Third Person's POV
'Ga bisa tidur...' pikir Jel yang sedari tadi mencoba untuk tidur tapi selalu gagal, semalaman dia hanya berputar-putar di futon yang dia gunakan untuk tidur
Karena jumlah kamar yang terbatas juga, semuanya pun jadi membagi kamar yang mereka gunakan untuk tidur
Jel berbagi dengan kakaknya juga kedua keponakannya di satu kamar yang merupakan kamar Shima
Nanamori dan Satomi tidur bersama dengan Shima dan Senra di kamar milik Senra
Colon, Riinu, dan Root di satu kamar yang merupakan kamar milik Sakata, Riiko juga ada di sana karena Akane dan Colon menyuruhnya untuk selalu diluar dari lingkaran sihir Riinu
Kemudian Urata dan Sakata tidur bersama di kamar milik Urata, karena Urata tidak suka kamarnya itu di acak-acak atau penuh jadi dia hanya berbagi dengan satu orang, Sakata
"Hahh... Aku akan cari angin saja" kata Jel keluar dari kamar dengan perlahan agar tidak membangunkan yang lainnya, baru keluar dia langsung melihat Urata yang kebetulan baru keluar kamar juga
"Kau juga tidak bisa tidur?" Tanya Urata kemudian mengajak Jel ke suatu tempat yang sering dia gunakan untuk menenangkan dirinya, sama seperti Satomi, atap rumah
"Ya.." Balas Jel mengikuti Urata ke atap rumah yang sekarang tidak lagi tersembunyi, kemudian keduanya pun akhirnya duduk di atap menikmati udara malam yang cukup dingin
"Kau khawatir untuk besok?" Tanya Urata sambil menatap bintang-bintang di langit malam itu, Jel hanya mengangguk menjawab pertanyaan Urata
"Aku juga khawatir... Bagaimana saja kalau besok itu gagal besar dan kita semua akan mati..." Kata Urata dengan suara yang terdengar bahwa dia benar-benar takut
"Aku tidak ingin teman-temanku terluka... Terutama Sakata... Aku sangat khawatir dengannya... Dia itu sangat rapuh dan lemah jadi sangat mudah untuk dirinya terluka..." Lanjut Urata yang sudah tidak sadar bahwa dia malah mengeluarkan rasa tidak enak di hatinya pada Jel
"Saat pertama kali aku bertemu dengannya itu 5 tahun lalu di tengah hutan saat malam hari seperti sekarang... Dia sangat tidak berdaya dalam keadaan kelelahan saat itu, bahkan saat melihat ku dia ingin lari menjauh tapi malah terpeleset akar pohon www..." Kata Urata sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal sambil mengingat pertama kali dia bertemu dengan Sakata
"Setelah kami saling mengenal ternyata keluarganya itu sudah di buru sampai habis tidak ada lagi yang tersisa... Dia bisa selamat hanya karena sihir bersembunyinya itu, saat tau aku ini baik untuknya dia pun sangat memohon pada ku untuk menjaganya karena dia tau dirinya bahkan tidak akan bertahan sehari di hutan itu..." Kemudian Urata menghela nafasnya dan memeluk kakinya erat
"Www... Maaf ya aku malah curhat..." Kata Urata sambil tertawa canggung, Jel pun hanya menggeleng dan bilang tidak apa-apa untuk mengeluarkan rasa khawatirnya itu
"Hey, apa kau tidak apa-apa untuk besok? Kita kan akan membunuh ibu mu, kau tidak apa-apa ibu mu akan kita bunuh?" tanya Urata sambil menoleh pada Jel
"Bunuh saja perempuan br€ngs*k itu, aku tidak peduli padanya, keluarga yang perlu ku lindungi hanya kakak dan keponakan ku" kata Jel dengan nada yang terdengar jelas dia itu kesal
"...kenapa kau membenci ibu mu..?" Tanya Urata yang merasa aneh karena dia dan ibunya sampai sekarang itu sangat akrab, terkadang juga Urata pulang ke rumah orang tuanya untuk bermain bersama orang tuanya
"Biar ku tanya, ibu macam apa yang menyiksa anaknya sendiri dan tidak menganggapnya sebagai anaknya sendiri hanya karena dia tidak bisa menjadi seseorang yang kuat" kata Jel membuat Urata langsung menatapnya dengan tatapan kaget
KAMU SEDANG MEMBACA
RPG World! [ Sutopuri ] ❖Completed❖
Fantasy"aku...tidak ingat apa-apa..." Terbangun dengan keadaan tidak mengingat apa pun, seorang pemuda berambut orange dengan sepasang mata hijau emerald kebingungan akan banyak hal, dimanakah dia? Terlebih lagi, siapakah dia? ~~~~~~ Sebagian besar cerita...