Efinna berjalan menuju kelasnya, diikuti oleh Tifanny di belakangnya. Efinna berhenti di kelas yang bertuliskan 11 IPA 2.
Kelas tak bersuara. Sangat senyap. Mungkin, murid-murid yang lain belum datang ke sekolah, karena masih sangat pagi.
Efinna membuka pintu kelas, lalu melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam.
"HAPPY BIRTHDAY......!!" sorak Meisya dan Ara dengan heboh.
Meisya dan Ara membuat jebakan di atas pintu kelas. Mereka menaruh satu ember yang dipenuhi oleh tepung.
Saat Efinna membuka pintunya dan masuk, ia langsung diguyur oleh tepung tersebut. Sambutan yang tidak pernah diharapkan oleh siapapun, apalagi di pagi hari.
Efinna mengerjapkan matanya. Ia membersihkan tepung yang memenuhi tubuhnya saat ini. Wajah Efinna yang dipenuhi tepung, menjadi bahan tawa dari Meisya dan Ara.
Murid-murid yang lain kembali acuh seperti biasanya. Mereka mengabaikan semua ini. Hanya Indri yang berdiri untuk melihat semua kejadian ini.
Indri mengepalkan tangannya dengan kesal. Ia muak dengan Meisya dan juga Ara. Indri pikir, ucapannya terakhir kali akan membuat Meisya sadar dan mengubah sikapnya. Namun, hasilnya nihil.
Tifanny yang berdiri di samping Efinna, memberikan reaksi dengan mendengus kesal.
"HAHAHAHAHA....."
"HAHAHAHAHA........ "
"HAHAHAHAHA........"
Meisya dan Ara tertawa terbahak-bahak.
Efinna menelan ludah. Ia hanya dapat menahan kesedihan serta kekesalannya di dalam hati.
Efinna masih saja berusaha membersihkan tubuhnya yang penuh akan tepung itu. Ia menahan tangisnya sembari menepis debu-debu putih dari tubuhnya. Tak hanya wajah yang terlihat lucu karena tepung, rambutnya juga ikut menjadi bahan tawaan.
"HAPPY BIRTHDAY!!!" Meisya dan Ara kembali bersorak.
Efinna menundukkan kepalanya sembari membersihkan roknya. Dia ingin mengabaikan itu semua.
"Selamat ulang tahun Fina. Kejutan yang luar biasa kan?" tanya Meisya sembari tersenyum licik.
Tifanny berjalan maju mendekati Meisya. Ia berdiri di hadapan Meisya. Tifanny menatap Meisya dengan berani sembari melipat tangannya.
"Gue, akan balas semua..penderitaan yang Fina rasakan!" ucap Tifanny dengan mata berkaca-kaca.
Meisya berjalan maju, semakin mendekati Efinna. Ia menembus tubuh Tifanny dengan mudah.
Meisya menghela napas dengan kecewa. "Tadinya...gue mau meluk lo. Sebagai..ucapan selamat ulang tahun. Tapi nggak jadi. Karena lo terlalu kotor.
Efinna mengangkat kepalanya. "Aku nggak ulang tahun. Kayanya...kamu salah orang deh," sahut Efinna dengan lugas.
Meisya menggaruk dahinya sembari tertawa kesal.
Meisya semakin mendekati Efinna. Ia memajukan wajahnya ke telinga Efinna.
"Woaah....udah berani ngelawan," Meiysa berbisik tepat di telinga Efinna.
Meisya menjauhkan kepalanya, lalu menatap Efinna sembari tersenyum manis.
Tak lama kemudian, Meisya kembali mendekatkan wajahnya pada telinga Efinna.
"Asal lo tau, keberanian lo yang kaya gini...nggak akan pernah bisa bikin gue mundur!" Meisya membisikkan kembali dengan memberikan peringatan tegas. "Asah lagi keberanian lo! Tunjukin ke gue! Karena gue suka, ngelihat orang yang lemah memaksakan diri untuk berani!" lanjut Meisya dengan nada bicara yang diperlambat.
![](https://img.wattpad.com/cover/232908073-288-k635033.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tifanny's Missions
FantasyTifanny Selgiani menjadi arwah gentayangan sejak kematiannya genap empat puluh hari. Dia selalu mengikuti kemana kembarannya berada, Efinna Selgiana. Efinna adalah gadis yang pintar, pendiam serta penurut namun selalu menjadi sasaran bully dari tema...