8. A Bad Dream

1.7K 220 9
                                    

Hari ini Setya makan siang cuma bareng Yuna di kantin kantor karena teman-temannya yang lain masih ada kerjaan dan beberapa udah ada janji sama yang lain. Pagi ini Setya dibawain bekal sama Mamanya. Jadi, mungkin nanti dia hanya beli minuman yang segar aja.

Ketika Setya dan Yuna lagi di lift, tak sengaja bertemu dengan Geo yang mau masuk ke dalam lift. Saat melihat Setya, senyum Geo semringah banget kayak ngeliat bunga bermekaran.

"Hai, Set, mau makan siang?"

"Haii, iyaa nih." sapanya balik. "Lo abis ketemu client?" tanya Setya basa-basi.

"Iyaa. Mau makan dimana? Boleh ikut, soalnya makan sendirian gak enak banget." mohon Geo. Setya melirik Yuna untuk minta persetujuan. Ketika Yuna menangguk kecil, Geo tersenyum lagi.

Begitu sampai di kantin, Setya disuruh Yuna untuk nyari tempat. Sedangkan, Yuna nyari makan. Soalnya Yuna gak bawa bekal hari ini. Tadinya Geo ngekorin Setya, tapi cewek itu bilang kalau Geo cari makan aja biar gak makin ngantri.

Yuna beli soto ayam untuk makan siangnya hari ini. Geo beli sate. Sedangkan, Setya bekal ayam suwir dan sambel kentang. Selama makan, ketiganya banyak mengobrol soal kerjaan. Dari raut wajah Yuna terbaca sekali kalau dia sempat kaget ketika Geo menyebutkan pekerjaannya. Apalagi jabatannya. Ya, gimana gak kaget, di usia masih muda udah jadi CEO?!

Disela-sela mereka ngobrol, Yuna dapat telfon dan diminta balik sama Pak Boss. Kalau yang minta Pak Boss, gak boleh lama-lama dan harus gercep. Maka, ketika makanan Yuna habis, dia langsung pergi duluan meninggalkan Setya dan Geo berdua.

Ketika Yuna sudah pergi, Geo langsung merubah topik ke yang lebih pribadi. Nanya-nanya soal keluarga Setya bahkan Geo bernostalgia saat keduanya masih pacaran. Hal yang membuat Setya risih banget. Udah masa lalu kali, masih aja di bahas!?

"Lo sama Rai udah ada niatan ke arah yang lebih serius, Set?" tanya Geo tanpa tending aling-aling.

"Kenapa nanya gitu?" Setya senyum-senyum kecil.

"Gue mau ngajakin lo serius kalo Rai belum ada niat nikahin lo." tembak Geo.

Setya menarik sudut bibirnya dan menatap Geo aneh. "Kalo Rai udah ada niat seriusin gue gimana?" tantang Setya balik.

"Baru niat kan?" Tantang Geo membuat Setya ingin geleng kepala. "Selama jalur kuning belum melengkung, siapa aja bisa berjuang kan?!"

Gila nih orang! Umpat Setya dalam hati.

**

Pulang kantor hari ini Setya dijemput sama Rai karena setelah ini mau ngumpul sama Jihan dan Prisa bersama pangeran masing-masing. Ketika Setya sedang di lift, lagi-lagi dia bertemu dengan Geo. Setya hanya melempar senyum tipis kepada Geo saat dia masuk ke dalam lift. Untungnya lift ramai dan Setya berdiri di paling belakang. Jadi, tidak ada kesempatan Geo untuk menyapa atau mengajaknya ngobrol.

Soal obrolannya dengan Geo siang tadi di kantin, Setya tidak menanggapi lagi dan langsung meninggalkan Geo setelah makannya selesai. Bahkan gara-gara obrolan itu kayaknya makanan yang Setya makan jadi gak turun ke perut.

Sampai di lobby, beberapa orang di lift keluar termaksud Setya. Sedangkan, Geo tidak karena baru akan turun di basement. Saat keluar dari lift, Setya juga gak nyapa atau basa-basi ke Geo. Main keluar ajaa. Padahal dari ekor matanya, Setya tau kalau Geo memperhatikannya. Tapi bodo amatlah!

Rai mengabari kalau dia sudah sampai di depan kantor Setya dan tidak masuk ke lobby. Maka Setya langsung jalan ke luar gedung untuk menghampiri Rai. Disapalah pacar tersayang dan tercintanya itu dengan penuh cinta.

SETYA BELUM AKADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang