Alena Mahendra, itulah nama yang tertera di papan nama buatan tangan yang tertempel didada seorang siswi berseragam putih biru. Siswi itu sedang menunggu jawaban resepsionis dengan tak sabar.
"Lena? Ngapain disini?" tanya seorang perawat yang terlihat heran.
"Mamah kecelakaan, tante Abel"
"Hah? Kok bisa? Dia nggak kenapa-napa kan?"
Lena menggeleng tak tahu dan kembali menatap mbak resepsionis dengan wajah yang semakin khawatir.
"Bu Nata masih dioperasi"
Mata Lena membulat setelah mendengar ucapan mbak resepsionis. Tanpa bertanya lagi, Lena langsung berlari menuju ruang operasi dengan mata berkaca-kaca.
Lena tak butuh waktu lama untuk menemukan ruang operasi di rumah sakit milik orangtuanya ini. Sesampainya di depan ruang operasi Lena melihat papanya yang sedang mondar-mandir dengan handphone yang tertempel ditelinganya.
Lena mengatur nafasnya yang tak beraturan. Ia menghampiri papanya masih dengan raut khawatir yang sangat kentara.
"Pah, mam-"
"Shuut" papanya menempelkan jari telunjuk di bibirnya seraya menjauhkan handphonenya. "Jangan berisik, papa lagi telfon investor" ucapnya memperingati.
Lena hanya bisa diam dengan rasa kesal, bisa-bisanya papanya mengkhawtirkan perusahaan disaat istrinya sendiri sedang dioperasi karena kecelakaan mobil yang cukup parah. Lena pun memilih duduk di kursi tunggu sambil berdoa agar operasi mamahnya lancar.
Lena menoleh ketika mendengar derap kaki yang mendekat dengan cepat. Ada kakaknya yang terlihat sangat kusut.
Bugh!
Lena terkejut ketika kakaknya tiba-tiba meninju tembok dengan keras kemudian duduk disebelahnya sambil mengacak rambutnya.
"Issh! Bentar lagi mau nikah kenapa malah minta putus coba?!"
Lena tambah kesal ketika mendengar kakaknya yang menggerutu karena diputusin pacarnya. Bukannya khawatirin mamahnya, kakaknya itu malah mikirin pacarnya. "Anak sama bapak sama aja!" cibir Lena.
✨✨✨
Sudah lebih dari dua jam Lena menunggu di depan ruang operasi. Papa dan kakaknya sudah pergi sejak satu jam yang lalu, keduanya yang seakan tak peduli dengan mamah membuat Lena semakin frustasi.
Lena refleks berdiri ketika pintu ruang operasi terbuka.
"Gimana, dok? Mamah baik-baik aja kan?" tanya Lena yang langsung menghampiri dokter itu, sedangkan papa dan kakaknya masih sibuk dengan urusan sendiri.
"Alhamdulillah operasinya lancar" jawabnya disertai seulas senyum. "Bu Nata mengalami trauma abdomen dan terjadi pendarahan yang cukup parah dari bekas operasi usus buntunya. Tapi untungnya, Bu Nata dapat bertahan dengan baik dan operasi berjalan dengan lancar."
Lena menghembuskan nafas lega setelah mendengarnya.
"Sebentar lagi, Bu Nata akan dipindahkan ke ruang ICU. Kalau begitu saya permisi dulu"
Lena menganggukkan kepalanya "Iya, dok. Terima kasih, dok"
✨✨✨
Lena menghela nafas lelah ketika memasuki kafe rarabella, ia duduk di tempat kesukaannya, meja bundar ditengah kafe dengan dua kursi kayu yang sangat jarang ditempati oleh pengunjung lain.
Lena merasa sangat frustasi dengan segala hal. Mulai dari paginya, dimana ia telat berangkat ke acara mpls dan akhrinya dihukum lari keliling lapangan bola, sampai sekarang mamahnya yang belum sadar setelah di operasi beberapa jam lalu.
Lena mengeluarkan selembar kertas dan pulpen dari tasnya, harusnya ia pulang ke rumah tapi ia malah mampir dikafe milik mamahnya ini. Lena pun menuliskan apa saja yang muncul dikepalanya, mulai dari kekecewaannya pada papa yang lebih mementingkan perusahaan yang hampir bangkrut, sampai kekesalannya pada kakaknya yang sibuk mengejar tunangannya yang sudah putus nyambung selama 10 tahun.
"Kalian tuh berdosa banget!" sungut Lena setelah selesai curhat pada sehuah kertas yang kemudian ia selipkan kedalam vas bunga ditengah meja.
"Lena? Malem-malem kok masih pake seragam? Pulang dulu gih, ganti baju"
Lena menoleh kemudian tersenyum tipis pada tante Tita yang mengurus kafe ini. "Ini baru mau pulang, tan"
✨✨✨
Hallo
Selamat datang dicerita saya
Semoga suka ya
Ini baru prolog, ceritanya baru mulai di part selanjutnya hehehe
Jadi jangan lupa vote dan komen ya
Follow juga instagram @itsnarulyah untuk keseruan lainnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Lena The Troublemaker
Teen Fiction"LENAAAAA! Berani-beraninya kamu taburin minyak di ruangan saya!" bentak Bu Atik "Hwehehehe maaf bu, Lena sengaja" Lena mengacungkan dua jarinya disertai senyuman manisnya. "Udah bu, usir aja tuh ratu lele dari sekolah" Lena mendelik tajam pada Der...