1. Setya Ngajak Rai Nikah Part 1 : Perawatan Jelang Wedding

3.1K 291 9
                                    

Di perjalanan pulang, selagi macet-macetan, selagi Rai fokus sama setir mobilnya, Setya buka-buka instagram. Soalnya sebelum pulang tadi, Prisa berpesan padanya dan Jihan kalau minta bantuin cariin konsep pernikahan yang bagus dan cariin MUA. Namun, setelah dicari-cari dan lihat-lihat, Setya jadi pengin nikah juga. Bahkan, keinginan Setya buat nikah makin menggebu-gebu.

Setya sering stalking akun-akun semacam Bride Story di instagram. Tapi gak pernah yang sampe hopeless banget kayak sekarang. Apa karena baru dapat kabar kalau sahabat dekatnya mau nikah ya, jadi keinginan ingin menyusul semakin besar.

"Rai, nikah yuk." Ajak Setya tiba-tiba.

"Yukk.." jawab Rai sekenanya.

"Aku seriuss."

"Aku juga serius sayanngg." Jawabnya lagi sambil memberi klakson pada mobil yang ada di depannya.

"Kamu gak mau nikah sama aku apa?"

"Siapa yang gak mau?" Rai balas bertanya. "Pasti gara-gara Prisa mau nikah nih, kamu jadi latah."

"Kalo iya, kenapa?"

"Yee.. nikah tuh gak boleh karna latah ngeliat orang mau nikah." Cakap Rai. "Menikah itu karna kamunya udah siap."

"Kalo kamu ajak nikah, aku siap kok." jawab Setya dengan lantang. Rai lantas tertawa. "Sedih aku, tadi kamu pas aku tanya mau nikah kapan, kamu jawabnya sabtu kalau enggak minggu."

Bukannya merasa bersalah, Rai malah ketawa ngakak. "Ciiaaa.. Setya baperr!!"

Setya mengerucutkan bibirnya diledekin sama Rai. Padahal dia beneran sedih. Untung udah lima tahun sama ni orang! Udah kepalang sayang banget juga. Jadi, udah gak kesel-kesel amat diledekin waktu lagi ngomong serius.

"Kenapa aku jawab gitu, karna aku juga gak bisa kasih kepastian kapannya. Makanya, aku jawabnya kalo gak sabtu ya minggu." Jelas Rai setelah itu.

"Emang apa sih yang bikin kamu gak bisa kasih kepastian ke aku?"

Rai melirik Setya. "Wiii.. mau deep talk nih kita???" goda Rai lagi. Setya memalingkan wajahnya pura-pura ngambek. "Kamu lagi ngebet banget nikah yaa?"

"Taauu ah!"

Ketika mobil melaju lagi setelah berhenti di lampu merah, Rai berbicara lagi. Berbeda dengan nada bercanda tadi. Kali ini dia serius.

"Buat aku nikah tuh gak mudah, Set. Banyak yang harus disiapin. Tanggung jawabya juga besar banget. Makanya, dibilang kalo nikah itu ibadah paling lama. Kerja sama paling lama juga."

"Selama lima tahun ini juga kita kerja sama membangun bahtera pacaran ini. Emang masih belum cukup buat kamu?"

"Halaaahh... lo aja kalo berantem minta putus muluu!" dengus Rai bercanda. Disindir oleh Rai seperti itu, membuat Setya yang tadinya galau, sedih, mellow jadi ngakak dan benar-benar merasa tersindir.

"Tapi kamu bakal nikahin aku gak?"

"Siapa yang gak mau nikah sama kamu?"

"Gak usah ngeles gitu deh! Gue cuma nanya, lo bakal nikahin gue apa enggakk? Tinggal jawab iya atau enggak ajaa ribet banget."

"Kalo aku jawab iya, nanti kamu ngarep. Kalo aku jawab enggak, nanti kamu ngambek."

"Hahahaha... anjirrr!"

**

Setengah enam pagi, Setya sudah rapih dengan outfit andalannya ke kantor. Maklum, karena rumahnya di pinggir kota jadinya kudu subuh-subuh jalan ke kantornya kalau gak mau kena macet di jalan dan terlambat ke kantor.

Farida selalu bangun sangat pagi untuk menyiapkan bekal untuk Setya dan suaminya. Kebetulan pagi ini yang sudah rapih duluan Setya, jadi dia sarapan lebih dulu daripada Papanya. Fyi, Setya anak bungsu. Dua kakaknya perempuannya sudah menikah dan ikut dengan para suaminya. Jadi, di rumah hanya bertiga, Setya, Papa dan Mama.

"Hari ini kamu bareng sama Rai?"

"Enggak. Rai ada meeting nanti jam 8. Takutnya terlambat kalo jemput aku dulu. Dia lagi banyak kerjaan, Mah."

"Ohh..." Seru Mamanya kemudian nyeruput teh manis hangatnya. "Ohiya, Set, kamu tau Hanifah, anaknya Bu Heru, itu lho, temenmu waktu SD, minggu nanti mau nikah. Kemarin undangannya baru aja di sebar."

"Iya, kemarin aku juga liat di instagramnya. Kemarin kayaknya dia abis foto pre-wedding." Tukas Setya. "Ohiya, aku lupa ngasih tau, si Prisa mau nikah juga, Mah. Rencana akhir tahun. Kemarin dia bilang."

"Wahh... Alhamdulillah." Ucap Farida. "Temen seumuran kamu udah pada nikah ya, Set."

"Iyaa. Setya kapan ya mah??"

Farida terkekeh mendengar pertanyaan Mamanya. "Tanya Rai dong."

"Rai ditanya, jawabnya bercanda mulu. Nyebelin."

"Emang kamu udah siap kalo diajak nikah sama Rai?"

"Siap."

"Masaaa??" goda Farida. "Nanti kalo nikah, Rai mau dikasih makan apa? Go-food? Emang gak boros tiap hari go-food mulu?" raut wajah Setya langsung senep. "Udah, belajar nyalain kompor dulu yaa." canda Mamanya lagi.

"Ahh.. Mama...." Desah Setya.

**

Menjelang akhir bulan, pasti Setya dan teman-temannya lembur. Kerjaan dari pagi gak ada abisnya dan selesainya. Untuk menjaga mood agar lembur jadi happy tentu harus di dopping dengan makanan yang enak. Entah, ini udah orderan go-food yang ke berapa hari ini. Yang baru saja datang adalah orderan pizza tiga loyang berukuran besar dan es kopi.

Setya dan teman-temannya pergi ke meja pergibahan untuk santai sebentar sambil menyantap pizza dan es kopi yang baru di pesan. Padahal sekarang sudah pukul setengah sepuluh malam, tapi para budak korporat ini tidak takut untuk makan malam. Persetan dengan lemak, aku hanya butuh asupan!

Kalau lagi waktu santai begini, ada aja yang diomongin dan dilakukan. Makanya, meja ini disebutnya meja pergibahan. Hari ini ngomongin per-skincare-an. Gara-gara melihat wajah Diana yang masih enak dipandang walau udah kerja dari pagi sampai sekarang pukul setengah sepuluh malam tetap cantik nan glowing. Sedangkan, Setya dan yang lainnya, udah kusut banget.

Awalnya Diana cuma bilang kalau skincarenya hanya pake produk-produk biasa. Namun, karena teman-temannya gak percaya, akhirnya Diana jujur juga. Ternyata eh ternyata, doi lagi perawatan.

"Tuhkan... gak percaya gue lo cuma pake sunscreen, serum, toner ala-ala doang!" hardik Jesika. "Soalnya gue juga pake itu semua produk tapi muke gue masih gak cakep-cakep jugaa. Gimana gak penasaran guee!"

"Kurang air wudhu kali lo, Jes." Sahut Riski.

Jesika langsung kicep. Teman-temannya ngakak ketika Jesika jadi bungkam. "Udah, Jes, terima takdir aja kalo muke ngepas." Rangkul Yuna.

"Tapi beneran, gue emang biasanya cuma rutin pake sunscreen, pelembab, serum, toner, gitu-gitu aja. Ini gue perawatan karna mau kawin aja. Makanya memperbaiki diri."

"Anjirrr!! Itu ternyata gongnya! Diana mau kewongg!!" seru Fidi dengan meriah.

"Iyeee... doain yaa beb. Semoga lancar." Pinta Diana. "Makanya gue merawat diri biar nanti pas suami gue unboxing gue, bagusan dikitlah." Papar Diana sambil tertawa.

"Bangkee! Unboxing dong!"

"Suami lo ngedapetin elo diendors apa gimana bukanya sampe di unboxing?!"

Semuanya lantas tertawa ngakak. Walau setelahnya teman-temannya Diana ini jadi pada gelisah akan jodoh mereka yang tak kunjung datang dan tak kunjung pasti. Termaksud Setya.

"Lagi musim nikah kayaknya ya! Perasaan gue denger kabar orang mau nikah mulu." Seru Setya.

"Iyaa, Set, tapi gue gak denger-denger nih kabar lo mau nikah?!" ujar Yuna.

"Yah, Yun, perasaan gue baru ngomong, udah kena aja!"

Lantas mereka tertawa ngakak lagi. Kemudian, berlanjut main cela-celaan dan tunjuk-tunjukan siapa yang bakal melepas masa lajang diantara mereka.

**

Selamat menikmati cerita barunya gengs! Moga sukaa yaa!

SETYA BELUM AKADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang