Taehyung perlahan mengangkat kepalanya menatap pantulan dirinya di cermin rias itu.
Wajahnya pucat, bahkan bibirnya ikut kering.Mengela nafas pun susah rasanya, nafasnya terasa masih panas, tidak seperti biasanya.
Ia masih sakit, pusing, itu ia rasakan.
Menarik ponselnya lalu memasukkan di saku celana.
Ia butuh refreshing sejenak.Lagipula, semua pekerjaan nya di sini sudah selesai, dan esok pagi ia akan segera kembali lagi ke negara asalnya.
" Tuan muda? "
Tersenyum tipis, Daniel berdiri di sana, di tengah ruangan.
" Tuan muda mau kemana? "
" Keluar sebentar-
" Mau saya temani? "
- Tidak perlu Daniel, aku hanya sebentar saja. "
" Tapi tuan muda, anda masih dalam keadaan tak baik... "
Lagi lagi Taehyung tersenyum, pengawal setianya ini memang sangat pengertian.
" Tak apa, aku sudah cukup baikan, lagipula aku hanya ingin ke pantai sejenak, sebelum besok pagi kita terbang. "
Taehyung berlalu, dan Daniel diam diam mengikutinya dari belakang. Ia tentu tak akan kecolongan lagi setelah apa yang menimpa tuan mudanya malam itu.
Malam dimana ia menemukan tuannya dalam keadaan tidak baik baik saja, kacau, amat malah.Tuan mudanya yang begitu ia jaga dan sayangi layaknya saudara kandung.
Taehyung memang sempat mengalami drop, dan itu membuatnya memundur jadwal rapat.
Villa yang mereka tempati memamg berada tepat di dekat pantai, itu membuat Taehyung hanya perlu berjalan kaki sebentar untuk sampai di bibir pantai indah itu.
Angin laut yang begitu menyegarkan menerpa tubuh dan wajahnya.
Taehyung menyukai ini, memejamkan matanya, meresapi betapa nikmatnya ciptaan Tuhan.Hari sudah sore, tapi itu tak membuat pantai itu buruk malahan tambah indah kala kita akan bisa lebih jenas bisa melihat matahari terbenam nantinya.
Itulah yang TaeHyung harapkan.Pantai itu tidak ramai, tapi tidak juga lengang. Masih ada beberapa orang yang menikmati hidup bersantai dengan bermain air di tepi sana.
Taehyung pun kembali melangkah, kali ini ia berjalan tanpa alas kaki.
Sendalnya ia biarkan teronggok di bawah salah satu pohon kelapa.
Berjalan menyusuri bibir pantai itu, membiarkan kaki telanjangnya di terpa air dingin yang seketika menggelitik kakinya dengan pasir halus.
Tangannya ia lipat ke belakang tubuh, sedangkan kepalanya terus tertunduk.
Begitu banyak yang ia pikirkan saat salah satunya adalah kejadian malam itu.
Taehyung dengan amat yakin, kalau sosok yang ia jumpai saat itu adalah adiknya. Tapi..., kenapa pemuda itu mengaku tidak mengenalinya?
Taehyung sedih, tentu saja. Harapan besarnya seketika langsung di banting ke atas perapian besar.
Hahhhhh..
Taehyung menghela nafas, mendongak menatap deburan ombak di depannya dengan senyum sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CtD_/KO
Random" Jungkook-ah, ku mohon kembalilah pada ayah.... " " Maaf hyung, aku tak bisa. Aku tidak mau lagi di perbudak olehnya! " " Jungkook-ah... Ku mohon.... " " Apa yang aku dapat, jika aku kembali...? " " Hiks.. Hiks.. Aku! Kau bisa memiliki aku, jungkoo...