D⅝

6.4K 684 25
                                    








































Sudah seminggu lamanya Taehyung sudah berada di Korea, kembali pada aktivitas memuakkannya yang selalu mencekik lehernya itu.

Nafasnya kembali ia helakan dengan kasar, matanya ia pejamkan kala rasa pening semakin terasa di kepalanya saat ini.

Sial, ia lupa untuk makan siang. Dan ini bahkan sudah mulai memasuki waktu sore.

Satu persatu para karyawan nya di bawah sana sudah mulai mengemasi barang karena jam kerja akan segera berakhir.

Matanya kembali ia buka, memandang kesal pada tumpukan berkas berkas sialan di atas meja itu yang tampaknya tiada habis, bahkan semakin menumpuk saja hanya jika di perhatikan begitu.

Taehyung mau pulang, tapi hatinya juga malas.
Sekali lagi, sial!

Ia malas pulang, lagipula untuk apa? Tak ada yang bisa menghiburnya atau bahkan menyambutnya selain para maid dan penjaga lainnya.

Taehyung ingin yang lain, ayahnya misalnya. Tapi itu mustahil, mengingat sang ayah masih mendekam di balik ruang isolasi.

Jungkook?

Tolong jangan ingatkan ia tentang sosok itu, yang hanya akan menggerogoti hatinya nyaris menyiksa jiwa mental otaknya.

Tak ada pilihan lain, bangkit lalu menyambar kunci mobil dan juga dompet serta ponselnya.

Berlalu keluar ruangan itu, masalah berkas sialan itu, ia akan lanjutkan besok saja.

" Tuan, tuan akan pulang sekarang? "

Daniel rupanya sudah duduk manis di ruang jaga basement bersama seorang satpam.

Taehyung bergumam, lalu menyerahkan kunci mobilnya tadi pada Daniel.

" Kau pulanglah lebih dulu-

" Tuan? "

" Aku ingin pergi ke suatu tempat dengan mobil lain. "

" Tapi tuan, bagaimana jika-

" Tidak akan terjadi apa apa denganku. GPS HP ku masih menyala jika kau ingin melacaknya. "

Taehyung berlalu dengan mobilnya yang lain.
Ia ingin sendiri.

Dan kali ini mobilnya ia lajukan dengan santai menuju salah satu pusat hiburan malam.
Yeah, Club.

Mungkin dengan sedikit minum bisa membuatnya tenang?
Entahlah.

Jas di tubuhnya ia lepas, meninggalkannya di dalam mobil. Kini ia keluar dengan kemeja putih dengan celana bahannya yang sedikit mengepres lekuk tubuh itu.

Di saat ia masuk, di situlah tak sedikit yang memandangnya penuh minat, tapi lagi lagi Taehyung tidaklah peduli.

Terus melangkah menuju area bartender, memesan minuman dengan kadar alkohol paling rendah.
Taehyung belum dan tak ingin mabuk.
Ia ingat, ia datang kemari sendirian tanpa satupun pengawal termasuk Daniel.

" Mau ku temani manis? "

Seseorang baru saja duduk di sampingnya, bahkan tangan itu dengan lancang sudah merangkul pundaknya.

" Tidak. Dan jauhkan tangan anda. "
Tepisnya agak kasar.

Taehyung tidak suka di sentuh oleh sembarangan orang terutama orang asing.

CtD_/KO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang