Kanao tak menyadari tubuh Aoi yang mulai bergetar ketakutan. Ia masih berusaha untuk memahami situasi, hingga Aoi menunjuk seekor binatang yang sedang menghadang mereka.

Gukk...gukkk

Grrr....

Guk..guk....

Refleks, Aoi memeluk Kanao. Ia sangat ketakutan. Matanya sampai berair karena rasa takut yang mulai merayapinya.
Kanao sendiri kaget, jelas ia tak pernah lewat jalan ini dan ketemu anjing pitbul.

Kanao terus berpikir, ia harus segera mengatasi ini jika tak ingin Aoi menangis. Urusannya bisa panjang. Ia mengamati sekitar dan melihat sebuah tulang yang ada di dekatnya.

Sebuah ide muncul di benaknya

Guk...gukk....guuukk

Anjing itu kembali menggonggong saat kanao mengambil tulang tersebut.

“Ap-pa yyang..kkau la-lakukann Kanao-chan,”  tanya Aoi tergagap.

“Tenanglah dan lihat saja,” gumam Kanao pelan.

Aoi memperhatikan apa yang Kanao lakukan. Ia terus menggerak-gerakkan tulang itu ke kanan dan ke kiri diikuti  kepala si anjing yang menoleh-noleh.

Kanao Love Story || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang