6. Mimpi

242 43 1
                                    

"HUWAAAAA, OJII-CHAN!!! OKITEYO!! OKITEYO OJII-CHANN!!!" Seorang anak kecil yang sepertinya berumur 6 tahun dan berambut orange sedang terjatuh berlutut di samping sebuah kasur, di kasur itu terlihat seorang kakek tua yang mungkin sudah tidak bernyawa, anak kecil itu terlihat menangis sangat kencang

'apa itu... Aku...?' pikirku yang mulai menghampiri anak kecil yang sedang menangis itu, aku mencoba untuk menyentuhnya, tapi tidak bisa, tangan ku justru menembusnya, aku seperti hantu yang hanya bisa menyaksikan apa yang terjadi

"Jel-Kun" suara seseorang yang terdengar familiar terdengar dari arah pintu ruangan ini, aku ingin melihat ke arah sumber suara itu

Tapi tiba-tiba saja aku terbangun dan langsung disambut oleh Nanamori yang sedang melihat ke arah ku khawatir

"Naa-Kun..?" Tanya ku kebingungan, tapi entah mengapa tubuhku terasa lelah, padahal aku baru saja tidur, kenapa rasanya sangat melelahkan ya

"Untunglah..." Kata Nanamori lega dan langsung memeluk erat diriku yang mencoba untuk bangun dari kasurku

"Naa-Kun..." Panggilku, Nanamori langsung melepas pelukan dan menatap ku khawatir

"Kenapa?" Tanyanya

"..."

"Hn?"

"Enggak, enggak jadi" kataku sambil tersenyum dan mengibaskan tangan ku menandakan tidak ada apa-apa, Nanamori hanya menghela nafas dan mengusap kepala ku

"Ng?" Bingungku, Nanamori hanya tersenyum layaknya seorang ibu lalu menyuruhku untuk mandi dan segera sarapan

.
..
...
....
.....

"Udah selesai sarapannya Jel-Kun?" Tanya Satomi, aku membalasnya dengan anggukan dan Satomi secara tiba-tiba langsung menarik ku ke dalam suatu ruangan dimana semuanya berkumpul dan Root yang kemaren Nanamori bilang palsu itu sedang diikat di sebuah kursi

"Apa ya-" sebelum aku dapat menyelesaikan kalimatku 'Root' langsung berteriak ke arah ku penuh amarah

"DASAR ANAK MAHKOTA KURANG AJAR!!! HARUSNYA KAU SUDAH MATI!! KENAPA KAU MASIH HIDUP HAH?!" Itulah kalimat yang diteruskan olehnya sebelum Nanamori langsung membuatnya tidak bisa membuka mulutnya dengan sihir yang Nanamori kembangkan sendiri

"Diam." Kata Colon dingin sambil memegang salah satu anak panahnya seperti memegang sebuah pisau dan di arahkan ke leher 'Root'

'apa yang dia maksud tadi?' pikirku

"Naa-Kun, biarkan dia berbicara" kata ku dan langsung dituruti oleh Nanamori

"Hey, apa yang kau maksud tadi?" Tanya ke kepada 'Root', dia menatap ku tajam seperti punya dendam yang sangat dalam terhadap diriku

"Dasar! Keluarga kerajaan memang sangat suka seenaknya, mentang-mentang berkuasa!" Katanya lagi sambil menatap ku lebih tajam lagi, tapi itu hanya membuatku semakin bingung, dia pun melanjutkan kalimatnya

"Seenaknya saja memenjarakan keluarga ku hanya karena keluarga ku melewati perbatasan wilayah kalian" lanjutnya dengan nada yang terdengar sangat marah

"Sebenarnya apa maksudmu?" Tanyaku dan hanya dibalas tawaan mengejek olehnya

"Kau pura-pura tidak tau hah?" Tanyanya dengan nada mengejek dan hanya ku balas dengan gelengan

"Ternyata sejak kakekmu meninggal kau semakin bodoh" katanya dengan senyum licik, tiba-tiba saja kepala ku pusing dan merasa mual

"Ada apa? Masih trauma dengan kematian kakek tersayangmu itu?" Tanyanya lagi yang lebih seperti mengejek, aku benar-benar merasa sangat mual mendengar tentang hal itu hingga aku langsung muntah ditempat, 'Root' yang menatapku hanya tertawa licik

RPG World! [ Sutopuri ] ❖Completed❖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang