Pagi menyambut dengan hangat, salah satu dari anak adam yang masih terbaring di kasur besar itu perlahan mulai membuka kedua kelopak matanya.
Mengerjab beberapa kali mencoba mengumpulkan seluruh kesadarannya terlebih dahulu barulah ia menoleh ke samping.
Sosok yang begitu rupawan itu tampak masih begitu lelap dalam tidurnya.
Wajahnya yang damai membuat senyumnya merekah. Tak ada niat di hati untuk sekedar membangunkan maka ia bangkit dengan perlahan setelah mencoba menyingkirkan tangan pemuda itu dari lingkaran perutnya.Merapikan sedikit baju nya barulah ia berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri.
Tak butuh waktu lama, Taehyung pun keluar dengan pakaian santainya. Ini masih terlalu pagi untuknya berpenampilan rapi (kantor /formal).
Jungkook, prmuda tampan itu masih dalam posisi yang sama sejak ia tinggalkan tadi. Taehyung menggeleng pelan.
Berlalu keluar kamar dengan tujuan ke dapur utama di rumah besarnya ini. Ia ingin memasakkan sesuatu untuk adiknya itu setelah sekian lama ia lakukan.
" Tuan Taehyung? Apa yang anda lakukan di dapur sepagi ini, tuan? "
Bibi Han tiba tiba saja muncul dengan kemoceng di tangan kirinya.
" Ah bibi... Tidak apa apa, saya hanya ingin memasakkan sesuatu untuk Jungkook.. "
Bibi Han tersenyum lembut, ia bahagia, tuannya kembali ceria setelah lima tahun berlalu.
Kehadiran Jungkook memang membawa dampak yang banyak bagi tuannya yang satu ini.
" Mau bibi bantu? "
" Tidak perlu bi... Bibi bisa lanjutkan pekerjaan yang lain.. Masalah ini biar saya saja. "
Sang bibi mengangguk saja. Ia memang sudah amat tau akan kebiasaan tuannya yang ini. Taehyung memang akan selalu memasak untuk adiknya.
" Baiklah, kalau begitu bibi pamit kr ruang sebelah... "
Kini giliran Taehyung yang mengangguk namun tetap fokus pada potongan kentangnya yang ia buat dadu.
TaeHyung berencana akan memasak sup ayam dengan telur gulung saja.Sedangkan di kamar atas, Jungkook baru saja bangun dengan mendapati dirinya tinggal sendiri di kasur itu.
Menghela nafas sejenak sebelum meraih ponselnya yang masih tersambung dengan kabel charger.
Ada beberapa buah notifikasi di sana, dan hampir semuanya adalah pesan mengenai beberapa pelanggannya (penyewa jasa) ketika ia masih berada di Jepang.
Setelah selesai ia membalas pesan pesan itu barulah ia ke kamar mandi dengan membawa handuknya.
Tapi sebelum itu ia sempat menoleh ke arah sebuah bingkai foto berukuran 20R yang terpajang apik di dinding kamarnya itu dengan senyum tak berarti.
Ia tak tau harus berekspresi bagaimana saat ini. Ada rasa bahagia namun juga terselip akan kesedihan yang kentara.
*
Jungkook turun dari kamarnya dengan setelah kemeja hitam dan celana bahannya. Ia sudah sangat rapi dan juga terlihat amat tampan.
Matanya berpendar meneliti setiap objek yang berada di ruangan besar itu dari atas tangga.
" Selamat pagi tuan Jungkook... "
KAMU SEDANG MEMBACA
CtD_/KO
Random" Jungkook-ah, ku mohon kembalilah pada ayah.... " " Maaf hyung, aku tak bisa. Aku tidak mau lagi di perbudak olehnya! " " Jungkook-ah... Ku mohon.... " " Apa yang aku dapat, jika aku kembali...? " " Hiks.. Hiks.. Aku! Kau bisa memiliki aku, jungkoo...