Take a Break

696 39 15
                                    

Pukul 20.00

Pintu rumah dibuka Kanao yang baru pulang. Wajah suram dan mata sembab Kanao menjadi pemandangan yang begitu mengejutkan untuk Kanae dan Sanemi. Lagi-lagi, adik kecil mereka terluka karena ulah seorang pemuda. Tentu saja hal itu membuat keduanya geram.

“Ne, Kanao-chan kenapa hm? Mau cerita sama nee-san?”

Kanao menatap sendu kedua kakaknya itu, dengan langkah gontai ia menghampiri keduanya dan memeluk erat mereka. Menumpahkan rasa sakit dan kecewa yang ia rasa saat memergoki kekasihnya sedang berduaan dengan mantannya.

Entah seperti apa yang sebenarnya terjadi, tapi seharusnya pemuda itu mengejar langkah Kanao dan menjelaskan sesuatu untuk meredakan amarahnya. Setidaknya itulah yang gadis itu harapkan.

Pelukan hangat keduanya menenangkan Kanao yang masih terisak, sesekali gadis itu bergumam pelan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh Sanemi. Kanae balas tersenyum mendengarnya, sambil mengelus-elus puncak kepala adik kecilnya.

“Sudah baikan belum?” tanya Kanae lembut.

Kanao mendongak dan menganggukan kepalanya. Gadis itu merasa lega setelah mendapat pelukan hangat dan tempat berkeluh kesah.

“Kalau begitu, kamu mandi dulu gih. Nanti nee-san buatkan makanan spesial untuk makan malam,”

Kanao balas mengangguk dan bangkit dari tempatnya, bergegas ke kamar dan mulai membersihkan dirinya. Sementara Kanae sudah bersiap untuk mulai memasak di bantu Shinobu yang baru pulang belanja bahan-bahannya.

Tak jauh dari tempat keduanya memasak, Sanemi dan Tomioka duduk di meja makan sambil memperhatikan kakak-beradik yang tengah sibuk dengan kegiatannya. Sesekali sifat usil Shinobu membuat Kanae gemas sendiri dan membalas perbuatannya, mengundang tawa siapapun yang melihatnya.

Berbeda dengan Sanemi yang tengah badmood, karena lagi-lagi melihat Kanao menangis. Hal itu membuat dirinya gatal ingin melampiaskan emosinya.

“Masa orang kaya numpang makan sih,” sindir Sanemi, pandangannya masih tertuju pada Kanae yang membuat Ohagi

“Eum gak numpang makan sih, kan tadi Shinobu nawarin. Jadi ya udah sekalian aja. Biasanya juga gapapa kan?”

“Bilang aja pengen gratisan!”

“Kenapa si? Astaga sensei, Shinobu udah nawarin tadi yakali di tolak!! Kan aku juga udah nganter dia belanja, jadi it’s oke kan?” balas Tomioka sebal.

Kebiasaan buruk gurunya kalau lagi badmood karna seseorang, yang lain bakal kena imbasnya kecuali Kanae. Dan Tomioka tahu itu saat Kanao menghampiri kedua kakaknya yang tengah memasak, namun diminta untuk duduk menunggu sama seperti dirinya dan Sanemi.

“Lagi ada masalah sama Tanjirou ya Tsuyuri-san?” tanya Tomioka sedikit berbisik.

Sanemi mendelik tajam, rasa tak sukanya terhadap Tanjirou meningkat setelah mendengar jawaban Kanao tadi. Sedang Kanao sendiri nampak enggan membahas masalah 'itu' lagi.

"Ya...ya..yaaa, Tomioka Giyuu pulang saja ya! Duh panas nih!! Gerah juga gatau kenapa,"

Kanae yang kebetulan sedang menata piring di meja makan menegur suaminya yang terlihat kesal.

"Araa~ Sanemi-kun jangan diusir dong. Dia kan udah bantuin Shinobu,"

"Tapi dia merusak mood-ku! Ya ampun, menjengkelkan jika harus makan bersama-nya"

"Bukan Tomioka-san yang merusak mood-mu. Tapi Tanjirou-kun ya kan?" sahut Kanao yang mulai jengah menghadapi sifat Kakak iparnya itu.

Lagipun gak baik nyalahin orang karena orang lain. Begitu pikir Kanao

Kanao Love Story || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang