Rotasi Waktu

445 46 12
                                    

"Waktu sanggup membawa sesuatu dan menghilangkannya di saat bersamaan,"

.
.

Setidaknya saat ini mereka tak perlu takut, karena Tanjirou hanya perlu membuka kedua matanya dan kembali melihat dunia. Yang perlu mereka lakukan saat ini adalah menunggu.

Tapi takdir berkehendak lain

Di waktu yang bersamaan, ketika Tanjirou berhasil di selamatkan ada sebuah insiden kecelakaan yang merenggut banyak korban. Mobil yang dikendarai kedua orang tuanya ditabrak oleh sebuah Minibus dengan kecepatan tinggi yang kehilangan kendali.

Hiroomi Nase, selaku kepala kepolisian Osaka yang bertanggung jawab atas evakuasi kecelakaan menceritakan kronologi kejadiannya.

Nezuko baru saja menarik nafas lega ketika dokter Sakura mengatakan bahwa Kakaknya berhasil diselamatkan dan sedang dalam masa pemulihan. Namun kenyataannya, gadis itu kembali terpuruk setelah mendengar kabar kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya.

Gadis itu meraung-raung dipelukan Zenitsu, mengadukan ketidak berdayaannya ditinggal oleh kedua orang tuanya.

"Kenapa gak Nezuko aja yang di ambil?! Kenapa Nezuko selalu ditinggal sendirian hiikss... kenapa!!!"

"Gak adil hiksss...gak adiiil!!! Kenapa!! Hiks...hiksss....kenapa harus mereka,"

Zenitsu mengeratkan pelukannya, berusaha menenangkan gadis itu. Tangannya bergerak mengusap surai panjangnya yang menjuntai.

Semua yang ada di sana pun merasakan hal yang sama. Siapapun pasti merasa sangat sedih, ketika satu per satu anggota keluarganya mulai pergi ke sisi Tuhan.

Kanao menunduk dalam, menyembunyikan air matanya yang tak tertahan. Sambil memejamkan matanya, ia memanjatkan do'a untuk mendiang orang tua Tanjirou.

"Kami-sama, tempatkan mereka di tempat terindah di sisi-Mu,"

"Kami-sama, tolong kuatkan hati Nezuko dan Tanjirou. Berikanlah kelapangan dan keikhlasan dalam melepas mereka,"

Kediaman Kamado ramai orang yang datang melayat, mengucap bela sungkawa dan menguatkan si bungsu yang masih terisak.

"Onii-chan, bangunlah kumohon hiikss....kaa-san, tou-san sudah pergi meninggalkan kita....hiikss... onii-chan aku ingin memelukmu,"

Tanjirou tak beranjak barang sedikitpun, ia terus duduk sambil merenungkan perbuatannya. Mencari jawaban atas keraguan yang mulai merayap di hatinya. Tapi waktu tak pernah berhenti, sekalipun dirinya diam membisu.

"Sampai kapan kamu akan merenungkannya hm?"

"Pasti sulit ya menghadapi semuanya sendiri?"

"Nak, kau dengar aku kan,"

Tanjirou mengerjapkan matanya beberapa kali. Berharap bahwa kehadiran mereka adalah imajinasi-nya.

"Kenapa diem aja? Sinii deketan, biar gampang dipeluknya. Cerita juga sekalian ya nak! Ko bisa sih sampe sini?"

Tanjirou diam, nafasnya tercekat mendengar penuturan lembut dari ibunya. Sekarang apa lagi yang direncanakan Tuhan? Kenapa mereka bisa sampai ke sini?
Apa yang terjadi? Apa yang mereka lakukan disini?

Pemuda itu menyeka sudut matanya yang mulai berair. Ia sadar, sepertinya terjadi sesuatu yang membuat kedua orang tuanya muncul dihadapannya. Wajah mereka tetap berseri, walau terlihat sedikit pucat.

"Ne...anak tou-san yang hebat ini sudah berjuang dengan baik ya!! Rasanya ingin sekali merayakan semua keberhasilanmu,"

Pertama kali di 16 tahun hidupnya, Tanjirou tersanjung dengan pujian yang diberikan ayahnya. Biasanya, semua prestasi yang ia capai dibidang olahraga tak sebanding dengan prestasi yang Nezuko raih dibidang akademik.

Kanao Love Story || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang