Permintaan Akaza

866 73 2
                                    

Kanao dan aoi sedang mengobrol di dalam kelas. Mereka berdua tampak asik, menghiraukan keributan kelas karena jam kosong di pelajarannya Uzui sensei. Sesekali ekor mata Tanjirou melirik ke arah mereka yang tengah riang, seulas senyum terbit di wajahnya.

"WOEE BRO, SENYUM SENYUM SENDIRI, NTAR KESAMBET LO," teriak Inosuke sambil menepuk bahu Tanjirou menarik perhatian seisi kelas termasuk Kanao dan Aoi.

Tanjiro memberi isyarat kepada Inosuke untuk memelankan volume suaranya namun ia seperti tak paham.

"APAANSI OEEY GAP-" teriakan Inosuke dibungkam oleh Tanjirou. Ia menyeretnya keluar, diikuti Zenitsu yang entah sejak kapan ada di sana.

Di perjalanan, ia melihat rombongan senpai yang kemarin memukulinya. Tanjirou menoleh dan disaat yang bersamaan Inosuke menggigit telapak tangan yang digunakan Tanjirou untuk membekapnya.

"Akhhh ittaii,"

"PA MAKSUD KAU GOPANCHIRO"

"Pelankan suaramu babyk"

"Diam kau Monitsu!!"

"Salah teros nyebut nama. Lidahmu kesleo pa gimana si baka!!"

"Kau tu yang tak-"

Sebuah pukulan mendarat di kepala Inosuke

Buaghhhh

"Urusaiiii" maki seseorang, tak lain ialah Shinazugawa yang kebetulan lewat di koridor.

"Beraninya kau-" Inosuke menggantungkan kalimatnya saat melihat siapa yang tadi memukulnya

Zenitsu diam seribu bahasa dan muka Inosuke memucat karena ucapannya tadi membuat guru killer itu siap meledak

"KAU??" ulang Shinazugawa sinis

"Anoo...sensei et..to ada" zenitsu tergagap mengucapkannya. Lututnya bergetar hebat

"Kanae sensei ada di sana," sahut Inosuke cepat sambil menunjuk ke ujung koridor

"Mana..mana mana?"

Kedua mahluk itu melesat sebelum perhatian sensei-nya kembali.

Saat Shinazugawa sadar dirinya dikerjain "Oh awas kau teme!!!" Umpat Shinazugawa

***

Tanjirou yang kelewat penasaran meninggalkan kedua sahabatnya yang tengah ribut.

Akaza dan Douma berjalan menuju ke arah kelasnya. "Ada urusan apa mereka?" batin Tanjirou penasaran.

"Apakah mereka berniat malakin siswa lain?" pikirnya mulai melayang ke segala arah. Namun segera terhenti saat ia melihat keduanya menghampiri Kanao

Tanjirou mengintip dari balik pintu, menyipitkan pandangan dan menajamkan pendengaran. "Apa Akaza senpai ingin menyatakan perasaanya lagi " gemuruh di dada Tanjirou membuatnya marah,cemburu dan kesal. Tapi ia sadar bahwa dirinya bukan siapa-siapanya Kanao.

"Hei bocah,menyingkirlah. Kami ingin bicara dengannya saja!!"

"Santai akaza, jangan membentak gadis manis sepertinya,"

"Halah bacod! Ne kanao, kau ada urusan apa dengannya?"

"Ne Aoi, lebih baik kau pergi dulu,"

"Huffttt, kalo ada apa-apa beritahu aku ya," ucap Aoi sambil meninggalkan kelas.

"Untung saja tak ketahuan," batin Tanjirou

"Ne, kalian ada perlu apa?" tanya Kanao memulai pembicaraan.

"Hei, kau tak sabaran sekali nona," celetuk douma dengan wajah riangnya

"Bagaimana aku mau cerita jika ada seseorang yang sedang menguping,"

Deg

Tanjirou ketahuan, ia hendak lari namun Kanao meminta untuk menemaninya.

Setelah melihat Tanjirou duduk dan memposisikan diri dengan nyaman, Akaza memulai ceritanya.

"Jadi gini kemarin aku dan douma tak memiliki uang jajan, maka dari itu kami memutuskan untuk mengambil uang dari para junior yang pulang, nah kebetulan kami melihat si surai merah ini"

"Douma bilang bahwa si surai merah ini dari keluarga menengah ke atas. Orang tuanya pengusaha sukses dibidang kuliner, jadi kuputuskan untuk memerasnya,"

"Namun, dia bilang uangnya habis ditabung. Aku tak habis pikir sudah kaya menabung untuk apa,"

Kanao mulai jengah karena Akaza terus menerus memutar mutar cerita.

"Sesuatu terjadi setelah kau berbisik sesuatu kepada douma, akhirnya kami melepasmu, lalu aku pergi menemui koyoki kekasihku,namun dia mengadu kepadanya dan berkata yang tidak tidak. Dia melebih-lebihkan cerita kemarin dan membawa namamu terus. Koyuki sangat marah dan mengancam akan memutuskanku jika aku memiliki kekasih baru,"

"Dasar teman tak diuntung. Masih mending aku mau temenan ma kau yang gada ahlak"

"Kau hanya ingin bilang agar aku menjelaskan kejadian kemarin kepada pacarmu Koyuki senpai, namun mengapa harus berbelat belit menceritakannya sampai kesana kemari," protes Kanao

"Lagian Akaza mana mungkin mengatakan apapun secara langsung," sahut douma langsung dihadiahi getokan di kepalanya

Tanjirou hanya diam menyimak, ia tak tahu harus apa selain diam.

"Gimana?" tanya Akaza meminta kepastian

"Eum" kanao menimang sebentar, lalu seukas senyum terbit di wajah ayu nya.

"Minta maaf dulu sama kamado-kun. Baru kubantu senpai,"

"Ogah!!! Mana sudi. Gue minta duitnya kemarin aja ga dikasih," tolak Akaza mentah-mentah

"Lagian dia bukan emak kita za," sahut Douma yang lagi-lagi kena getok

"Mau tidak?" Tawar kanao sekali lagi

"Ne kamado-kun, kita pergi saja kalau mereka tak mau melakukannya," ajak kanao sambil menggenggam tangannya.

Blushhhhh

Semburat merah tipis muncul dipipinya.
Untung saja hal ini tidak ketahuan Kanao "Ini tak baik untukku," batin Tanjirou.

"Baiklah" ucap mereka bersamaan menghentikan langkah Kanao dan Tanjirou yang sudah diambang pintu.

"Kami minta maaf Tanjirou Kamado," ucap mereka dengan wajah ditekuk

"Yang ikhlas dong," celetuk kanao

"Sudah tak apa senpai, kalian sudah kumaafkan sebelum kalian minta maaf ko," tutur Tanjirou dengan senyum khasnya.

"Lihat! Dia juga tak mempermasalahkan," sahut Akaza

"Yang ikhlas dong, senyum," ujar Kanao tak memedulikan kekesalan keduanya

Akaza dan Douma mengikuti permintaan kanao. Mereka berkali-kali mengucapkan permintaan maaf kepada Tanjirou namun kanao merasa mereka belum ikhlas.

"Maafkan kami Tanjirou," ucap mereka serempak dengan senyum aneh sambil menundukkan sedikit badannya.

"Yosha, gitu kan bagus. Jangan diulangi lagi ya senpai. Kalau gitu ku terima permintaanmu akaza senpai. Nanti sore aku akan menemui koyuki senpai. Ayok kamado-kun,"

*******

Kanao Love Story || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang