"Lo mau ngapain sih minta anter ke ruang BK?" tanya Fifi ketika sebentar lagi sampai di ruang BK. "Gue laper njim, tapi kantin pasti penuh" gumamnya kesal.
"Gue mau ngambil kunci gudang rooftop" jawab Lena sambil membuka pintu BK. "Lo jagain ya" bisiknya setelah melihat ruang BK yang kosong.
"Heeeh? Lo mau maling?" tany Fifi dengan mata membulat
Lena mengangguk dengan cengirannya.
"Kuy lah! Lumayan kan bisa dijadiin tempat persembunyian" ucap Fifi semangat.
Lena mengangguk kemudian langsung masuk ke ruang BK, sementara Fifi berdiri di luar menjaga pintunya.
Lena langsung membuka laci meja Bu Atik, tempat dimana kunci gudang di simpan. Ia tersenyum ketika melihat kunci tersebut bertumpuk dengan kunci yang lain dan benda-benda lain seperti buku agenda, pensil, cutter, gunting.
"Len, Bu Gotik mau kesini, cepetan!" Fifi memperingati.
Tanpa pikir panjang Lena langsung mengambil kunci dengan gantungan logo SMA Dahlia.
Sreet
Lena meringis kecil ketika punggung tangannya tergores pisau cutter yang ada di laci.
"Len ayo!" seruan Fifi terdengar cemas.
"Iya ayo" sahut Lena yang sudah berlari keluar ruang BK.
Setelah cukup jauh dari ruang BK, Fifi berhenti berlari.
"Mana kuncinya? Dapet kan?"
Lena pun memberikan kunci tersebut pada Fifi.
"Eh tangan lo kok berdarah, Len?"
"Kayaknya azab nyuri kunci heheheh"
"Ke UKS gih, takut bahaya darahnya ngalir mulu tuh" titah Fifi dengan wajah khawatirnya.
"Nggak papa, bentar lagi juga berhenti kok"
"Ish! Ke UKS sana"
Lena pun dengan pasrah pergi ke UKS, sedangkan Fifi malah pamit pergi ke gudang rooftop. Lena berjalan menuju UKS sambil neken goresan ditangannya pake tisu.
"Permisoy" Lena berujar sambil membuka pintu UKS. Tanpa ragu ia memasuki ruangan bernuansa putih dengan beberapa brankar dan ranjang tempat tidur yang sangat nyaman. "Permisi? Ada orang nggak?" tanyanya sambil duduk di salah satu brankar.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?"
Lena menahan nafas saking kagetnya, ia tak menyangka akan bertemu Deran di UKS. Deran terlihat lebih keren dengan jas putihnya, jangan lupakan gaya rambutnya yang mirip ulzzang.
"Lena? Ngapain lo disini?" tanya Deran yang sama terkejutnya.
"Tangan gue luka" Lena menunjukkan tangannya yang terbalut tisu yang berubah warna menjadi merah.
"Yaampun, kenapa darahnya keluar sebanyak itu?" Deran berdiri didepan Lena dengan heran.
"Nggak tau" Lena menggeleng lemah
"Coba gue liat dulu" ucap Deran kemudian mengambil tisu yang menutupi luka ditangan Lena. "Astagfirullah, lo abis ngapain sampe punggung tangan lo sobek gini?!?!?"
Lena tersenyum tipis, entah kenapa ia suka melihat raut khawatir Deran.
"Ini hampir lima senti loh panjanhnya" Deran menatap Lena dengan takjub. "Sini ikut gue" titahnya sambil menarik Lena menuju wastafel di pojok UKS untuk membersihkan luka Lena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lena The Troublemaker
Teen Fiction"LENAAAAA! Berani-beraninya kamu taburin minyak di ruangan saya!" bentak Bu Atik "Hwehehehe maaf bu, Lena sengaja" Lena mengacungkan dua jarinya disertai senyuman manisnya. "Udah bu, usir aja tuh ratu lele dari sekolah" Lena mendelik tajam pada Der...