🌺 1. Oh, jadi dia

326 92 38
                                    

Lagu yang pas buat kalian denger selagi baca part ini, Reset - Tiger JK.

🌿

"Hanya seorang korban yang mencoba membela diri"

🌺🌺🌺


Vina berjalan di koridor. Semua anak memandangnya heran dan sesekali berbisik satu sama lain. Vina mengabaikan semua tatapan dan umpatan mereka padanya. Ia terus berjalan ke arah kelas. Setelah ia berada di dalam kelas, dia juga mendapat perlakuan yang sama dari teman sekelasnya.

Vina menyeringai. "Lihatlah para pengumpat ini" gumamnya seraya melihat wajah mereka satu persatu.

Vina duduk di kursi paling belakang seraya menaruh tasnya di atas meja, setelah itu ia mainkan ponsel genggamnya. Mengabaikan tatapan aneh mereka dan umpatan tidak berguna.

"Hei?! Apa ini" kata cewek itu seraya duduk di atas meja, dan sebelum itu dia menyingkirkan tas yang ada di atas meja terlebih dahulu.

Vina kemudian melihatnya sesaat sebelum ia kembali fokus pada ponselnya.

"Lu beneran datang ke sekolah?" Katanya sedikit heran dengan kehadiran Vina yang berangkat sekolah.

"Kalo gue jadi lu, pasti malu banget" lanjutnya sambil tersenyum miring.

Vina menaruh ponselnya di saku jaket yang sekarang ini ia kenakan. Kemudian menatap tajam cewek yang ada di hadapannya itu.

"Apa ini?" Kata dia saat melihat tatapan tajam Vina. "Hei lihat, dia melotot sama gue" katanya kepada kedua teman yang ada di sampingnya.

Cewek itu pun seketika mengubah ekspresi seperti sedang ketakutan sambil menutup mulutnya. "Ah tidak, gue sangat takut" katanya yang di buat-buat sambil menyilangkan tangan di depan dada seraya menggerakkan tubuhnya seolah takut.

"Ughh, sangat menggemaskan!" katanya sambil mencubit pipi Vina cukup keras.

"Apakah lu memakai seragam yang gue belikan?" Tanyanya sambil melihat baju seragam yang di kenakan Vina kemudian menarik kerah seragam Vina. Vina pun menepis tangan cewek itu.

"Hei Vina! Lu gak punya malu yah?!" Katanya sambil menatap sinis pada Vina.

"Apa kalian akan memakainya juga?" Tanyanya kepada dua cewek yang ada di sampingnya.

"Tentu saja tidak!"

"Mana mungkin gue akan memakainya" sahut cewek yang rambutnya di kuncir kuda.

Cewek itu tersenyum kemudian memandang rendah Vina. "Lu memang tidak berguna!" Sinis nya.

"Oh jadi lu orangnya?" Kata Vina angkat bicara setelah sedari tadi hanya berdiam diri.

"Apa lu bilang!" Kata cewek itu setengah berteriak, karena berani-beraninya Vina menjawab perkataannya kemudian tertawa.

"Lu juga kan, yang tertawa di video ini?" kata Vina sambil memperlihatkan video di ponselnya.

"Beraninya lu!" Sambil menarik kerah baju Vina dengan erat.

"Ayo, tertawa lagi gue mau mendengarnya lagi!" cetusnya.

"Sialan! Apa lu sudah gila eh?!" Katanya penuh emosi seraya menarik Vina dan menabrakkan badan Vina ke tembok.

"Lu kali yang sudah gila!" Teriak Vina seraya menjambak rambut cewek itu.

Perkelahian pun tidak terelakkan antara mereka berdua. Aksi saling menjambak dan saling memukul mereka lakukan. Kedua teman nya itu hanya bisa melihat sahabat nya tersudutkan oleh Vina, mungkin karena mereka takut nasib mereka nanti di hadapan guru dan orang tua mereka. Vina sudah sangat marah di buatnya hingga dia mencekik leher cewek itu dengan kuat sehingga dia kesulitan bernafas. Vina tersenyum senang saat melihat ekspresi cewek itu saat kesulitan bernafas.

"Apa yang sedang kalian lakukan!" Teriak Bu Erlin selaku wali kelas mereka. Saat melihat mereka berkelahi.

🌺🌺🌺

"Vina! Apakah kamu tau yang kamu lakukan?" Kata Bu Erlin tegas.

"Apa yang gue lakukan?" Kata Vina sambil tersenyum kemudian melihat sinis pada Reyna yang ada di sampingnya sekarang.

"Disini gue yang menjadi korban!" Teriak Vina membela diri dan mencoba mengingatkan kembali kejadian dulu.

"Setidaknya kamu tidak membalasnya, kalau memang benar kamu adalah korban!" jawab Bu Erlin seolah membela perbuatan Reyna kepadanya.

Vina kemudian tersenyum dan setelah itu ia menatap tajam kearah Reyna dan Bu Erlin bergantian.

Vina membalikkan badannya mencoba pergi dari situasi yang tidak adil baginya.

"Vina kamu mau kemana?!" Tanya Bu Erlin ketika melihat Vina hendak pergi.

"Vina! Ibu belum selesai bicara!" Sentak Bu Erlin. Vina terus melangkah kan kakinya dan mengabaikan perkataan Bu Erlin.

Sekarang Vina sudah berada di atas balkon sekolah. Ia langkahkan kakinya hingga ke ujung. Di sana tidak ada penghalang atupun pagar yang terpasang. Ia melihat kebawah kemudian berkata. "Memang hidup lu tidak berguna, Vina!" Dan setelah itu ia pejamkan matanya.

🌿🌿🌿

Gimana?
Mau lanjut?
Kuy langsung skip ke part berikutnya, tapi jangan lupa vote terlebih dahulu.

Salam manis dari Author yang manis 😅✌️

Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang