"Aneh, rasanya sakit sekali. Padahal aku hanya membaca novel biasa," gumam Kanao pelan.
Ada perasaan yang membuatnya tak bisa tertidur. Sakit dan sesak sampai sulit bernafas membuatnya terbangun.
"Kami-sama, tolong jaga dia," batin Kanao
.
..
.
.
.
.
."Sesuatu yang tiba-tiba datang bisa tiba-tiba hilang. Entah kapan tepatnya, kamu tak bisa menahannya saat itu tiba,"
Hari ini Kanao izin tidak berangkat sekolah. Tubuhnya mendadak pegal tak karuan, ditambah pusing yang mendera membuatnya harus terjebak dirumah seharian.
Itu karena semalam kanao begadang. Setelah bangun dengan perasaan gelisah, gadis itu tak bisa tidur lagi. Ia malah membaca beberapa novel dan berakhir menangis tanpa sebab.
Bahkan untuk sebuah happy ending pun, air matanya tak berhenti mengalir. Tak ada senyum ataupun ikut senang, dirinya hanya merasa semakin takut kehilangan.
Mengingat kejadian terakhir yg menimpanya ketika ia menangis tanpa alasan, gadis itu harus kehilangan ibunya. Dan sekarang ia takut, ada seseorang yg berusaha pergi darinya.
Malam berganti pagi, ayam berkokok saling sahut membangunkan manusia yang tengah terlelap. Kanao mengusap matanya yang sembab dan menarik selimutnya. Ia berusaha tidur. Belum sempat memejamkan mata, gadis itu di kejutkan oleh kehadiran kakaknya yg entah sejak kapan sudah masuk.
Kanae duduk di tepi ranjang adiknya dan menatap Kanao sedih. Ia menempelkan punggung tangannha di dahi gadis itu.
"Ah, panas. Kau demam!!! Hari ini kau tak perlu sekolah," ucap Kanae cemas.
Kanao tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya. Kakaknya itu bergegas keluar dan turun ke dapur untuk memasakkan bubur.
"Kanae, kau mau masak apa lagi? Bukankah semua yg ada di meja makan sudah cukup?" tanya Sanemi yg bingung.
Ia baru selesai bersiap dan hendak makan. Namun melihat istrinya yg sibuk memasak lagi membuatnya terheran-heran.
"Ano, Kanao-chan demam. Tolong buatkan suratnya yaa anata. Kau kan wali kelasnya hehehe," tutur Kanae lembut, diakhiri kekehan kecil yg membuat sedikit kesal. Tapi tetap ia lakukan.
"Mentang-mentang wali kelasnya huh!! Kenapa tidak shinobu saja!!" gerutu Sanemi. Ia kembali masuk kamarnya dan menuliskan surat izin untuk Kanao.
Sementara Shinobu pamit berangkat duluan untuk mengurus berkas pendaftaran kuliah bersama kekasihnya. Ia minta maaf karena tak bisa membantu Kanae untuk menjaga adiknya yg demam.
Tak berapa lama
Kanae datang dengan semangkuk bubur ayam yang masih mengepul untuk adiknya yang masih bergemul dibalik selimut dengan wajah yang berantakan. Kantung mata begitu jelas tercetak di wajahnya menandakan bahwa ia tak tidur semalaman.
Selain demam, ia baru sadar bahwa adiknya habis menangis semalaman.
Kanae mengusap lembut puncak kepala adiknya itu, ia meletakkan bubur ayamnya di atas pangkuan Kanao dan tersenyum lembut kepadanya seraya berpesan "Kanao-chan, habiskan buburnya ya! Lalu istirahat!! Ingat itu. Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku atau Sanemi-kun,"
Kanao menganggukan kepalanya pelan, pandangannya beralih pada bubur ayam yang ada di depannya. Perlahan, gadis itu mulai menyendok bubur dan memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanao Love Story || END
Fiksi PenggemarPROLOG Berkisah tentang gadis SMA yang periang nan baik hati bernama Kanao Tsuyuri. Ia tinggal bersama kedua kakak angkatnya yaitu Kanae Kocho dan Shinobu Kocho. Kehidupannya yang sedari awal memang tak baik, membawa Kanao pada kekosongan yang berk...